KULIAH LAPANGAN KE KPU KOTA MAGELANG

KULIAH LAPANGAN KE KPU KOTA MAGELANG

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang melakukan kuliah lapangan ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Magelang (Kamis, 4 April 2019) yang merupakan salah satu kegiatan proses belajar matakuliah ilmu politik dasar. Pada kuliah lapangan ini mahasiswa didampingi oleh dosen pengampu Ibu Kanti Pamungkas Sari dan Mas Sihabuddin sebagai pemberi arahan saat perkuliahan berlangsung.

“Tentunya, mahasiswa perlu kami dampingi. Kalau tidak didampingi siapa yang akan memberi arahan di sini” ujar Kanti

Selama kuliah lapangan berlangsung mahasiswa diberi materi oleh ketua KPU kota Magelang Bapak Basmar Periyanto Amron dengan penjelasan yang begitu komplek mulai dari sejarah KPU, tugas-tugas KPU, dan sebagainya. Tidak hanya berdasarkan penjelasan secara lisan, Pak Basmar juga menyertakan video-video terkait dengan KPU dan sejarah pemilu di Indonesia mulai dari orde lama sampai saat ini.

Setelah ketua KPU menjelaskan secara panjang lebar tentang KPU, acara dilanjutkan dengan diskusi yang cukup panjang karena keingintahuan peserta kuliah lapangan yang begitu tinggi terkait dengan KPU. Keingintahuan tentang KPU yang begitu tinggi bisa dilihat dari pertanyaan seorang mahasiswa yang penasaran tentang apa kegiatan KPU setelah masa lalu, mengingat pemilu tidak ada setiap hari.

“Saya penasaran dengan kegiatan KPU jika tidak musim pemilihan. Karena pemilu kan tidak ada setiap hari seperti kegiatan di dunia pendidikan, perdagangan, dan lainnya” tanya mahasiwa yang biasa disebut Fafa.

KPU memiliki banyak kegiatan meskipun tidak musim pemilihan umum, untuk mempersiapkan pemilu saja, KPU membutuhkan waktu paling tidak 20 bulan. Lain lagi, kegiatan-kegiatan KPU seperti sosialisasi di tengah-tengah masyarakat.

“Kegiatan KPU bukan saya menjelang pemilu saja, bahkan untuk kegiatan pemilu persiapan yang kami lakukan sekitar 20 bulan. Selain itu, kami melakukan sosialisasi pemilu kepada masyarakat dan kegiatan-kegiatan lain” jelas Basmar.

PENGALAMAN PERTAMA IKUT LOMBA DEBAT

Oleh: Annisa Zafira (Ilkom ’18)

Pada Senin, 26 Maret 2019 lalu, Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Muhammadiyah Magelang mengirimkan tiga wakilnya untuk mengikuti KDMI (Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia) tingkat perguruan tinggi. Ketiga mahasiswa itu adalah Augustin Falah Pawaka dan Dwi Yuliani dari Prodi Psikologi dan Annisa Zafirah dari Prodi Ilmu Komunikasi. Kegiatan yang diikuti oleh enam kelompok debat dari seluruh fakultas ini dilaksanakan di aula Fakultas Ilmu Kesehatan yang terletak di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang.

Kompetisi debat ini adalah pengalaman pertama bagi saya dan Falah, sedangkan sebelumnya Dwi telah mengikuti kompetisi debat tingkat perguruan tinggi Muhammadiyah. MOSI pada debat kali ini disampaikan dan dipilih acak oleh para peserta 15 menit sebelum debat masing-masing kelompok berlangsung. Pada technical meeting dua hari sebelum kompetisi berlangsung, panitia hanya menyampaikan clue dari tema debat nanti adalah hal yang sedang booming atau sedang marak dibicarakan di masyarakat. Tentu saja masing-masing dari kami memikirkan tentang dunia politik karena sebulang mendatang akan dilaksanakan pemilihan umum 2019. Tentu saja kami juga mencari jurnal-jurnal penting tentang kecanduan game, hal-hal terkait tentang gadged di kalangan milenial dan terkait masalah sampah, karena sampah adalah masalah yang tak kunjung selesai di Indonesia.

