#DiSik13 Ajak Mahasiswa Perluas Jejaring Internasional

#DiSik13 Ajak Mahasiswa Perluas Jejaring Internasional

Magelang-Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) menyelenggarakan diskusi online #Disik13 dengan tema “How to Expand Your International Network”, Jumat (9/9/2020).

Pembicara #Disik13 kali ini ialah Primadita Rahma Ekida, seorang content writer, executive assistant, dan juga former international program coordinator Ubud Writers and Readers Festival UWRF. Dari segudang aktifitasnya inilah Primadita Rahma Ekida memiliki pengalaman jejaring internasional yang luas.

Dalam pemaparannya Primadita Rahma Ekida menegaskan bahwa membangun networking harus dimulai dari sekarang. Tidak harus menunggu apakah kita fasih berbahasa asing dahulu atau memiliki internasional networking terlebih dahulu.

“Kapan kita membangun internasional networking? Dimulai dari belajar Bahasa Inggris dulu atau internasioanal networking dulu? Terserah mau yang mana dulu. Tapi yang jelas musti dimulai dari sekarang,” tegas Primadita Rahma Ekida.

Primadita Rahma Ekida juga menjelaskan tentang makan Networking baginya. “Networking adalah tentang bagamana kita mendapatkan atau memberikan sesuatu yang kita punya untuk kemaslahatan bersama,” imbuhnya.

Selain itu pada materinya, Primadita Rahma Ekida menambahkan bahwa sosial capital penting bagi kita dalam membangun networking.

“Modal kapital sangat penting bagi kita dalam melamar pekerjaan. Ketika kita sudah masuk dalam pekerjaan itu (modal kapital) sangat membantu kita untuk naik jabatan. Teman-teman akan melihat ada orang yang luwes dalam menciptakan rasa nyaman dengan dia dan itu menjadi penting,” tekan Primadita Rahma Ekida dalam penjelasannya.

Sementara itu, sekitar 30 orang peserta bergabung dalam diskusi yang berjalan lancar dan asyik ini. Peserta terdiri dari mahasiswa Ilkom Unimma dan umum. Menurut salah seorang peserta, Chusnul Azizah Indahsari mengungkapkan #Disik13 kali ini membuka wawasan pengetahuan tentang networking dan ruang lingkup kerja.

“Mantab, wawasan kita bisa menjadi tambah luas dengan pengalaman-pengalaman dan ruang lingkup kerja sebagai content writer maupun executive assistant dari narasumber. Saya senang dengan acara ini yang selalu mendatangkan narasumber-narasumber keren dan jauh lebih baik dari ekspektasi saya,” tutur Chusnul Azizah Indahsari.

Penulis : Yoana

Editor    : Annis Azhar S

Mahasiwa Bisa Lulus Tanpa Skripsi

Mahasiwa Bisa Lulus Tanpa Skripsi

Magelang-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) mengelar diskusi dengan tema “Lulus Tanpa Skripsi”. Acara ini bertujuan untuk mensosialiasaikan kebijakan baru universitas terkait program penyetaraan skripsi (9/9/2020).

Kebijakan tersebut tertulis dalam Peraturan Rektor No. 010/PER/II.3.AU/F/2017 tentang Penghargaan Akademik Terhadap Prestasi dan Kegiatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang. Hadir sebagai pemantik diskusi Moch.Imron Rosyidi dan Dwi Susanti, dosen Prodi Ilkom Unimma.

Dalam pemaparannya, Moch. Imron Rosyidi menganalisis ada 3 faktor yang menyebabkan mahasiswa lama lulus kuliah. Pertama proses penulisan skripsi. Kemudian Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang.

“Mengapa mahasiswa lama lulus? Ada tiga faktor terbesar yang membuat mahasiswa lama lulus. Satu, skripsi, karena kan tidak semua mahasiswa punya daya tahan untuk menulis. Kedua adalah KKN. Problemnya adalah ada mahasiswa yang mengulang matakuliah pra-syarat untuk dapat mengambil KKN. Ketiga, susah magang. Mahasiswa kurang soft skill,” papar Moch. Imron Rosyidi.

