Magelang-Fakultas Psikologi Dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan acara seminar nasional Re (Creative) dengan tema How Build Fresh Idea bertempat di Aula Fakultas Kesehatan, kampus II Universitas Muhammadiyah Magelangm(07/03/2020).
Pada sambutanya, Purwati, Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora, menyampaikan bahwa adaptasi dengan perkembangan zaman menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh anak muda. “Anak muda sekarang harus bisa harus bisa menyesesuaikan diri, namun juga diikuti dengan etika, berfikir logis dan semoga materi dalam seminar ini bisa membuat kalian mudah bersosialisasi dimana kalian berada maupun di lingkungan masyarakat,” ujar Purwati, Dekan FPH.
Arief Budiman, Pemilik Petakumpet Creativelab, yang hadir sebagai pembicara pertama mengungkapkan bahwa dibutuhkan solusi menarik dari orang-orang yang kreatif di negeri ini untuk memecahakan masalah kebutuhan di era mendatang.
“Negeri ini tidak pernah selesai soal masalah. Masa depan itu nanti bakal dibangun oleh orang-orang kreatif,” papar Arif Budiman.
Uniknya, untuk membangun ide segar, Arif Budiman, mengawalinya dengan menentukan garis finish. Kenapa garis finish? Garis finis ini dimakanai dengan penentuan tujuan. Tujuan itulah yang menjadi motor penggerak untuk kita termotivasi dan menjadi acuan target keberhasilan.
“Memulai ide kreatif, tentukanlah dari garis finis,” jelas Arif Budiman.
Arif Budiman menambahkan, bahwasannya modal dalam menjalankan bisnis tidak selalu tentang materi. Menurut, Arif Budiman berbagi kepada sesame juga menjadi kunci kesuksesan dalam menjalankan wirausaha yang kreatif.
“Kalian ingin membuka usaha ikuti saran saya, yaitu sedekah dan investasi. Percuma kalian investasi tapi tidak sedekah. Dunia ini milik Sang Pencipta, karna Dia yang memberi rezeki ke kita,” ujar Arief Budiman.
Penjelasan seminar kemudian dilanjutkan oleh Yeni Triwahyuningsih, Direktur PT. Asah Asih Asuh Indonesia. Yeni Triwahyuningsih menyampaiakan orang kreatif ialah orang yang memiliki banyak informasi. Informasi tersebut selanjutnya diolah menjadi aset yang dituangkan untuk menciptakan ide kreatif
“Orang kreatif itu memiliki banyak informasi dan diolah untuk asset. Kerja jangan untuk uang, tapi kerja untuk belajar ilmu,” jelas Yeni Triwahyuningsih.
Sementara itu, menurut Rizaldy, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, mengungkapkan seminar ini menambah wawasan bagi para kaum rebahan.
“Acara ini sangat menginsipirasi kaum rebahan. Membuat diri saya (semoga harapan saya), saya bisa menggapai finishing saya agar membuat saya percaya diri,” ujar Rizaldy.
Yogyakarta – Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengirim dosen dan mahasiswa untuk mengikuti University Research Colloquium (URECOL) ke-11 tahun 2020 di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Acara yang merupakan kerjasama konsorsium Perguruan Tinggu Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) se-Jateng dan DIY ini terdiri atas seminar dan presentasi makalah ilmiah (call-of-paper) dengan tema “Kontribusi Riset dan Pengabdian Masyarakat menuju Indonesia Berkemajuan”.
Dosen Ilmu Komunikasi, Fadillah Sandy menulis makalah dengan judul Komponen Interactive Read-Aloud dalam Konteks EFL. Sementara itu, duo mahasiswa Meylino Denis Pratama (Ilkom ’18) dan Irfan Dhiya Alaudin (Ilkom ’19) bersama dosen pembimbing, Moch. Imron Rosyidi menulis tentang Futurologi Desa di Era Digital, Sebuah Gagasan dalam Merespon Revolusi Informasi.
Seminar pada URECOL 11 ini menghadirkan Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo yang membahas tentang Optimalisasi Fungsi Komunikasi dalam Pendidikan berbasis Riset dan Pengetahuan. Hal ini sejalan dengan visi Prodi Ilmu Komunikasi yang hendak mengembangkan komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
Disarikan bahwa ke depan, perguruan tinggi tidak hanya cukup memiliki banyak doktor, tetapi juga produk-produk yang research-based. Tidak cukup pula memiliki banyak produk, tetapi juga mampu menghilirisasikannya ke dunia industri. Di sinilah ilmu komunikasi berperan untuk memasarkan dan mengemas produk-produk riset tersebut menjadi menarik dan dapat diterima masyarakat.