Pada debat kali ini ternyata kami mendapatkan tema tentang “Pemerintah Melarang Operasi Ganti Kelamin”. Kami dari Tim Pemerintah dan oposisi kami dari Fakultas Hukum. Setelah menerima MOSI dari panitia dan dewan juri, seketika pikiran kami blank dan sedikit kebingungan, tetapi kami menemukan jalan dengan mengait-ngaitkan hal tersebut dengan cabang ilmu yang kami pelajari, seperti kondisi psikologis, membangun opini publik, serta kondisi-konisi sosial yang ada di masyarakat. Setelah menyampaikan dan tetap berpegang teguh pada argument kami dari tim pemerintah tentu saja tetap setuju pada Mosi hari ini sampai waktu debat yang diberikan berakhir.

Pada KDMI kali ini FPH gagal menjuarai kompetisi. Namun, sebagai generasi muda kami tidak boleh putus asa dan akan terus belajar dan mencari pengalaman. Beberapa dosen dari FPH juga menyemangati kami dan memberikan beberapa masukan. Karena pada lomba debat kita dituntut menyampaikan dan mempertahankan argument, ada beberapa tips yang akan memperkuat kamu pada saat debat nanti.

  1.  Sebutkan nama dan dari tim mana kamu berasal. Jangan sampai gugup ketika menyampaikan argument.
  2. Selalu mengikuti berita-berita / isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat.
  3. Jangan membangun opini tunggal/ berpegang pada satu sumber, maka carilah informasi sebanyak-banyaknya dan membaca kutipan-kutipan isu terkait.
  4. Simak betul-betul argument yang di sampaikan lawan sehingga nanti kamu dapat memikirkan kalimat sanggahan untuk mematahkan argument tim lawan. Serta pemilihan kata yang tepat dan penggunaan bahasa sesuai situasi dan kondisi.
  5. Percaya diri dan jangan sampai terbawa emosi, sikap percaya adalah salah satu hal yang sangat penting dalam mempertahankan argument. Jangan takut salah dan tetaplah yakin pada argument yang kamu bangun.
  6. Siapkan mental dan fisik ketika berdebat, karena kalau tidak, kamu akan blank dan juga banyak lagi kesalahan yang akan kamu buat ketika mental kamu tidak disiapkan dengan baik.

Sekian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk saya. Good Luck teman-teman semoga berhasil.

Dosen FPH UMMgl Ikuti Urecol 9

Dosen FPH UMMgl Ikuti Urecol 9

Purworejo, 09/03/19. Sejumlah Dosen Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Universitas Muhammadiyah Magelang mengikuti Call For Papers (Urecol 9 atau the 9th University Research Colloquium 2019) yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dosen tersebut berjumlah empat orang, dua dari Prodi Ilmu Komunikasi dan dua dari Prodi Psikologi yang mempersentasikan hasil penelitiannya. Keempat dosen tersebut Aftina Nurul Husna, Sihabuddin, Rayinda Faizah, dan AL Amrul Haq mengikuti kegiatan ini karena memberikan manfaat bagi banyak pihak.

“Kami berempat sengaja mengikuti call for papers ini karena manfaatnya sangat besar bagi kami dan bagi institusi. Tentunya bagi yang membaca hasil penelitian kami setelah dipublikasikan,” ujar Amrul mewakili Dosen lainnya.

Aftina yang merupakan Kaprodi Ilmu Komunikasi dan mengampu mata kulaih psikologi komunikasi memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Karakter Wirausaha dan Non Wirausaha: Kontribusi untuk Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia”.  Sedangkan Sihabuddin dosen Prodi Ilmu Komunikasi mempersentasikan artikelnya yang berjudul “Perencanaan Komunikasi Program Eliminasi Malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tmur”. Adapun Amrul yang merupakan dosen Prodi Psikologi memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Building Rapport Pengemudi Gojek Kota Magelang”. Sementara Rayinda memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul yang berjudul “Studi Literatur Kekerasan Terhadap Perempuan: Masalah, Dampak dan Penanganan”.

