Magelang-Dua artikel ilmiah dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang dipublikasikan dalam prosiding The 1st BIS-HESS 2019 (4/5/2020). Prosiding ini merupakan kumpulan artikel ilmiah yang telah dipaparkan pada acara Borobudur Internasional Symposium tahun 2019 lalu.
Artikel ilmiah pertama ditulis oleh Moch. Imron Rosyidi bersama rekannya Ani Dwi Wimatsari dengan judul Habitus In The Salt Productions Based People (Study About Mantongan: The Salt Production Workers in Surabaya). Imron menjelaskan penelitiannya yang ia tulis merupakan pendekatan untuk mengetahui komunikasi kelompok pada pelaksanaan produksi garam.
“Dalam kajian critical komunikasi riset ini berbicara soal pendekatan akar rumput dalam mengetahui kegiatan komunikasi kelompok pada pelaksanaan produksi garam. Melalui pendekatan habitus Pierre Bourdieu dapat dilihat aspek terkecil kebiasaan suatu kelompok, dalam hal komunikasi,” jelas Imron.
Sedangkan artikel ilmiah berjudul Intercultural Communication in Borobudur Homestay Village disusun oleh Annis Azhar S. bersama dengan Lintang Muliwanti. Penelitian memaparkan kecemasan yang terjadi pada interaksi pemilik home stay dan wisatawan mancanegara karena adanya perbedaan latar belakang budaya.
“Riset ini mengulas tentang komunikasi antar budaya yang terjadi di Kampung Homestay Ngaran II. Menyoroti tentang pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian saat pengelola homestay berkomunikasi dengan wisatawan asing. Pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian dalam konteks komunikasi antara budaya ini menjadi penting karena merekalah (pengelola homestay) tuan rumah nyata bagi para tamu-tamu asing kita,” papar Annis Azhar.
Menurut Zulfikar Bagus Pambuko, kepala divisi publikasi Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang, sebagai akademisi, dosen memiliki kewajiban melakukan penelitian dan mempublikasikannya. Keduanya merupakan wujud implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
“Publikasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kewajiban PTMA dalam melaksanakan Catur Dharma, yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah Islam. Kegiatan publikasi artikel ilmiah seperti ini akan berdampak pada kinerja institusi, karier dosen, mendukung peningkatan status akreditasi program studi, dan menjadi media publisitas karya intelektual kepada masyarakat,” papar Zulfikar Bagus Pambuko.
Zulfikar menambahkan publikasi penelitian prosiding dengan sakala internasional merupakan langkah awal yang berdampak baik bagi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang sebagai prodi baru. “Prodi ilkom ini adalah prodi termuda di Universitas Muhammadiyah Magelang sehingga publikasi yang massif menjadi sinyal positif bagi perkembangan prodi ini di masa depan,” imbuh Zulfikar Bagus Pambuko.
Magelang-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang memberikan bantuan bagi mahasiswa berupa kuota internet sebesar Rp50.000. Voucher kuota disalurkan kepada delapan orang mahasiswa dengan kriteria sangat membutuhkan. Tujuannya menunjang efektifitas kuliah daring selama masa pendemi Covid-19 bagi mahasiswa yang memiliki kendala keterbatasan akses internet (Minggu, 3/4/2020).
Moh. Reza Ariski, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unversitas Muhammadiyah Magelang, memaparkan keterbatasan kuota yang dimiliki mahasiswa bisa menjadi faktor penghambat pelaksanaan kuliah daring. Reza menambahkan, baginya saat ini kuota seperti kebutuhan pokok. “Memang (keterbatasan kuota) juga kendala. Tetapi karena kondisi seperti ini kuota menjadi seperti kebutuhan pokok. -Soalnya dengan kuliah daring ini jadi menambah beban orang tua dalam menyediakan kebutuhan anaknya.”
Sementara itu, Moch. Imron Rosyidi, selaku koordinator kuliah daring Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan bahwa keterbatasan kuota bagi mahasiswa mengakases internet menjadi salah satu penghambat pelaksanaan kuliah daring. “Jelas itu (keterbatasan kuota) menjadi poin dimana sistem belum siap. Kuota di republik ini masih menjadi komoditas yang mahal,” jelas Moch. Imron Rosyidi.