Solo-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengirim dua mahasiswa, Muhammad Bintang Octaviano dan Adi Nur Vianto mengikuti pelatihan penulisan konten di media online ke Solopos Institute (Minggu, 23/2/2020).
Menariknya, disela-sela pelatihan kedua mahasiswa tersebut diajari tepuk nyamuk. Rupanya, tepuk nyamuk ini merupakan bentuk ice breaking bagi peserta pelatihan guna menghilangkan kejenuhan dan menumbuhkan keakraban antar peserta.
Pengiriman pewakilan dalam pelatihan ini menjadi salah satu usaha Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk mengembangakan soft skill mahasiswa. Tentunya disesuaikan dengan bidang kajian Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang yang fokus pada komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
Rangkaian acara pelatihan meliputi pemberian materi dan praktik penulisan konten.
Materi pertama, karakteristik media online disampaikan oleh Rini Yustiningsih, selaku Pemimpin Redaksi Harian Umum Solopos. Menurut Rini, melakukan analisis tentang karakteristik media online dan khalayak merupakan tahap awal untuk menentukan pembuatan konten. “Mengenal karakteristik media online dan khalayak menjadi dasar bagi kami (Tim Solopos) untuk pembuatan konten,’ papar Rini Yustiningsih
Lebih lanjut, Danang Nur Ikhsan, Redaktur Utama yang membawahi media Solopos Online, memberikan materi tentang menulis konten di media sosial. Dalam penjelasannya, konten yang disukai oleh warganet diantaranya ialah konten yang memiliki informasi, unik, aneh, dan tak lazim. Hal ini dapat dimunculkan melalui judul dan foto yang memikat. Namun, demikian ia tetap menekankan bahwa judul konten idealnya merepresentasikan isi berita, “Meskipun judul tetap harus clickbait, namun isi harus tetap sesuai fakta,” jelas Danang Nur Ikhsan.
Terpisah, Aftina Nurul Husna, Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkapkan keterampilan komunikasi digital yang harus dapat dikuasai mahasiswa ialah penulisan konten untuk media online. Baik untuk jurnalistik online maupun bisnis media digital. Oleh sebabnya, pelatihan tersebut menjadi penting karena sejalan dengan visi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang yang berpijak pada komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
“Mahasiswa tidak cukup bisa menulis berita untuk media online, tapi juga tahu bagaimana mengelola media online yang menguntungkan.” tutur Aftina Nurul Husna.
Sementara itu, Adi Nur Vianto, peserta delegasi pelatihan, menyatakan senang mengikuti pelatihan karena bisa belajar praktik penulisan konten media online.
“Senang, menambah pengalaman baru tentang pembuatan konten berita. Waktu pelatihan ada praktiknya langsung. Menarik sekali. Jadi bisa jadi modal dalam pembuatan tugas saat kuliah atau berkerja nanti,” ungkap Adi Nur Vianto.
Magelang – Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) menggelar pameran fotografi dan lokakarya branding desa dalam rangka miladnya yang ke-2, pada 2 Februari 2020. Kegiatan yang berkolaborasi dengan masyarakat Desa Wanurejo, Borobudur, Kab. Magelang ini merupakan bentuk kepedulian prodi pada upaya pengembangan desa wisata di Magelang di era industri 4.0 ini.
Dalam lokakarya ini, dihadirkan pemateri yang merupakan ahli di bidang pariwisata dan promosi, antara lain Dosen Ilmu Komunikasi UM Magelang Moch. Imron Rosyidi dan Annis Azhar Suryaningtyas, serta fotografer lepas The Jakarta Post, Maksum Nur Fauzan.
Prihatin Dwihantoro selaku ketua panitia kegiatan ini menjelaskan bahwa Desa Wanurejo adalah salah satu Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang merupakan program Kemeterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Balkondes bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat desa dengan konsep desa wisata.
“Ada 20 Balkondes di Kecamatan Borobudur. Mereka semua punya ciri dan kekhasan masing-masing. Ada yang mengemas wisata edukasi, panorama, ada juga yang menyediakan khusus bagi anak-anak atau wisata anak-anak,” katanya.
Menurut Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UM Magelang, Aftina Nurul Husna, lokakarya ini merupakan upaya mewujudkan visi prodi. “Langkah ini menjadi awal bagi Prodi Ilmu Komunikasi untuk mewujudkan visi sebagai prodi yang peduli pada bidang komunikasi bisnis berbasis media dan digital,” ujarnya.
Lebih lanjut menurutnya, lokakarya branding desa ini dikhususkan untuk dilakukannya dialog tentang teknik fotografi dan konektivitas melalui media sosial. Hal itu penting, terlebih pada era digital saat ini, paparan media sosial menjadi sarana paling lumrah digunakan masyarakat.
