Selasa 27 Oktober 2020 Bertempat di Hotel Dafam Royan Yogyakarta, berlangsung rangkaian acara Seminar Nasional dan Muswil Aspikom Korwil Jateng-DIY. Kurang lebih 40 program studi hadir baik secara luring dan daring. Acara tersebut dimulai dengan seminar nasional bertajuk “Sinergi Lintas Ilmu Dalam Merdeka belajar Ilmu Komunikasi”.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum Pusat Aspikom Dr. Muhammad Sulhan sebagai keynote speaker dari UGM, memaparkan bahwa setiap prodi ilmu komunikasi harus mulai adaptif dan tetap dapat berkolaborasi. Bukan hanya antar sesama prodi ilmu komunikasi tetapi juga antar program studi lain. Seperti terkait digitalisasi, akan menarik jika bekerja sama dengan prodi psikologi dan atau prodi teknik informatika untuk merumuskan formula terbaik merespon digitalisasi ini.
Diskusi di Moderatori oleh Ika Devi S., M.Si. Sementara itu, pambicara pertama Roberto Santani dari Astra Credits Company. Robert Santani memaparkan bukan hanya perguruan tinggi namun industri juga tetap berkolaborasi dapat beradaptasi, saat ini. “Industri juga melakukan riset terhadap kurikulum Perguruan Tinggi guna melihat daya serapan dan pengembangan industri kedepan, karena Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset besar industri,” ujar Roberto Santani.
Hadir sebagai pembicara kedua ialah Prof. Djoko Budi, Guru Besar teknik Informatika UAJY, memberikan banyak contoh tentang kolaborasi riset yang ia lakukan dengan beberapa prodi, misalnya dengan prodi psikologi dan ilmu sosial lain. Hal senada juga disampaikan oleh Ignatius Haryanto., M.Hum, pakar Jurnalistik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ignatius Haryanto mencontohkan bahwa dasar keilmuan sejarah yang ia kuasai menjadikannya pakar dalam bidang sejarah pers.
Point penting pembahasan dalam diskusi ini adalah bagaimana posisi Prodi Ilmu Komunikasi menghadapi disrupsi dan pandemi. Prodi ilmu komunikasi diibaraktkan seperti berada dalam menara gading, berubah bersinergi, atau tetap ekslusif dan terdisrupsi. Karena sejatinya ilmu multimedia dan audio visual saat ini bukanlah kajian yang hanya dimiliki ilmu komunikasi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan musyawarah wilayah (muswil) pemilihan ketua ASPIKOM Korwil Jateng-DIY dan ramah tamah. M. Najih Farihanto dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sebagai ketua ASPIKOM Korwil Jateng-DIY 2020-2023. Semoga dengan kegiatan ini kolaborasi prodi ilmu komuniaksi semakin berkembang dan bertahan di tengah pandemi serta disrupsi.
Oleh: Moch. Imron Rosyidi., M.Sc.
Oleh M. Reza Ariski (Ilkom 2019)
Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup mereka masing-masing. Semua itu tergantung pada potensi yang dimiliki mereka. Sejak kecil saya sudah terbiasa untuk hidup mandiri, jadi banyak hal dalam hidup saya yang saya tangani sendiri. Hal itu yang menjadikan saya paham akan kemampuan apa yang saya miliki dan pontensi apa yang saya punya.
Sedari kecil saya sudah mengenal siapa diri saya dan apa saja yang harus saya lakukan untuk bisa mencapai tujuan saya itu. Maka dari itu saya mempunyai banyak potensi dalam berbagai bidang di antaranya, saya suka berbicara. Saya mulai banyak mempelajari teknik dari public speaking sehingga suatu saat nanti saya berharap bisa manusia yang bisa kemampuan komunikasi yang baik. Selain public speaking, saya juga sangat suka dengan memasak, fotografi, menyanyi, dan masih banyak lagi. Apa yang saya suka itu biasanya akan jadi hobi baru saya entah cepat atau lambat. Asal saya suka, saya akan pelajari terus sampai saya bisa.
Kelemahan saya satu, yaitu saya tidak suka dengan segala macam yang berbau dengan permesianan. Namun, saya alumni dari STM. Ini aneh tapi ini benar. Saya seorang anak permesinan, tapi tidak suka mesin. Hal itu karena itu memang bukan passion saya. Maka dari itu banyak kemampuan saya yang bisa saya kembangkan asalkan saja jangan berkaitan dengan permesinan.