Moch. Imron Rosyidi juga menjelaskan Prodi Ilmu Komunikasi menanggapi dengan bijak situasi ini melalui program berbagi kuota. Berbagi kuota merupakan langkah antisipatif Prodi Ilmu Komunikasi dalam mewujudkan berlangsungnya kuliah daring yang maksimal. “Prodi menanggapi dengan cara antisipatif misalkan melakukan perkuliahan dengan minim kuota danmemberikan bantuan,” papar Moch Imron Rosyidi.
Lebih lanjut, Fadillah Sandy, sebagai bendahara Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan proses pelaksanaan program berbagi kuota. Pertama, Dosen Pembimbing Akademik (DPA) menyaring data keadaan sosial ekonomi mahasiswa. Kemudian barulah Prodi, melalui bendahara, melakukan konfirmasi kepada mahasiswa terpilih. Terakhir penyaluran vocher kuota kepada mahasiswa terpilih. “Dalam program ini prosesnya diawali dengan penyarongan mahasiswa oleh DPA. Terus Konfirmasi kepada mahasiswa yang terpilih. Terakhir barulah bantuan didistribusikan,” ujar Fadillah Sandy
Fadillah Sandy juga menjelasakan harapannya. Program ini menjadi penyemangat mahasiswa dalam mengikuti kuliah daring. “Mahasiswa jadi lebih semangat kuliah daring karena beban untuk sarana kuliah menjadi lebih ringan karena adanya program ini,” papar Fadillah Sandi.
Terpisah, Humas Universitas Muhammadiyah Magelang, Lintang Muliawanti, menyampaikan bahwasanya Universitas juga memberikan subsidi kuota kepada mahasiswa selama pendemi Covid-19. Subsidi kuota ini diimplemantasikan dengan memberikan potongan pada pembayaran administrasi dengan nominal Rp150.000. “Universitas memberikan subsidi kuota sebesar 150.000 untuk setiap mahasiswa dalam bentuk potongan SPP semester ganjil 2020/2021. Sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap mahasiswanya. Supaya meringankan beban mahasiswa dalam melaksanakan perkulihan daring di masa pendemi,” ungkap Lintang Muliawanti. (annis)
Magelang-Fakultas Psikologi Dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan acara seminar nasional Re (Creative) dengan tema How Build Fresh Idea bertempat di Aula Fakultas Kesehatan, kampus II Universitas Muhammadiyah Magelangm(07/03/2020).
Pada sambutanya, Purwati, Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora, menyampaikan bahwa adaptasi dengan perkembangan zaman menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh anak muda. “Anak muda sekarang harus bisa harus bisa menyesesuaikan diri, namun juga diikuti dengan etika, berfikir logis dan semoga materi dalam seminar ini bisa membuat kalian mudah bersosialisasi dimana kalian berada maupun di lingkungan masyarakat,” ujar Purwati, Dekan FPH.
Arief Budiman, Pemilik Petakumpet Creativelab, yang hadir sebagai pembicara pertama mengungkapkan bahwa dibutuhkan solusi menarik dari orang-orang yang kreatif di negeri ini untuk memecahakan masalah kebutuhan di era mendatang.
“Negeri ini tidak pernah selesai soal masalah. Masa depan itu nanti bakal dibangun oleh orang-orang kreatif,” papar Arif Budiman.
Uniknya, untuk membangun ide segar, Arif Budiman, mengawalinya dengan menentukan garis finish. Kenapa garis finish? Garis finis ini dimakanai dengan penentuan tujuan. Tujuan itulah yang menjadi motor penggerak untuk kita termotivasi dan menjadi acuan target keberhasilan.
“Memulai ide kreatif, tentukanlah dari garis finis,” jelas Arif Budiman.
Arif Budiman menambahkan, bahwasannya modal dalam menjalankan bisnis tidak selalu tentang materi. Menurut, Arif Budiman berbagi kepada sesame juga menjadi kunci kesuksesan dalam menjalankan wirausaha yang kreatif.