Dengan adanya kebijakan ini, menurut Moch. Imron Rosyidi, dapat menfasilitasi mahasiswa mempersingkat masa studinya. Oleh karenanya, Moch. Imron Rosyidi berharap mahasiswa dapat menyambut baik adanya kebijakan tersebut. Lebih lanjut, Moch. Imron Rosyidi menambahkan ada beberapa poin prestasi yang dapat digunakan untuk penyetraan skripsi.

“Ada beberapa poin yang bisa digunakan untuk penyetaraan skripsi. Menjadi Ketua dan anggota pelaksana PKM untuk kategori PKM-PE, PKM-PSH, dan PKM-KC. Juara 1, 2, dan 3 dalam olimpiade sains/kompetisi keilmuan minimal setingkat nasional. Menjadi pemakalah terbaik dalam seminar internasional. Menjadi pemakalah konferensi nasional minimal 3 kali. Pemenang mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Nominasi finalis mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Penulis utama artikel yang dipublis dalam jurnal nasional terakreditasi sebanyak 3 kali, dan lain-lain,” jelas Moch. Imron Rosyidi.

Sementara itu, Dwi Susanti menghimbau agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan kebijakan tersebut. “Memang nampaknya kebijakan ini mudah, namun teman-teman tidak meremehkan,” pesan Dwi Susanti.

Menurut Tjut Afrieda Syahar, mahasiswa Ilkom Unimma, dengan diadakannya diskusi ini menambah informasi mahasiswa tentang kebijakan baru kampus terkait dengan penyetaraan skripsi. Program ini menurutnya menjadi pemacu untuk aktif menulis karya ilmiah dan join riset kolaborasi.

“Kita jadi lebih tau kalau ada program penyetaraan. Kita jadi ada pandangan untuk tugas akhir. Jadi, kayak mau berlomba-lomba untuk penelitian. Jadi semangat juga kalau ikut penelitian,” tutur Tjut Ariefa Syahara.

 

Penulis: Adi

Editor: Annis Azhar S

FPH Putar Video Teaser Profil Perdana di Fakultair

FPH Putar Video Teaser Profil Perdana di Fakultair

Magelang-Dalam rangka mengenalkan kehidupan kampus kepada mahasiswa baru tahun 2020, Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) mengadakan Faculty Fair (Fakultair) mengangkat tema Muda Berkarya Mencerahkan Bangsa (Kamis, 4/9/2020).

Ada hal yang menarik dalam pembukaan acara, yakni pemutaran perdana video teaser Profil FPH. Video ini merupakan karya dari teman-teman mahasiswa FPH.

Serangkaian acara fakultair meliputi pemaparan akademis, kurikulum, kehidupan kampus, dan organisasi mahasiswa FPH. Acara diisi oleh seluruh jajaran dosen FPH, Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), BEM FPH, Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi), dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himanika).

Keseruan tetap mewarnai berlangsungnya acara, meski diadakan secara online. Dalila, mahasiswa baru Prodi Psikologi, mengaku senang bisa turut memeriahkan acara saat itu. “Seruuu. Jadi bisa tau lebih mendalam tentang organisasi dan bisa lebih dekat dengan kakak tingkat,” tutur Dalilla.

Sementara, menurut Risqia, mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi, mengaku acara yang berlangsung dari pagi hingga sore ini tidak membosankan. Karena ada selingan permaianan di tengah pemberian materi.

“Acara kan mulainya pagi sampai siang, biasanya ngantuk. Tapi, kemarin jam terakhir itu diisi Ormawa jadi seru. Diajak main game sambung huruf. Alhamdulilah aku menang,” jelas Risqia.

Selain bertujuan mengenalkan kehidupan kampus di FPH, kegiatan ini juga menjadi momen yang tepat untuk saling mengenal jarak jauh. Baik antara dosen, Organisasi Mahasiswa (ormawa), dan seluruh mahasiswa baru yang hadir di acara ini.