Sejak kecil banyak orang yang mengatakan saya lemah dalam akademik. Hal itu sempat membuat saya minder untuk sekolah. Ejekan demi ejekan sering saya terima, tetapi saya sadar mereka itu justru membuat saya menjadi lebih bersemangat untuk membuktikan bahwa saya harus bisa. Sampai saat ini banyak orang yang masih tidak percaya dengan kemampuan saya hingga awal kuliah banyak sekali rintangan yang harus saya lewati. Ahirnya saya berusaha untuk buktikan bahwa saya bisa mendapatkan IPK yang sangat memuaskan dan bisa menutup semua omongan orang tentang saya.
Sejak itu saya menjadi lebih merasa tertantang untuk menjawab semua orang dengan membuktikan kepada mereka. Setiap orang memiliki prestasinya sendiri-sediri, tidak harus sama dengan orang lain. Saya selalu melihat ada banyak anak dari keluarga yang kurang mampu tapi dia bisa berprestasi dengan sangat baik. Hal itu membuat saya menjadi semakin sadar dan bersemangat untuk meningkatkan prestasi yang saya miliki.
Setiap kali saya berada di suatu keramaian pasti saya suka memperhatikan satu per satu orang di sana. Terkadang kita bisa dapat inspirasi dan pembelajaran hidup dari mereka. Selain itu saya juga mencari sumber inspirasi lain seperti membaca berita dan menonton TV. Menonton TV juga salah satu kegemaran saya karena dengan menonton TV saya bisa mendapatkan banyak informasi yang berguna bagi saya. Semua program di TV menurut saya bisa kita ambil pelajarannya dari sudut pandang yang berbeda. Namun semua itu terkantung dari cara pikir orang yang melihat program tersebut.
Saya pribadi membiasakan melihat sesuatu itu tidak hanya dari satu sudut pandang saja karena belum tentu dari sudut pandang itu benar. Jadi buat saya, inspirasi itu bisa datang darimana saja, tergantung dari kitanya mau meluhat hal itu seperti apa. Selain itu saya juga banyak melihat teman di lingkungan saya masih berpikiran bahwa kita masih kuliah karena orang tua dan mereka masih tidak serius dalam belajar. Saya sering berfikir kasihan orang tuanya karena dia sudah bekerja susah payah untuk membiayai kuiah anaknya. Namun, sang anak tidak belajar dengan serius. Hal itu yang membuat saya kadang menjadi cambuk buat diri saya agar tetap semangat untuk meningkatkan prestasi saya.
Motivasi terbesar dalam hidup saya saat ini adalah saya harus bisa menjadi orang yang membanggakan keluarga saya. Ini bukan hanya orang tua saja akan tetapi keluarga saya juga ikut andil dalam hidup saya. Sama seperti ketika saya ingin melanjutkan kuliah saya sedangkan tabungan saya dan ibu saya belum cukup. Keluarga saya saling membantu bagaimana caanya agar saya bsa melanjutkan sekolah saya dari mulai patungan bersama untuk biaya masuk kuliah hingga men-support saya secara mental ketika antara kewajiban saya di rumah dan kuliah saling bertolak belakang. Keluarga saya sangat berperan bagi saya sampai saat ini. Ketika semangat saya untuk kuliah meredup saya akan mengingat bagaimana ibu saya, nenek saya, dan keluarga saya lainya mendukung saya sampai saya bisa di titik sekarang ini.
Layaknya manusia ,hidup itu pasti punya masalah masing-masing. Masalah tidak dapat diprediksi dan terkadang datang dalam berbagai bentuk yang membuat hidup kita kadang menjadi semakin sulit baik itu secara fisik ataupun mental. Layaknya roda yang berputar kadang hidup kita ada di bawah kadang juga ada di atas. Ketika kita dibawah berarti kita sedang disuruh untuk belajar bersabar dan ikhlas. Begitu juga ketika kita sedang di atas kita disuruh untuk tetap menjadi seseorang yang tetap rendah hati dan jangan bersombong justru kita manfaatkan untuk membantu orang lain yang kurang beruntung.
