Magelang – Bentuk adaptasi paling menarik yang dilakukan Prodi Ilmu Komunikasi Unimma untuk menjaga suasana akademik selama pandemi Covid-19 adalah dengan mengadakan diskusi online bertajuk Diskusi Asyik Ilmu Komunikasi (DISIK). Program ini mengudara setiap Jumat pukul 19.00 secara langsung di akun resmi Instagram Prodi Ilmu Komunikasi Unimma @ilkom.ummgl.ac.id.
Program diskusi online yang sudah mencapai 7 episode ini, menghadirkan pembicara dari praktisi yang bergerak di bidang Komunikasi Bisnis, Public Relations, Government Relation, Public Speaking, dan sebagainya.
Tidak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan adalah para praktisi komunikasi yang mumpuni di bidangnya, seperti: Siti Khabir Rasyida, S.IKom., M.Sc. (Founder KAO Coffee Yogyakarta), Samantha Aditya, S.S. (Duta Museum DIY 2017 dan awardee LPDP), Pristi Sukmasetya, M.Kom (dosen FT Unimma, sekaligus dubber), dan Ben Ibretama, M.Sc. (TAA-Komisi XI DPR RI).
Obrolan dalam acara DISIK mengangakat tema ringan tentang isu terkini di bidang kajian komunikasi, serta pengembangan skill sebagai ciri khas ketrampilan yang harus dimiliki professional di bidang komunikasi.
Dwi Susanti menjelaskan program DISIK ini merupakan upaya prodi menangkap fenomena pembelajaran dan diskusi secara daring.
“Disik adalah salah satu upaya dari prodi menangkap fenomena sistem pembelajaran dan diskusi melalui media daring. Kami ingin membangun kultur dan suasana akademik di luar jam kuliah dengan membuat sebuah program diskusi ringan yang mengangkat tema-tema beragam yang mungkin banyak dibutuhkan oleh mahasiswa. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu media bagi prodi supaya dikenal masyarakat secara luas, khususnya calon-calon mahasiswa kami,” jelasnya.
Salah seorang mahasiwa Ilmu Komunikasi Unimma, Ulfa Noril mengungkapkan bahawa, acara Disik ini seru karena mangundang praktisi yang ahli di bidangnya. “Tertarik karena acaranya seru, karena mengundang narasumber yang ahli,” jawab Ulfa saat ditanya via aplikasi WhatsApp. (Annis)
Magelang – Dampak dari pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini, hampir seluruh perkuliahan semester genap Tahun Akademik 2019/2020 di Prod Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Ilkom Unimma) dilaksanakan secara daring. Tim dosen Prodi Ilmu Komunikasi menghadapi kondisi ini dengan mendesain e-learning lewat berbagai platform sejak Maret 2020 lalu. Beberapa platform yang digunakan seperti: Podcast, Youtube, Zoom, WhatsApp group, Live Instagram, dan portal belajar online Unimma, http://moca.ummgl.ac.id.
Kaprodi Ilmu Komunikasi, Aftina Nurul Husna, menyampaikan fakusnya utama kuliah daring di masa pandemi ini adalah metode menyampaikan materi perkuliahan yang efektif, interaktif, dan mudah. “Sebenarnya saat pandemi ini prioritasnya bukan menariknya metode, tapi seberapa dapat mahasiswa menerima metode itu secara optimal. Karena ada pertimbangan biaya ketika menggunakan platform online, kita mencari yang paling memudahkan mahasiswa,” jelas Aftina Nurul Husna.
Hasil survei evaluasi Bidang Kemahasiswan menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan pelaksanaan kuliah daring, seperti faktor lokasi geografis tempat tinggal mahasiswa serta keadaan sosial ekonomi mereka.
“Perlu dibicarakan antara dosen dengan mahasiswa terkait dengan hal-hal penunjang pembelajaran online. Misalnya device yang digunakan, anggaran quota yang dihabiskan dalam satu bulan, kemudian kondisi lingkungan tempat tinggal apakah kondusif atau tidak untuk mendukung pembelajaran online,” ungkap Dwi Susanti, koordinator Bidang Kemahasiswaan Prodi Ilmu Komunikasi.
Mempertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka Koordinator Bidang Akademik, Moch. Imron Rosyidi, menyarankan kepada dosen pengampu mata kuliah bahwa metode pelaksanaan perkuliahan hendaknya diberikan secara adaptif dan fleksibel tanpa memberatkan mahasiswa.