“Kalian ingin membuka usaha ikuti saran saya, yaitu sedekah dan investasi. Percuma kalian investasi tapi tidak sedekah. Dunia ini milik Sang Pencipta, karna Dia yang memberi rezeki ke kita,” ujar Arief Budiman.
Penjelasan seminar kemudian dilanjutkan oleh Yeni Triwahyuningsih, Direktur PT. Asah Asih Asuh Indonesia. Yeni Triwahyuningsih menyampaiakan orang kreatif ialah orang yang memiliki banyak informasi. Informasi tersebut selanjutnya diolah menjadi aset yang dituangkan untuk menciptakan ide kreatif
“Orang kreatif itu memiliki banyak informasi dan diolah untuk asset. Kerja jangan untuk uang, tapi kerja untuk belajar ilmu,” jelas Yeni Triwahyuningsih.
Sementara itu, menurut Rizaldy, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, mengungkapkan seminar ini menambah wawasan bagi para kaum rebahan.
“Acara ini sangat menginsipirasi kaum rebahan. Membuat diri saya (semoga harapan saya), saya bisa menggapai finishing saya agar membuat saya percaya diri,” ujar Rizaldy.
Yogyakarta – Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengirim dosen dan mahasiswa untuk mengikuti University Research Colloquium (URECOL) ke-11 tahun 2020 di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Acara yang merupakan kerjasama konsorsium Perguruan Tinggu Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) se-Jateng dan DIY ini terdiri atas seminar dan presentasi makalah ilmiah (call-of-paper) dengan tema “Kontribusi Riset dan Pengabdian Masyarakat menuju Indonesia Berkemajuan”.
Dosen Ilmu Komunikasi, Fadillah Sandy menulis makalah dengan judul Komponen Interactive Read-Aloud dalam Konteks EFL. Sementara itu, duo mahasiswa Meylino Denis Pratama (Ilkom ’18) dan Irfan Dhiya Alaudin (Ilkom ’19) bersama dosen pembimbing, Moch. Imron Rosyidi menulis tentang Futurologi Desa di Era Digital, Sebuah Gagasan dalam Merespon Revolusi Informasi.
Seminar pada URECOL 11 ini menghadirkan Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo yang membahas tentang Optimalisasi Fungsi Komunikasi dalam Pendidikan berbasis Riset dan Pengetahuan. Hal ini sejalan dengan visi Prodi Ilmu Komunikasi yang hendak mengembangkan komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
Disarikan bahwa ke depan, perguruan tinggi tidak hanya cukup memiliki banyak doktor, tetapi juga produk-produk yang research-based. Tidak cukup pula memiliki banyak produk, tetapi juga mampu menghilirisasikannya ke dunia industri. Di sinilah ilmu komunikasi berperan untuk memasarkan dan mengemas produk-produk riset tersebut menjadi menarik dan dapat diterima masyarakat.
Solo-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengirim dua mahasiswa, Muhammad Bintang Octaviano dan Adi Nur Vianto mengikuti pelatihan penulisan konten di media online ke Solopos Institute (Minggu, 23/2/2020).
Menariknya, disela-sela pelatihan kedua mahasiswa tersebut diajari tepuk nyamuk. Rupanya, tepuk nyamuk ini merupakan bentuk ice breaking bagi peserta pelatihan guna menghilangkan kejenuhan dan menumbuhkan keakraban antar peserta.
Pengiriman pewakilan dalam pelatihan ini menjadi salah satu usaha Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk mengembangakan soft skill mahasiswa. Tentunya disesuaikan dengan bidang kajian Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang yang fokus pada komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
Rangkaian acara pelatihan meliputi pemberian materi dan praktik penulisan konten.