“Acara ini bertujuan menambah pemahaman dan juga pengetahuan bagaimana stratefi mengemas sebuah foto yang menarik pengguna media sosial dari mana pun, terutama untuk eksistensi Balkondes yang ada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,” pungkasnya.
Artikel ini diedit dari artikel asli yang diterbitkan di koran Magelang Ekspres, Senin, 3 Februari 2020, h. 5 dan 7.
Magelang-Fakultas Psikologi dan Humaniora UMMagelang mengadakan acara temu wali mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Acara mulai pukul 09.00 WIB dan bertempat di aula Rektorat kampus 2 UMMagelang. Menurut Imron Rosyidi, selaku ketua pelaksana, pertemuan ini dilaksanakan untuk menyamakan fakultas dan wali mahasiswa. Selain itu juga untuk mempererat tali silaturahmi keluarga Fakultas Psikologi dan Humaniora dalam menunjang prestasi mahasiswa. “Untuk tali silaturahmi dan lebih dekat dengan orang tua mahasiswa, agar dapat menyamakan persepsi antara fakultas dan oramg tua agar mahasiswa lebih berprestasi.” (18/10)
Menurut Ibu Theresia, wali mahasiswa dari F. Bayu Kurniawan, dirinya dapat bertukar pikiran terkait dengan pihak dosen terkait profil dan rencana kedepan dari masing-masing prodi. “Saya seneng karena disini kita bertemu dengan para dosen wali mahasiswa yang lain jadi bisa sharing langsung, ketika ada kekurangan atau apapun itu kita bisa tahu,” ujarnya.
Sementara itu, Aftina Nurul Husna, Kaprodi Ilmu Komunikasi UMMagelang, mengungkapkan pihaknya menjadi mengetahui aspirasi wali mahasiswa. Dengan begitu menjadi modal untuk prodi membuat program yang membangun mahasiswa dan bersinergi dengan harapan wali mahasiswa. “Kita jadi tahu apa aspirasi orang tua wali. Dengan begitu, kita bisa membuat program-program yang sesuai kebutuhan pengembangan diri mahasiswa dan harapan orang tua,” paparnya.
Magelang-Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Magelang (FPH UMMGL) mengadakan Coaching Clinic pembinaan teknis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bagi mahasiswa-mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Acara ini dimulai pukul 09.30 dan bertempat di ruang A13 kampus 1 UMMGL. Hadir sebagai Zulfikar Bagus Pambuko, dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah, dan Bagyo Condro Purnomo, dosen Prodi Mesin Otomotif UMMgl (24/10/2019).
Menurut Zulfikar PKM memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri. Dengan demikian Zukfikar menambahkan bahwa coaching clinic diselenggarakan untuk mengarahkan ide mahasiswa agar memenuhi standar. Oleh karenanya dalam materinya Zulfikar banyak membagikan tips dan trik agar ide-ide PKM mahasiswa lolos seleksi. “Clinic ini sebagai pengenalan awal, karena melalui PKM banyak manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa untuk pengembangan diri yang didapat diluar kelas. Inti materinya tentang proses PKM, Pembelajaran dan Kemahasiswaan, serta tips dan trik agar ide PKM lolos selekasi.”.
Sementara itu, menurut Bahyo PKM merupakan program andalan di perguruan tinggi. Menurutnya PKM juga meningkatkan kreativitas mahasiswa. “Sebenarnya PKM merupakan program andalan atau unggulan di semua perguruan tinggi Indonesia. Saya berharap kedepannya mahasiswa tanpa disuruh sudah berniat ikut dengan sendirinya bahkan mahasiswa itu yang mencari kegiatan PKM untuk berperan serta. PKM ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas, academic skill, management skill, communication skill, dan attitude akan terbangun dengan baik. PKM adalah salah satu ajang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa,” ungkapnya.
Bagio menambahkan setelah adanya coaching clinic dapat meningkatkan minat partisipasi dan kemandirian mahasiswa dalam mengikuti PKM. “Saya berharap kedepannya mahasiswa tanpa disuruh sudah berniat ikut dengan sendirinya bahkan mahasiswa itu yang mencari kegiatan PKM untuk berperan serta,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sarrah Natali, selaku peserta, dilaksanakannya coaching clinic PKM memberinya rangsangan untuk berpikir kritis, menambah pengalaman terjun kelapangan langsung, dan kreativitas. Peserta juga menjadi termotivasi mengikuti PKM. Terlebih ketika mengetahui bahwa ketika ide PKM mereka lolos berpeluang untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Sangat menarik, karena banyak manfaatnya. Pertama bisa melatih pikiran kritis, mental, dan kekreativitasan. Kemudian hal yang menarik lagi kita bisa mendapat SKPI jika lolos juara PKM-nya,” ujarnya.