Sebelum memaparkan hasil penelitiannya masing-masing para peserta sidang mengikuti seminar ilmiah yang diselenggarakan di Auditorium Kasman Singodimedjo.

Serasehan Dosen dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Serasehan Dosen dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Serasehan merupakan salah satu acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH). Pada tahun ini fakultas yang terdiri dari Prodi Ilmu Komunikasi dan Prodi Psikologi ini menyelenggarakan serasehan dengan seluruh elemen akademika Fakultas Psikologi dan Humaniora mulai dari dekan sampai mahasiswa di ruang kuliah fakultas pada Jumat, 8 Maret 2019. Serasehan yang dimulai dari jam 08.00 WIB ini dipimpin langsung oleh Dr. Purwati, MS., Kons. selaku Plt. Dekan.

Pada pemaparannya Dr. Purwati berpesan pada semua mahasiswa dan dosen untuk saling bekerjasama dalam memajukan FPH sesuai dengan perannya masing-masing. Selain itu, dihimbau pula agar mahasiswa tidak hanya fokus pada kegiatan kuliah saja, tetapi juga mengembangkan potensi yang dimiliki setiap mahasiswa karena sangat mendukung untuk masa depannya. Namun demikian, tetap mengutamakan kegiatan kuliah karena niatnya kuliah.

“Saya berpesan kepada semua dosen dan mahasiswa di sini untuk saling bekerjasama dalam memajukan FPH ini, apalagi fakultas ini masih baru yang tentunya sangat membutuhkan kerja yang lebih keras dan semangat untuk kemajuan bersama,” kata Dr. Purwati di sela-sela penyampaiannya terkait dengan serasehan.

“Mahasiswa jangan lupa untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, sebagai bekal untuk masa depan. Namun, jangan sampai melupakan kegiatan kuliah karena niatnya ke sini kan kuliah,” tegasnya di akhir pemaparan.

Banyak sekali masukan dan usulan-usulan dari mahasiswa setelah pemaparan dari dekan terkait dengan serasehan tahun 2019 ini. Salah satunya dari Gamal ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Prodi Ilmu Komunikasi, “Saya berharap adanya kegiatan yang mendukung menambah keakraban antar mahasiswa dan dosen, seperti studi tour bersama,” ungkap Gamal.

Metode Pembelajaran Aktif dan Inovatif untuk Mahasiswa

Metode Pembelajaran Aktif dan Inovatif untuk Mahasiswa

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan diskusi “Metode pembelajaran aktif dan inovatif kepada mahasiswa” di ruang rapat Fakultas Psikologi dan Humaniora dengan pemateri Bapak Arif Wiyat Purnanto dari Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Muhammadiyah Magelang pada Sabtu, 2 Maret 2019.

Sebulum acara diskusi dimulai diawali dengan sambutan ketua Prodi Ilmu Komunikasi Aftina Nurul Husna. Dalam sambutannya Aftina mengharapkan banyak hal yang diperoleh pada kegiatan diskusi metode pembelajaran ini karena saat ini zaman semakin berkembang dan mahasiswa pun tentunya berbeda dengan zaman dulu yang sangat membutuhkan metode pembelajaran yang berbeda pula.

“Saat ini, mahasiswa yang kami hadapi berbeda dengan waktu kami kuliah, jadi kami sangat membutuhkan metode pembelajaran yang aktif dan inovatif agar mahasiswa tidak bosan di kelas dan tentunya memahami materi-materi yang disampaikan oleh dosen,” jelas Aftina.

Di saat diskusi berlangsung, Arif Wiyat menyatakan kesalahan dalam pembelajaran banyak pembelajaran berorientasi pada target bukan pada proses. Padahal belajar adalah sepanjang hayat. Selain itu, kekurangan pendidik dalam mengajar karena banyak pendidik memaksa murid atau mahasiswanya untuk mengikuti cara guru mengajar, tidak mau mengajar dengan cara siswa belajar. Padahal setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

“Kalau siswa sulit belajar dengan cara guru mengajar, mengapa guru tidak mengajar dengan cara siswa belajar,” pungkas Arif Wiyat.