Penampilan menjadi sebuah yang wajib bagi seseorang yang menekuni bidang komunikasi, khususnya public relations. Maka dari itu, pada matakuliah profesional image Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mendatangkan dosen tamu yang menekuni bidang ini, yaitu Nur Sofyan, S.I.Kom, M.I.Kom dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada tanggal 24 Mei 2019.
Bertepatan di ruang kuliah Program Studi Ilmu Komunikasi Nur Sofyan menjelaskan tentang pentingnya sebuah citra diri di hadapan orang lain. “Kita adalah PR untuk diri kita sendiri. Penampilan bukan hanya tentang pencitraan saja. Tapi bagaimana kita menunjukan kepribadian dan karakter kita. Bagaimana kita membawa diri, bagaimana tata cara kita bersikap, dan berbicara” jelas Nur Sofyan di hadapan seluruh peserta.
Di hadapan seluruh peserta, Nur Sofyan tidak hanya menjelaskan bagaimana cara berpenampilan yang baik, tapi juga bagaimana cara berbicara yang baik di depan publik dan dunia keprotokoleran. Selain itu, Sofyan menyuruh semua peserta satu persatu untuk mempraktikan yang telah dicontohkan.
“Saya sukanya, meskipun ini matakuliah profesional image tapi mas Sofyan tidak hanya memberikan materi tentang tata busana tetapi juga memberikan materi tentang keprotokoleran terutama tata cara berbicara yang baik di depan umum dan menyuruh kita untuk mempraktikannya,” ujar Fafa mantap.
Magelang- Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017, penetrasi pengguna internet di Indonesia 143,26 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia 262 juta orang. Mereka menjadikan sosial media sebagai jenis konten yang paling sering diakses. Tingginya aktivitas yang menggunakan sosial media sebagai salah satu alat kampanye baru di dunia politik Indonesia berdampak pada pergerakan social dan perubahan iklim politik di Indonesia yang menyebabkan konflik dan ketegangan.
Fenomena tersebut ditangkap Dwi Susanti M.A dan Lintang Muliawanti M.A, dosen program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) untuk melakukan Pengabdian KemitraanUniversitas (PKU) dengan program Lima, Lima.
Melalui program ini tim pengabdian menggagas literasi media untuk pemilih pemula dalam rangka pemilihan presiden 2019. “Lima, lima artinya lima menit untuk lima tahun. Dengan program literasi media ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para pemilih pemula pentingnya memahami alat-alat kampanye baru menggunakan sosial media,” ungkap Santi.
Dalam sosialisasi literasi media bagi pemilih muda yang dilaksanakan padaSabtu (23/3) di kampus I UM Magelang. (ima/sct/lis).
NB: Telah dimuat di Jawa Pos. Radar Kedu. Halaman 6 Selasa, 26 Maret 2019.
Magelang, 31/01/19. United States for International Development (USAID) menggandeng Universitas Muhammadiyah Magelang dalam pelatihan Financial Life Skills (FLS) atau pelatihan keterampilan hidup berbasis keuangan.
Pelatihan yang dilaksanakan di gedung Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) diisi oleh Riana Mashar dari Prodi Bimbingan Konseling, Friztina Anisa dari Prodi Manajemen, Rayinda Faizah dari Prodi Psikologi, dan Lintang Muliawanti dari Prodi Ilmu Komunikasi sebagai trainer, serta didampingi oleh Sugeng Priyanto dari USAID.
Acara yang berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 29 sampai 31 Januari ini dibuka langsung oleh wakil rektor tiga Bapak Mujahidun.
Pelatihan FLS ini adalah proyek dari Youthwin Through Economic Participation (YEP) yang merupakan bagian dari insiatif multi-program bernama Kunci dari USAID bertujuan untuk membekali kaum muda kurang mampu secara ekonomi dan rentan di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Rayinda.
Lintang sebagai salah satu narasumber pada pelatihan ini menambahkan, intinya tujuan diadakannya pelatihan ini untuk membekali mahasiswa dalam mengintegrasikan keterampilan diri dan keterampilan keuangan.
Acara yang diikuti oleh puluhan anggota beasiswa bidik misi dari berbagai program studi di Universitas Muhammadiyah Magelang ini diharapkan mampu menciptakan sebuah perubahan yang sistemik terhadap persepsi, cara pandang, kepercayaan diri, perilaku serta keterampilan keuangan para kaum muda dari kalangan kurang mampu secara ekonomi dan rentan di Indonesia.