Terkadang kita sering merasa masalah yang kita miliki itu yang paling berat sendiri sedangkan masalah orang lain itu kecil. Namun, sebenarnya setiap orang itu memiliki caranya masing-masing dalam mengendalikan masalah. Bisa jadi orang yang terlihat selalu ceria itu juga punya masalah yang sangat berat, tetapi ia bisa menutuinya dengan senyum yang lebar sehingga masalahnya tidak terlihat oleh orang lain. Setiap masalah yang kita punya itu pasti berlalu, makanya kita harus berfikir yang positif jangan selalu berpikiran masalah ini kok nggak selesai-selesai. Percayalah waktu yang akan menjawab semua itu.
Ada beberapa hal yang selalu saya percayai untuk dijadikan motivasi dalam hidup saya ketika ada masalah, yaitu: Jangan menyalahkan orang lain. Menyalahkan orang lain tidak akan merubah kita menjadi pribadi yang lebih baik. Akan tetapi ketika kita memilki banyak masalah jalan, satu-satunya hanya kita hadapi masalah tersebut dengan berani dan percaya pada diri sendiri kalau kita bisa melewati dan menyelesaikan masalah itu. Bagi saya setiap maslah juga ada resikonya entah itu besar atau kecil. Namun, resiko itu bisa menjadi pembelajaran bagi kita supaya di kemudian hari kita bisa menekan supaya resiko yang timbul itu tidak besar dan menyulitkan kita sendiri.
Selain itu kita juga perlu melakukan sesuatu itu dengan sepenuh hati. Apapun yang kita kerjakan maka lakukanlah dengan senang hati dan sepenuh hati supaya hasilnya juga akan baik. Maka dari itu saya selalu lebih memilih melakukan hal yang saya sukai karena kalau saya suka dan saya nyaman, maka hasilnya nanti akan memuaskan kita sendiri. Jangan pernah menyerah dengan tantangan. Buat tantangan itu menjadi semangat untuk melakukan sesuatu supaya kita lebih termotivasi lagi. Lakukan setiap perubahan kecil setiap harinya setiap supaya kita bisa berproses menjadi lebih baik lagi dari hari kehari.
Saya memilih prodi komunikasi sebagai bidang studi untuk membantu saya mengembangkan setiap potensi yang saya miliki. Saya ingin bisa lebih baik lagi menggunakan setiap potensi yang saya miliki. Belajar di Ilmu Komunikasi UMMagelang saya yakin bisa membantu saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki. Banyak yang sudah saya pelajari dari mulai public speaking salah satunya. Dulu saya salah satu orang yang sangat berantakan dalam hal berbicara apalagi di depan orang banyak. Setelah saya banyak belajar dari mata kuliah tersebut saya menjadi lebih sedikit percaya diri dan paham bagaimana cara yang benar ketika berbicara di depan orang banyak.
Selain itu, saya juga belajar tentang professional image. Mata kuliah tersebut membahas tentang bagaimana kita berperlaku secara professional,dari mulai mempersiapkan diri sebelum interview kerja sampai table manner. Suatu saat nanti jika kita memiliki kesempatan untuk makan bersama orang penting, kita sudah tahu tata caranya.
Belajar ilmu komunikasi itu penting karena dengan itu kita bisa mengetahui cara berkomunikasi secara baik dan mendalam. Walaupun setiap hari kita melakukan komunikasi, tapi kita juga belum tahu seperti apa teorinya. Banyak keuntungan yang saya dapatkan dari belajar di ilmu komunikasi, yaitu cara pandang saya terhadap diri saya sendiri itu menjadi berbeda. Ketika kita mahir berkomunikasi itu bisa meningkatkan percaya diri sehingga bisa meningkatkan kesuksesan kita kelak. Selain cara pandang kita terhadap diri kita berubah, pengetahuan kita terhadap hubungan antarmanusia juga meningkat. Hal itu karena dalam ilmu komunikasi juga mempelajari tentang bagaimana caranya membangun hubungan yang baik antar manusia. Melalui hubungan pertemanan, cinta, sampai hubungan keluarga kita juga belajar tentang kepercayaan, dan hubungan timbal balik.