Materi pertama, karakteristik media online disampaikan oleh Rini Yustiningsih, selaku Pemimpin Redaksi Harian Umum Solopos. Menurut Rini, melakukan analisis tentang karakteristik media online dan khalayak merupakan tahap awal untuk menentukan pembuatan konten. “Mengenal karakteristik media online dan khalayak menjadi dasar bagi kami (Tim Solopos) untuk pembuatan konten,’ papar Rini Yustiningsih
Lebih lanjut, Danang Nur Ikhsan, Redaktur Utama yang membawahi media Solopos Online, memberikan materi tentang menulis konten di media sosial. Dalam penjelasannya, konten yang disukai oleh warganet diantaranya ialah konten yang memiliki informasi, unik, aneh, dan tak lazim. Hal ini dapat dimunculkan melalui judul dan foto yang memikat. Namun, demikian ia tetap menekankan bahwa judul konten idealnya merepresentasikan isi berita, “Meskipun judul tetap harus clickbait, namun isi harus tetap sesuai fakta,” jelas Danang Nur Ikhsan.
Terpisah, Aftina Nurul Husna, Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkapkan keterampilan komunikasi digital yang harus dapat dikuasai mahasiswa ialah penulisan konten untuk media online. Baik untuk jurnalistik online maupun bisnis media digital. Oleh sebabnya, pelatihan tersebut menjadi penting karena sejalan dengan visi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang yang berpijak pada komunikasi bisnis berbasis media dan digital.
“Mahasiswa tidak cukup bisa menulis berita untuk media online, tapi juga tahu bagaimana mengelola media online yang menguntungkan.” tutur Aftina Nurul Husna.
Sementara itu, Adi Nur Vianto, peserta delegasi pelatihan, menyatakan senang mengikuti pelatihan karena bisa belajar praktik penulisan konten media online.
“Senang, menambah pengalaman baru tentang pembuatan konten berita. Waktu pelatihan ada praktiknya langsung. Menarik sekali. Jadi bisa jadi modal dalam pembuatan tugas saat kuliah atau berkerja nanti,” ungkap Adi Nur Vianto.
Magelang – Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) menggelar pameran fotografi dan lokakarya branding desa dalam rangka miladnya yang ke-2, pada 2 Februari 2020. Kegiatan yang berkolaborasi dengan masyarakat Desa Wanurejo, Borobudur, Kab. Magelang ini merupakan bentuk kepedulian prodi pada upaya pengembangan desa wisata di Magelang di era industri 4.0 ini.
Dalam lokakarya ini, dihadirkan pemateri yang merupakan ahli di bidang pariwisata dan promosi, antara lain Dosen Ilmu Komunikasi UM Magelang Moch. Imron Rosyidi dan Annis Azhar Suryaningtyas, serta fotografer lepas The Jakarta Post, Maksum Nur Fauzan.
Prihatin Dwihantoro selaku ketua panitia kegiatan ini menjelaskan bahwa Desa Wanurejo adalah salah satu Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang merupakan program Kemeterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Balkondes bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat desa dengan konsep desa wisata.
“Ada 20 Balkondes di Kecamatan Borobudur. Mereka semua punya ciri dan kekhasan masing-masing. Ada yang mengemas wisata edukasi, panorama, ada juga yang menyediakan khusus bagi anak-anak atau wisata anak-anak,” katanya.
Menurut Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UM Magelang, Aftina Nurul Husna, lokakarya ini merupakan upaya mewujudkan visi prodi. “Langkah ini menjadi awal bagi Prodi Ilmu Komunikasi untuk mewujudkan visi sebagai prodi yang peduli pada bidang komunikasi bisnis berbasis media dan digital,” ujarnya.
Lebih lanjut menurutnya, lokakarya branding desa ini dikhususkan untuk dilakukannya dialog tentang teknik fotografi dan konektivitas melalui media sosial. Hal itu penting, terlebih pada era digital saat ini, paparan media sosial menjadi sarana paling lumrah digunakan masyarakat.
“Acara ini bertujuan menambah pemahaman dan juga pengetahuan bagaimana stratefi mengemas sebuah foto yang menarik pengguna media sosial dari mana pun, terutama untuk eksistensi Balkondes yang ada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,” pungkasnya.
Artikel ini diedit dari artikel asli yang diterbitkan di koran Magelang Ekspres, Senin, 3 Februari 2020, h. 5 dan 7.