“Saya dan teman-teman dari Ormawa yang terlibat bisa mengenal maba. Jujur setiap ada maba saya sangat exited, mengingat saya adalah angkatan pertama untuk prodi Ilkom. Saya sangat senang jika ada maba karena seperti melihat teman baru. Semoga walaupun pertemuan pertama dilakukan secara online, solidaritas diantara kita bisa tetap terjaga dan bisa bersinergi bersama untuk fakultas kita yang masih muda ini,” ungkap Annisa Zafirah selaku ketua BEM FPH 2020/2021.

Penulis    : Yoana

Editor      : Annis Azhar

Prodi Menyapa Camaba!

Prodi Menyapa Camaba!

Magelang-Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) mencoba menyapa calon mahasiswanya secara online melalui acara sharing session. Acara ini bertujuan memperkenalkan serta menjalin kedekatan Prodi Ilkom bersama calon mahasiswa (Kamis, 3/9/2020).

Dwi Susanti, dosen Prodi Ilkom, pada kesempatan ini memaparkan beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar menarik. Misalnya, diadakannya kunjungan ke instansi terkait mata kuliah sebagai bentuk kuliah lapangan, kuliah tamu bersama praktisi, dan praktik secara langsung.

“Perkuliahan beda dengan masa Sekolah. Misal, di Sekolah Menengah Atas (SMA) guru memberikan pelajaran. Sedangkan, kuliah itu kita belajar bersama (sharing). Sistem pembelajaran di kuliah kami buat semenyenangkan mungkin. Kemarin kita mengadakan kuliah lapangan dengan mengadakan kunjungan ke Jogja TV, lalu ada kuliah tamu juga, dan praktik secara langsung bikin voice over seperti mata kuliah kreasi konten digital,” jelas Dwi Susanti.

Aprilia Elok, peserta sharing sassion, mengaku menjadi lebih mengenal profil Prodi Ilkom. Ia jadi mengetahui materi apa saja yang akan dipelajari nanti selama kuliah di Ilkom.

“Menurut aku bagus. Soalnya dengan adanya acara sharing itu bisa menjawab keingintahuan mahasiswa baru (maba) Ilkom, kan pastinya maba itu masih bingung kalau ngambil prodi Ilkom itu apa aja sih yang dipelajari? Apa prodi Ilkom cuma belajar tentang komunikasi? Ternyata tidak. Banyak banget yang bisa dipelajari dari prodi Ilkom,” papar Elok.

Sebagai penutup, Dwi Susanti, memberikan ucapan selamat datang kepada calon mahasiswa baru di rumah barunya “Prodi Ilkom”. Serta menyuntikan semangat bagi peserta untuk mempu beradaptasai di massa pandemi ini.

“Saya ucapkan selamat datang dan selamat bergabung. Ilmu Komunikasi rumah kalian. Manfaatkan sebaik mungkin. Kita jadikan pandemi tidak sebagai suatu kesusahan tapi sebagai tantangan. Jangan takut dan sungkan menghubungi kami,” pesan Dwi Susanti.

Sementara itu, Fadilla Sandy, selaku tim kawal calon mahasiswa baru, berpendapat acara berlangsung dengan lancar.

“Bersyukur karena program ini bisa berjalan dan camaba yang mengikuti juga lumayan banyak,” tutur Fadillah Sandy.

Penulis    : Yoana

Editor      : Annis Azhar S

“@ilkom.unimma” RAIH JUARA SATU!

“@ilkom.unimma” RAIH JUARA SATU!

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhamamdiyah (Unimma) meraih juara satu dalam lomba Pengelolaan Sosial Media di Unimma. Lomba diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Milad Unimma ke-56. Pengumuman pemenang disampaikan pada acara puncak perayaan Milad yang digelar di Auditorium Kampus kampus I Unimma (24/08/2020).

Menurut Lintang Muliawanti, Humas Unimma, diadakannya lomba untuk meningkatkan gairah aktivitas unit dan prodi Unimma di media sosial.