“Seperti yang kita ketahui, era milenial membutuhkan SDM yang tidak hanya mumpuni dengan keterampilan teknis namun juga harus memiliki keterampilan diri dan keterampilan keuangan yang berkembang sebagai bagian dari keterampilan serta kesiapan kerja dalam menghadapi revolusi 4.0” pungkas Rayinda
Pelatihan dengan metode experimental learning cycle (ELC), metode alat bantu visual yang menggunakan metaplan, (flip chart) dan menggunakan metode pelatihan yang unik (role play, brainstorming, diskusi, latihan, dan studi kasus) ini terbukti sangat memberikan pengetahuan baru bagi para peserta, seperti yang diungkapkan Ella dan Tina “Kegiatan ini sangat hebat dan luar biasa, kami bisa tahu bagaimana cara memanaj keuangan, dan memanaj diri.”
Ada yang berbeda dengan hari-hari biasanya di ruang kelas Prodi Ilmu Komunikasi pada hari Jumat, 10 Mei 2019. Pada waktu tersebut diadakan beauty class untuk para mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi semester II. Diadakannya kelas ini merupakan rangkaian dari mata kuliah professional image yang diampu oleh Ibu Lintang Muliawanti, S.I.Kom, M.A. Tujuan diadakannya beauty class tentunya untuk memberikan arahan pada para mahasiswi bagaimana berpenampilan yang baik dan menarik, karena untuk membangun citra yang profesional di masyarakat juga dilihat dari bagaimana seseorang berpenampilan.
“Beauty Class sengaja diadakan karena sangat mendukung bagi mata kuliah profesional image. Karena profesional image juga dibangun bagaimana kita berpenampilan” jelas Lintang.
Kelas yang diikuti oleh semua mahasiswi ilmu komunikasi dan beberapa mahasiswi dari fakultas lain bekerja sama dengan salah satu brand kosmetik Y.O.U. Dari pihak Y.O.U inilah mahasiswi diajari lengkap dengan tutorial bagaimana cara berdandan dan berpenampilan yang menarik. Selain itu, mahasiswi juga diberi kesempatan mempraktikan apa yang telah dipelajari sehingga mahasiswa sangat antusias dengan diadakannya kelas ini.
“Senang sekali ada kelas seperti ini, karena saya semakin tahu bagaimana mempercantik diri” ujar Chusnul di sela-sela praktik berdandan.
Pola interaksi masyarakat di era disrupsi menjadi kegelisahan tersendiri bagi sebagian manusia. Salah satu ciri pada era disrupsi adalah penggunaan sosial media yang semakin masif dan menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Hal tersebut mendorong Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) untuk mengadakan Stadium General Society And Social Media in Disruption Era. Kegiatan yang juga diadakan dalam rangka meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam bidang akademik dan juga mengasah kemampuan softskill mahasiswa tersebut mengangkat tema “Society and Social Media for MentalHealth” pada Sabtu (13/04) di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Kampus 2 UMMagelang.
“Acara ini kami gagas karena adanya penggunaan sosial media yang semakin masif di masyarakat. Tentu ini ada banyak sisi positif dan negatif. Melalui 2 narasumber yang dihadirkan diharapkan kita dapat menyikapi kedua hal tersebut dengan baik”, jelas Ketua Panitia, Dwi Susanti, SI.Kom., MA.
Hadir untuk membuka acara tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Dekan FPH UMMagelang, Dr. Purwati, MS., Kons. Dalam sambutannya Purwati mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap dapat memberi manfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat. “Tema yg diangkat sangat luar biasa, saya harap usai acara ini ada manfaat yang bisa kita ambil, terutama anak muda yg lahir di era Y. Perlu diketahui bahwa kita berada di era distrupsion yang perlu direspon dengan positif dengan nilai-nilai ketimuran. Jangan sampai justru penggunaan sosial media dapat merugikan diri sendiri ataupun masyarakat lain sehingga terkena jerat hukum. Semoga materi yamg disampaikan dapat diserap, diinternalisasikan dan diaplikasikan menjadi pegangan hidup”, tutur Purwati.