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, dalam ilmu komunikasi juga diajarkan sehingga kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan berbagai macam lapisan masyarakat. Belajar di ilmu komunikasi juga sangat menguntungkan bagi saya karena tujuan dan cita-cita saya adalah untuk menjadi pembawa berita atau juga bisa bekerja di dunia penyiaran televisi. Saya ingin ikut merubah peran media massa saat ini yang banyak mempengaruhi perilaku manusia sedangkan progam acaranya kebanyakan yang kurang mendidik. Banyak masyarakat yang salah kaprah dalam bertingkah laku hanya karena kebiasaan media yang menyiarkan hal-hal yang menggiring opini publik ke hal yang tidak benar.
Saat ini sudah masuk di era yang serba digital dan terlebih saat-saat pandemi seperti saat ini, semua kegiatan dari mulai belajar sampai perekonomian dituntut untuk serba online. Belajar di ilmu komunikasi juga terkenal dengan tugas-tugasnya yang sangat seru dan beragam, seperti membuat film, menulis berita, membuat iklan dan masih banyak hal yang seru lagi. Hal itu juga sangat saya senangi sehingga saya sangat bersemangat dalam mengerjakan setiap tugas yang ada di perkuliahan. Mengerjakan tugas tapi seperti bukan tugas, seperti kita sedang bermain saja sehingga tdak terasa kalau itu tugas kuliah.
Selain itu pembelajaran yang ada dalam ilmu komunikasi juga sangat tidak kaku sehingga tidak terasa juga kalau kita sedang dalam masa kuliah. Ditambah dengan para dosen yang masih muda dan sangat seru bisa seperti teman sendiri. Maka dari itu ayo buruan daftar di ilmu komunikasi!
Oleh Yoana dan Aldoni (Ilkom 2018)
*Artikel ini adalah produk mata kuliah Jurnalisme Online
Solo – Sri Nugroho atau sering disapa Nuno (40), mampu wujudkan cita-citanya di masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi seorang jurnalis. Profesinya ini berawal dari keinginannya menghadiri event olahraga level dunia dan mengabadikan pertandingan yang berjalan.
“Menjadi seorang jurnalis khususnya jurnalis foto adalah cita-cita saya sejak masa SMP. Saya begitu senang melihat puluhan fotografer yang bekerja di tepi lapangan di momen Piala Dunia mengabadikan pertandingan yang berjalan. Saya pikir saat ini pasti rasanya luar biasa bisa hadir di event level dunia seperti itu,” jelasnya.
Nuno pertama kali terjun di dunia jurnalistik tahun 2001. Kini Nuno sukses menjadi jurnalis olahraga dan fotografer TopSkor and TopSkor.id. Bagi Nuno, jurnalis merupakan pekerjaan mulia. Tidak semua orang kuat berkerja di dunia media massa. Profesi ini menjadi jembatan bagi masyarakat luas mendapatkan informasi.
“Menurut saya, profesi sebagai wartawan adalah pekerjaan yang mulia. Tidak dengan embel-embel gaji tinggi seperti profesi pekerja di pertambangan misalnya. Namun demikian, profesi ini punya tugas yang mulia sebagai jembatan informasi untuk masyarakat luas.” ungkapnya.
Berkat profesinya sebagai jurnalis, menghantarkan Nuno menghadiri dalam event olahraga besar dan bertemu berbagai kalangan.
“Saya sudah berkesempatan untuk mendatangi puluhan stadion-stadion dari Aceh sampai ke Pulau Bali. Berkenalan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat dari kalangan bawah sampai golongan elite, dari abang becak sampai presiden, dari pemain kampung sampai pemain level dunia yang biasa kita lihat di siaran televisi saat membela klub-klub besar di Eropa adalah hal yang menurut saya luar biasa dan tidak semua orang memiliki kesempatan serupa,” jelasnya.
Tak jarang ia berkesempatan mendapatkan penghargaan, diantaranya adalah best foto Lomba Foto SEA GAMES 2011, runner-up Lomba Foto Piala Presiden 2017 dan 5 besar Lomba Foto Piala Presiden 2018.
“Tahun 2011, pada momen SEA Games 2011 di Indonesia yang digelar di Jakarta dan Palembang, foto karya saya terpilh sebagai best photo dalam lomba foto SEA Games 2011 yang digelar oleh Indosat dan National Geographic Indonesia. Saya juga bisa dapat kesempatan meraih beberapa penghargaan level nasional lainnya. Salah satunya adalah runner up Lomba Foto Piala Presiden 2017 dan 5 Besar Lomba Foto Piala Presiden 2018.”
Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi Nuno sebagai pekerja media di bidang olahraga karena semua pertandingan dihentikan sejak 15 Maret 2020 lalu. Untuk tetap bisa memberikan informasi bagi masyarakat, Ia mencari isu-isu hot misal terkait Piala Dunia U-20 2021 mendatang, mengolah data-data pemain olahraga hingga cerita-cerita tak biasa yang dikedepankan di media olahraga.
“Berita-berita flashback ke tahun-tahun berikutnya, bermain mengolah data-data pemain hingga cerita-cerita tak biasa menjadi yang dikedepankan di media olahraga. Untuk wawancara, kita bisa menjalankannya lewat telepon atau sejumlah media sosial lainnya.” Jelasnya.
Untuk tugas selanjutnya, Ia berharap bisa memotret di ajang pertandingan Liga 1 2020 pada 1 Oktober mendatang. Selain itu, pada PON Papua 2021 ia juga berkeinginan bisa meliput.
“Mudah-mudahan, pada PON Papua 2021 mendatang, bisa dikasih kesempatan dan kesehatan untuk dapat meliput jalannya pesta olahraga di ujung timur Indonesia ini,” ungkapnya.
Oleh: M. Reza Ariski (Ilkom 2019)
Hallo gaes, pada kesempatan kali ini saya akan mereview salah satu film yang sangat inspirasional. Film dari Britania Raya ini disutradarai oleh Tom Hooper, salah satu sutradara yang sangat terkenal di dunia perfilman. Film ini dirilis pertama kali pada tanggal 6 September 2010 pada salah satu acara festival film. Film “The King Speech” ini diperankan dengan sangat apik oleh Colin Firt sebagai Raja George VI/ Pangeran Albert, Helena Bonham Carter sebagai Ratu Elizabeth Bowes-Liyon, dan Geoffrey Rush sebagi Lionel Logue.
Film ini menceritakan perjuangan Raja George dalam melawan keterbatasannya dalam berbicara/ gagap. Pangeran Albert adalah anak kedua dari Raja George V. Pangeran Albert naik tahta menjadi seorang raja pada saat ayahnya wafat. Setelah sang ayah wafat, seharusnya kakaknyalah yang menjadi seorang raja. Namun, kakaknya lebih memilih untuk menikahi/ menjalin hubungan dengan seorang wanita yang masih bersuami/ bercerai. Dalam aturan kerajaan, seorang anggota kerajaan dilarang menikahi seorang wanita yang bercerai atau bahkan masih bersuami. Karena hal tersebut, Pangeran David pun harus menyerahkan tahtanya tersebut kepada sang adik yaitu Pangeran Albert untuk menjadi Raja di Britania Raya.
Pangeran Albert adalah seorang keturunan raja yang gagap sejak kecil. Dia selalu gagap ketika dia sedang takut. Maka dari itu istrinya mencarikan seorang ahli untuk menyembuhkan kegagapan suaminya. Dia telah melakukan berbagai macam metode penyembuhan dari berbagai dokter hingga pada ahirnya dia membawa Pangeran Albert kepada Lionel Logue. Pada awal pertemuan Pangeran Albert sempat menyerah dengan metode yang dipakai oleh Logue sehingga dia memutuskan untuk langsung berhenti. Namun, pada saat di rumah dia memutar kembali rekaman suaranya yang diambil oleh Logue. Dalam rekaman tersebut, Pangeran Albert membaca secara lancar tanpa gagap sedikitpun. Hal tersebut membuat Pangeran Albert kembali percaya dengan metode yang diterapkan Logue sehingga dia memutuskan untuk melakkukan terapi dengan Logue. Berbagai cara dia lakukan pada saat terapi sehingga kegagapan Pangeran Albert sedikit berkurang. Dengan terapi yang dilakukan dengan Logue secara tidak langsung justru membangun kedekatan dengan Logue sehingga Pangeran Albert sudah seperti adik dari Logue itu sendiri.
Pada suatu ketika, saat Inggris melakukan perang dengan Hitler/ Jerman, Pangeran Albert harus memberikan pidato sambutan ,ini salah satu pidato besar pertama setelah menjabat menjadi seorang raja. Pada saat itu Pangeran Albert sangat takut dan meminta Logue untuk membantunya dalam pidato ini. Pada saat itu istrinya dan juga Logue memberikan dukungan mental juga kepada Pangeran Albert agar dapat melakukan pidato ini dengan baik. Pada saat pidato itu tiba Pangeran Albert ditemani Logue dalam pidatonya tersebut sehingga Pangeran Albert dapat berpidato dengan lancar dan baik.