“Selain dalam rangka Milad ke-56 Unimma. (Lomba dilaksanakan) sebagai bentuk pengenalan dari unit atau prodi di Unimma kepada masyarakat luas agar mengalami akselerasi,” papar Lintang Muliawanti.

Wahyu Setyo Wibowo, staff designer Biro Humas dan Kerja Sama (BMKS) yang bertugas sebagai juri dari perlombaan ini, menyatakan akun media sosial Prodi Ilkom Unimma khususnya akun instagram @ilkom.unimma layak menjadi pemenang karena memiliki keunggulan. Dilihat dari sisi konsistensi pengarapan konten, kualitas desain dan penulisan caption, serta materi bermuatan informasi prodi ilkom kepada masyarat luas.

“Instagram ilkom memiliki keunggulan. Konsistensi yang tinggi, desain visual yang bagus, kualitas caption dan materi-materi yang disampaikan banyak memuat promosi,” ungkap Wahyu Setyo Wibowo.

Lebih lanjut Arina Husnia, Staff Humas Unimma serta juri perlombaan, menilai konten @ilkom.unimma menarik, pembahasan materi yang segar, dan kreatif.

“Sosmed ilkom khususnya instagram punya isi konten yang menarik dan sering membahas hal-hal up to date. Selain itu, postingannya juga konsisten. Dalam waktu seminggu pasti ada beberapa konten baru,” jelas Arina Husnia.

Sementara itu, Prihatin Dwihantoro, dosen Prodi Ilkom Unimma yang bertugas mengawangi program kehumasan dan promosi  prodi, menyatakan aktivitas produksi konten media sosial prodi Ilkom merupakan upaya pengaplikasian dan media belajar materi perkuliahan seperti mata kuliah. Misalnya, kreasi konten digital, public relations, dan jurnalistik online.

‘’Bukan hanya dosen yang dilibatkan tapi mahasiswa juga ikut terlibat dalam pembuatan konten. Luaran kuliah teman-teman mahasiwa ilkom ada yang beberapa diarahkan dengan membuat konten baik visual, video, maupun voice over,” jelas Prihatin Dwihantoro.

Prihatin Dwihantoro menambahkan kerja sama dan konsistensi menjadi kunci dalam pengelolaan media sosial Prodi. Hasilnya, engagement media sosial prodi mengalami peningkatan. Mendapat gelar juara dalam perlombaan ini menurutnya adalah hadiah atas kerja keras bersama.

Engagement-nya mulai ada peningkatan yang menggemberikan. Rich dan impression-nya meningkat sekarang rata-rata 4000 bahkan sampai 10.00. Followernya juga meningkat awalnya 300an sekarang sampai 1000 lebih. Ya, sangat bersyukur karena prodi ilkom mendapat apresiasi sebagai juara 1 lomba pengelolaan sosial media. Sosial media sangat penting untuk era sekarang ini semua informasi harus up to date,” kata Prihatin Dwihantoro.

Literasi Digital Menghadapi Hoaks di Masa Pandemi Covid-19 Talk MCCC

Literasi Digital Menghadapi Hoaks di Masa Pandemi Covid-19 Talk MCCC

Selama pendemik, data menyatakan terdapat peningkatan pada kasus penyebaran informasi hoax. Penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdampak buruk bagi masyarakat. Misalnya saja timbulnya kebingungan. Paling memprihatinkan, dapat menimbulkan ketiakpatuhan terhadap protokol covid-19.

Muhammadiyah menangkap hal tersebut sebagai sebuah permasalahan sosial yang perlu dicari alternatif solusinya. Salah satunya melalui edukasi.

Sebagai wujud peran serta dan ikhtiar untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) mengadakan webinar yang bertajuk “Literasi Digital Menghadapi Hoaks di Masa Pandemi”. Hadir lima pembicara, Jupendri (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau), Firli Annisa (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Septiaji Eko Nugroho (Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Ida Ri’aeni (Dosen Ilmu Komunikasi Muhammadiyah Cirebon), dan Dwi Susanti (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang) (6/8/2020).