Dua pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut ialah Agus Mulyadi, pemimpin redaksi mojok.com dan Dra. Elli Nur Hayati, MPH., Ph.D, dosen Fakultas Psikologi UAD. Dalam pemaparannya Agus banyak menjelaskan pengalamannya menulis hingga mampu menjadi pemimpin redaksi Mojok, salah satu media online di Indonesia. “Menulis itu bisa dimulai dari peristiwa keseharian yang kita alami. Menulis itu soal kebiasaan. Sosial media (sosmed) saat ini sangat menguntungkan, bisa untuk diskusi, bisa juga mencari nafkah. Dan jangan suka unfriend orang yang berbeda pandangan dengan kita, jangan gunakan facebook atau sosmed sebagai curhatan. Followlah sebanyak-banyaknya teman”, jelas Agus.
Pemateri kedua disampaikan oleh Dra. Elli Nur Hayati, MPH., Ph.D, yang menyampaikan tentang masyarakat dan sosial media di era disrupsi. “Kualitas mental yang diperlukan untuk bertahan dalam era disrupsi adalah memiliki nilai-nilai (value) dan believing artinya individu harus memegang nilai dan prinsip agama agar tidak disorientasi dalam membuat langkah ke masa depan, kedua problem solving yaitu skill atau kemampuan memecahkan persoalan yang dihadapi dengan cara positif dan konstruktif, mau berkreasi dan berinovasi, berpikir secara kritis, kerjasama, peduli terhadap sesama” ungkap Elli.
Kegiatan yang diikuti 150 mahasiswa berlangsung secara interaktif antara pemateri dan peserta. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya mahasiswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber. “Sosial media harus dimanfaatkan sebagai bentuk improvisasi diri dan kita harus memelihara nilai-nilai agama agar terhindar dari konsep diri negative sebagai akibat penggunaan sosial media”, tambah Hermahayu selaku moderator dalam mengakhiri acara.
Berita pertama kali dimuat di: FPH UMMAGELANG ADAKAN STUDIUM GENERAL SOCIETY AND SOCIAL MEDIA IN DISRUPSI ERA
Mahasiswa semester dua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang melakukan kuliah lapangan ke harian Magelang Ekspres pada Sabtu, 6 April 2019. Kuliah lapangan ini merupakan rangkaian dari proses belajar mata kuliah dasar jurnalistik yang diampu oleh mas Sihabuddin, S.I.Kom,. M.I.Kom. Sebab jurnalistik merupakan ilmu aplikatif jadi belajar langsung ke lapangan dengan jurnalis senior merupakan hal yang sangat perlu dilakukan.
“Mahasiswa memang perlu untuk belajar langsung bagaimana menjadi jurnalis dan tahu seperti apa kegiatan jurnalistik, karena jurnalistik ilmu aplikatif bukan hanya sekedar teori” ungkap Sihab.
Di Magelang Ekspres mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah di sambut langsung oleh pemimpin redaksi Magelang Ekspres Bapak Joko Suroso. Setelah itu beliau secara langsung menceritakan banyak hal terkait dengan jurnalistik terutama Magelang Ekspres yang merupakan media massa cetak pertama kali dan satu-satunya bukan hanya di daerah Magelang tapi se Karesidenan Kedu (kota dan kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo dan Kebumen). Maka dari itu, Magelang Ekspres didirikan untuk menjadi media massa lokal dengan fokus pemberitaan Magelang dan sekitarnya.
“Media kami memang menfokuskan pada informasi daerah Magelang dan Karesidenan Kedu, karena kami satu-satunya media cetak dan pertama kali di Magelang sampai saat ini.”
Doni, salah satu mahasiswa bertanya tentang bagaimana nasib Magelang Ekspres ke depannya melihat saat ini banyak sekali media massa online bermuncullan dan lebih disukai oleh sebagian masyarakat. Suroso menjelaskan bahwasannya Magelang Ekspres juga memiliki media online dengan nama yang sama. Tapi Magelang Ekspres tetap berusaha bertahan dengan versi cetak disertai dengan online-nya.
Selama kegiatan berlangsung mahasiswa tidak hanya di kantor redaksi saja, tetap juga dibawa ke tempat percetakan koran dan dijelaskan seperti apa proses cetak dan pendistribusian. Selain itu, mahasiswa juga dibawa ke ruang redaktur dan lay-out. Dalam kegiatan ini antusiasme mahasiswa sangat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang ajukan.