Menurut saya, pada film ini banyak sekali yang layak dicontoh, terutama kita sebagai mahasiswa komunikasi. Meningkatkan kepercayaan diri itu sangat penting terlebih saat public speaking. Kepercayaan diri ibaratnya sebuah pondasi bangunan. Kalau kepercayaan diri kita lemah, maka usaha yang telah kita lakukan dapat dengan mudah runtuh. Ketika kita menjaga image kita di mata orang kita harus mampu berkomunikasi secara asertif dan segala yang kita lakukan itu harus dengan kepercayaan diri. Untuk membangun kepercayaan diri kita, kita harus kenali apa masalahnya dalam diri kita sendiri. Setelah kita tahu apa masalahnya dalam diri kita, maka kita harus berusaha memutuskan lingkaran setan keraguan diri kita.
Sama seperti saat Pangeran Albert memperbaiki bicaranya dalam mengucapkan sebuah kata, dia lakukan dengan cara afirmasi diri secara positif. Dia mengulangi setiap kata yang sulit hingga dia mampu mengucapkan kata tersebut. Tanpa kepercayaan diri setinggi apapun keahlian atau jabatan yang kamu miliki, maka semua itu tidak akan berguna. Dari sekian banyak pesan moral dalam film ini, kepercayaan diri menjadi benang merah bahwa kita harus bisa menghilangkan keragu-raguan dalam hidup kita.
Oleh Ada Kusumo Aji (Ilkom ’19)
Hallo teman- teman semua di mana pun kalian berada. Nah kali ini saya akan mengajak kalian semua untuk me-review sebuah film yang bisa dibilang film jadul karena film ini rilis pada tahun 1997. Film ini berjudul Life is Beautiful, dimulai dengan mengambil latar belakang kehidupan masyarakat Italia di tahun 1939 yang kala itu terjadi perang dunia kedua. Film ini disutradarai oleh Roberto Benigni yang juga berperan ganda sebagai tokoh utama sebagai Guido seorang warga italia berdarah Yahudi. Cerita dimulai saat Guido bertemu dengan Dora secara tidak sengaja saat Dora jatuh dan ditangkap Guido ditumpukan jerami dan kemudian membuat Guido jatuh cinta.
Guido sering melakukan hal konyol ketika berusaha mencari perhatian Dora. Setiap saat hidupnya selalu diwarnai dengan kesenangan, humor, dan tawa. Jelas sekali betapa indahnya kehidupannya, hingga akhirnya dia berhasil menikahi gadis pujaannya. Kebahagiaan Guido bertambah ketika dari pernikahannya ini dia dikaruniai seorang anak yang diberi nama Giosue. Begitu juga dalam kariernya, seiring berjalanya waktu ia dapat membuka sebuah toko buku sendiri. Selang beberapa tahun kehidupan mereka bertiga selalu diwarnai kesenangan. Bahkan disaat para Yahudi selalu diolok-olok, Guido tetap berusaha tersenyum menikmati hidupnya dalam keindahan.
Eropa tengah dicekam ketakutan akan Perang Dunia II saat itu, khususnya terhadap kekuatan militer Jerman yang agresif. Sampai datangnya pasukan Nazi Jerman membawa seluruh warga Italia yang berdarah Yahudi yang akhirnya berdampak pada dibawanya keluarga Guido serta pamannya menuju kamp siksaan milik pasukan Nazi Jerman. Kita tahu bagaimana kekejaman Nazi memperlakukan keturunan orang Yahudi dalam kamp-kamp itu. Pria dan wanita dipisahkan, anak-anak dan orang tua dibantai. Mereka yang sehat akan tetap dibiarkan hidup untuk bekerja keras bagi kepentingan tentara Jerman. Akibatnya Guido terpisah dengan istrinya, tapi untungnya dia masih bisa menyelamatkan Giosue, putranya.