Dalam materi yang disampaikan, Jupendri menawarkan dua pendekatan untuk mencegah hoax. Pertama pendekatan culture. Kedua, melalui pendekatan agama.

“Jadi sebenernya kalau kita mau rumuskan, ada dua pendekatan yang bisa kita gunakan dalam rangka mencegah hoax ini. Yang pertama melalui pendekatan culture yang harus kita kampanyekan. Karena itu (culture) sudah dimiliki oleh kita semua. Lalu kita munculkan kembali. Lalu yang kedua, pendekatan agaman. Menekankan bahwa pesan yang kita terima tidak serta merta harus kita share kembali. Dalam rangka menunjukan bahwa kita adalah orang yang pertama mengetahui informasi tersebut. Yang utama kita harus konsisten untuk menolak menjadi produsen, konsumen, dan distributor hoax,” jelas Jupendri.

Selanjutnya, pembicara kedua, Firli Annisa menyampaikan budaya youtube sekarang tidak lagi menjadi media alternatif. Ia juga menyampaikan di masa pandemik ini, youtube menjadi sumber hoax. Pada materinya Firli menekankan langkah-langkah literasi digital.

“Youtube pada sebelum 2010 culturenya sebenernya adalah media alternatif. Tapi setelah covid ini, youtube jadi sumber hoax yang luar biasa,” papar Firli.

Pada materinya Firli menekankan langkah-langkah literasi digital. Pertama, mencari informasi sesuai yang diinginkan. Kedua, menyaring informasi dengan membaca dan mendengar secara mendalam. Ketiga, mengevaluasi. Keempat, mencari informasi data/sumber pembanding. Kelima, tidak meneruskan informasi yang salah. Terakhir, mensirkulasikan informasi bila sudah jelas kebenarannya.

Pemateri ketiga, Septiaji Eko Nugroho (MAFINDO) memaparkan beberapa kasus hoax yang pernah terjadi. Di masa pandemik, menurut Septiaji, hoax membuat tingkat kepatuhan terhadap protokol Covid-19 di masyarakat menurun. Hal ini akan memperburuk penanganan wabah. Karena, dapat menciptakan rasa aman yang semu.

“Penyebaran hoax berperan dalam tingkat kepatuhan masyarakat turun. Dia bisa menyebabkan rasa aman yang palsu. Hoax covid19 ini memperburuk penanganan wabah,” ujar Septiaji.

Sementara, pada meterinya Dwi Susanti menyoroti tentang pentingnya membangun kredibilitas sosial media influencer. Sosial media influencer memiliki enggagement kuat bagi para pengikutnya. Hal itu harus diiringi dengan tumbuhnya tanggung jawab oleh para sosial influencer tersebut. Oleh karenannya, Dwi Susanti menekankan pentingnya literasi bagi pada sosial influencer sebelum memproduksi konten. Dimulai dari melakukan riset, menggali data dari sumber yang kredibel. Kedua, membangun tim yang solid dan manajeman yang baik. Serta adanya monitoring dan evaluasi.

“Setelah adanya ketiha hal tersebut (Self Presentation, Followers dan Enggagement, dan Badge Verification) yang perlu dimiliki oleh sosial media influencer adalah adanya responsibility. Menjadi berbahaya jika yang dicari hanya ketenaran,” ungkap Dwi Susanti.

Sementara menurut Ida Ri’aeni masyarakat rentan untuk lebih mudah percaya dengan informasi hoax. Informasi hoax yang mereka dapat dari media digital akan membesar melalui obrolan-obrolan informal di dunia nyata. Ida menambahakan, memahamkan masyarakat untuk dapat memilih sumber informasi yang jelas menjadi pekerjaan rumah kita bersama.

“Menjadi PR kita bersama membuat masyarakat untuk tidak mudah percaya pada obrolan-obrolan yang sifatnya rumor,” papar Ida.