Guido tak ingin putranya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Di sinilah tampak gaya proaktif Guido yang mengesankan ia mampu mempengaruhi anaknya dan berusaha menutupi kenyataan yang terjadi. Ia mengarang cerita bahwa saat itu mereka sedang mengikuti sebuah permainan dan bersaing dengan semua kaum Yahudi yang ada di kamp sebagai peserta. Sementara itu, tentara Jerman berperan sebagai penjaga permainan dan mengatur permainan. Mereka semua harus mengikuti peraturan yang sangat ketat untuk memenangkan hadiah utamanya, sebuah tank sungguhan.
Bisa dibayangkan betapa beratnya beban Guido. Di tengah-tengah kerja paksa yang dijalaninya, dia harus mengasuh, menyembunyikan, dan melindungi anaknya, serta berusaha menyapu gambaran gelap tentang betapa kejam dan mengerikannya sebuah kamp konsentrasi. Dora sendiri ditempatkan dalam barak wanita yang terpisah. Di tengah kepedihan, kelelahan, dan kecemasannya dia harus tetap tampak riang, optimis, dan bersemangat di depan anaknya. Dan itulah yang selalu coba ditularkan kepada Giosue. Semua hal itu dilakukan dengan tujuan mulia agar dapat mempengaruhi anaknya agar tetap memiliki pandangan baik atas kondisi tidak baik yang tengah mereka hadapi. Tentunya di samping agar selamat, dimaksudkan pula untuk dalam kondisi apapun tetap dapat bersyukur, tetap bersemangat, tetap optimis, dan tidak menyerah dengan keadaan.
Akhir kisah film ini berakhir ketika tentara Jerman melakukan pembunuhan setelah mengetahui bahwa sekutu akan menguasai kota itu. Guido pun keluar untuk menyelamatkan istrinya dan menyembunyika Giosue ke dalam sebuah kotak kecil. Ketika Guido mencari istrinya, ia malah tertangkap oleh tentara Nazi, akhirnya Guido pun dibunuh dengan tembakan yang dilakukan tentara Nazi. Saat keadaan sudah sepi dan tentara Nazi pergi, Giosue pun keluar dari kotak untuk melihat keadaan. Tak lama kemudian datang sebuah tank berbendera Amerika. Giosue pasti mengira bahwa ini adalah tank yang dimaksud ayahnya. Seorang tentara Amerika mengangkat Giosue dan mengikut sertakannya masuk ke dalam tank hingga akhirnya ia bertemu dengan Dora, ibunya.
Akhir kata, film ini adalah film yang menyenangkan dan menyentuh untuk disaksikan. Sosok Guido adalah benar-benar contoh individu yang proaktif dan tidak pernah melihat suatu kejadian dari sisi negatif dan berusaha menghadapinya dengan senyuman dan candaan. Bahkan dia juga berusaha sekuat tenaga membuat orang di sekitarnya tidak larut dalam kesedihan dan ikut tertawa dengannya.
Oleh: Faizal Kamay (Ilkom ’19)
Hai ilkomers, kali ini aku akan mereview film yang cukup lama. Film ini dirilis tahun 2006. Tidak ada salahnya kan menonton kembali film ini. Menonton film menjadi salah satu rekomendasi aktifitas saat social distancing seperti sekarang ini. Banyak hal yang dapat memotifasi kita setelah menonton film ini.
Film “The Pursuit Of Happyness” adalah film biografi drama yang terinspirasi dari kisah nyata, dan naskah film ini ditulis berdasarkan buku karya Chris Gardener yang berjudul The Pursuit Of Happyness. Di sutradarai oleh Gabriele Muccino dan diproduseri oleh Steve Tisch, James Lassiter, Tood Black, Jason Blumenthal dan Will Smith ( dia juga tokoh utama pada film ini). Dibintangi oleh Will Smith, Jaden Smith, Thandie Newton. Yang pasti kalian akan menemukan banyak pembelajaran kehidupan pada film ini.
Film ini bercerita mengenai sebuah keluarga kecil yang sederhana. Chris Gardner ( Will Smith) Dan Linda ( Thandie Newton) merupakan sepasang suami istri yang mempunyai anak bernama Christopher ( Jaden Smith) yang tinggal disebuah kontrakan kecil sederhana. Keluarga ini menghabiskan tabungan nya untuk membeli sebuah mesin yang dianggapnya sangat revosiuner yaitu mesin pemindai kepadatan tulang. Mereka hidup dengan mengandalkan penjualan dari mesin tersebut. Tetapi waktu itu keadaan tidak seperti yang mereka impikan. Chris tidak bisa menjual alat tersebut akhir- akhir itu di sini mulai terjadi konflik keluarga yang didasarkan dari ekonomi yang kurang baik. Pada puncak konflik tersebut ia bangkrut karena masalah pajak dan linda meningalkan Chris dan anaknya Christopher . bahkan bisa disebut ia sebagai tuna wisma. Karena ia sudah tidak memiliki apapun kecuali anaknya Christopher.
Pada review kali ini mungkin aku akan fokus tentang bagaimana Chris berusaha mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan yaitu menjadi pialang saham dan membangun reputasi dirinya sampai ia berhasil lulus interview di perusahan yang ia inginkan.
Kali ini aku bercerita menurut sudut pandang ku ya ilkomers…
Chris di sini mengajarkan kita mencari sebuah kebahagiaan walaupun bentuknya itu kecil. Terus berlari untuk mencapai kebahagiaan atas apa yang ia impikan. Menurut chris dalam keadaan yang terpuruk masih ada suatu kebahagiaan yang bisa ia kejar. Dia juga sangat harmonis terhadap anaknya. “Karena keharmonisan itu diri kita sendiri yang membuatnya”. Kata Chris.
Dalam membangun reputasi diri hal yang chris lakukan adalah tidak memberitahu masalah hidupnya yang ia alami kepada orang lain. Tetap terlihat baik-baik saja, dan berusaha mencari solusinya sendiri. Chris merupakan orang yang gigih, cerdas, dan mempunyai kemauan untuk belajar yang tinggi. Hal ini terlihat saat ia melakukan pendidikan selama 6 bulan tanpa digaji untuk mencapai impiannya menjadi pialang saham. Selama waktu itu ia harus mengatur waktu antara mengurus anaknya, menjual barang dagangan yang berguna untuk hidup selama 6 bulan dan belajar di perusahaan yang menawarkan pendidikan calon pialang saham serta mencari pelanggan untuk perusahaan tersebut. Ia juga dituntut menyelesaikan tugasnya dengan cepat supaya dapat tinggal di panti tuna wisma yang ia dapatkan secara siapa yang duluan ia bisa tinggal di tempat itu. Dalam hal ini Chris dituntut menjadi orang yang super disiplin.
Aku merasa terpukau dengan perjuangan Chris melakukan semua upaya untuk mengatasi semua hal yang ia lakukan untuk memperbaiki kualitas hidupnya itu.
Menjadi orang yang humble. Selalu bertanya merupakan pelajaran selanjutnya yang aku dapatkan. Bagaimana ia dapat mencari relasi sebanyak banyaknya. Selalu mengucapkan terimakasih atas sesuatu yang ia dapatkan walaupun itu kecil. Ia juga tak sungkan untuk meminta maaf ketika ia merasa bersalah terhadap siapapun untuk memperbaiki reputasi dirinya.
Banyak belajar dan sebisa mungkin menyelesaikan sesuatu itu dengan sempurna dan terbaik. Tidak memikirkan pandangan orang yang menilainya secara negatife tetapi berusaha bagaimanapun pandangan orang terhadap kita dapat positif. Dia merupakan orang yang optimis akan suatu hal bahwa ia akan bisa menjalaninya. Dengan menjunjung tinggi kejujuran, integritas dan kerja sama tim. Ketika dia tidak tau jawaban atas suatu pertanyaan ia akan menjawabnya tidak tau. Meskipun pada awalnya ia direndahkan dan tidak dihargai menurut ku itu adalah proses ia menuju kebahagiaan.
Setelah semua kerja kerasnya selama 6 bulan. Akhirnya ia berhasil terpilih bekerja dan memulai karirnya di Dean Witter, kemudian ia berhasil mendirikan perusahaan jasa layanan keuangannya sendiri yang ia beri nama Gardner Rich, dan menjadi multi milyader yang dermawan membangun panti tuna wisma dan mengingat ia pernah mengalami hal tersebut.
Gimana ilkomers pasti akan tertarik melihat perjuangan Chris Gardner pada filim ini. Satu pembicaraan pada film ini Chris mengatakan, “Beberapa hal cukup mengasyikkan saat pertama kali melakukaannya, tapi selanjutnya tidak lagi.” (Gardener, 2006)