“Prodi melakukan berbagai pendekatan untuk membuat mahasiswa merasa nyaman. Ini karena bukan pada soal tatap muka atau transfer knowledge saja, tetapi juga soal adaptasi dan memahami berbagai kondisi mahasiswa kita. Dengan kuliah melalui Podcast atau video, mahasiswa masih bisa aktivitas di rumah sambil terus terjadi proses pembelajaran,” papar Moch. Imron Rosyidi.
Tjut Afrieda Syahara, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, menjelaskan faktor geografis tempat tinggalnya menjadi faktor penghambat dirinya dalam mengakses materi perkuliahan. Namun demikian, Tjut juga memaparkan bahwa pelaksanaan kuliah daring berlangsung secara baik.
“Kalo pas sinyal down, jadi kesal sendiri, susah akses materi. Kadang bisa akses lancar jam 11 ke atas. Jadi kuliah online enak ga enak. Namun, over all, pelaksanaannya sudah bagus. Materi juga gampang dipelajari ulang.” (Annis)
Magelang-Dua artikel ilmiah dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang dipublikasikan dalam prosiding The 1st BIS-HESS 2019 (4/5/2020). Prosiding ini merupakan kumpulan artikel ilmiah yang telah dipaparkan pada acara Borobudur Internasional Symposium tahun 2019 lalu.
Artikel ilmiah pertama ditulis oleh Moch. Imron Rosyidi bersama rekannya Ani Dwi Wimatsari dengan judul Habitus In The Salt Productions Based People (Study About Mantongan: The Salt Production Workers in Surabaya). Imron menjelaskan penelitiannya yang ia tulis merupakan pendekatan untuk mengetahui komunikasi kelompok pada pelaksanaan produksi garam.
“Dalam kajian critical komunikasi riset ini berbicara soal pendekatan akar rumput dalam mengetahui kegiatan komunikasi kelompok pada pelaksanaan produksi garam. Melalui pendekatan habitus Pierre Bourdieu dapat dilihat aspek terkecil kebiasaan suatu kelompok, dalam hal komunikasi,” jelas Imron.
Sedangkan artikel ilmiah berjudul Intercultural Communication in Borobudur Homestay Village disusun oleh Annis Azhar S. bersama dengan Lintang Muliwanti. Penelitian memaparkan kecemasan yang terjadi pada interaksi pemilik home stay dan wisatawan mancanegara karena adanya perbedaan latar belakang budaya.
“Riset ini mengulas tentang komunikasi antar budaya yang terjadi di Kampung Homestay Ngaran II. Menyoroti tentang pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian saat pengelola homestay berkomunikasi dengan wisatawan asing. Pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian dalam konteks komunikasi antara budaya ini menjadi penting karena merekalah (pengelola homestay) tuan rumah nyata bagi para tamu-tamu asing kita,” papar Annis Azhar.
Menurut Zulfikar Bagus Pambuko, kepala divisi publikasi Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang, sebagai akademisi, dosen memiliki kewajiban melakukan penelitian dan mempublikasikannya. Keduanya merupakan wujud implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
“Publikasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kewajiban PTMA dalam melaksanakan Catur Dharma, yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah Islam. Kegiatan publikasi artikel ilmiah seperti ini akan berdampak pada kinerja institusi, karier dosen, mendukung peningkatan status akreditasi program studi, dan menjadi media publisitas karya intelektual kepada masyarakat,” papar Zulfikar Bagus Pambuko.
Zulfikar menambahkan publikasi penelitian prosiding dengan sakala internasional merupakan langkah awal yang berdampak baik bagi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang sebagai prodi baru. “Prodi ilkom ini adalah prodi termuda di Universitas Muhammadiyah Magelang sehingga publikasi yang massif menjadi sinyal positif bagi perkembangan prodi ini di masa depan,” imbuh Zulfikar Bagus Pambuko.
Magelang-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang memberikan bantuan bagi mahasiswa berupa kuota internet sebesar Rp50.000. Voucher kuota disalurkan kepada delapan orang mahasiswa dengan kriteria sangat membutuhkan. Tujuannya menunjang efektifitas kuliah daring selama masa pendemi Covid-19 bagi mahasiswa yang memiliki kendala keterbatasan akses internet (Minggu, 3/4/2020).
Moh. Reza Ariski, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unversitas Muhammadiyah Magelang, memaparkan keterbatasan kuota yang dimiliki mahasiswa bisa menjadi faktor penghambat pelaksanaan kuliah daring. Reza menambahkan, baginya saat ini kuota seperti kebutuhan pokok. “Memang (keterbatasan kuota) juga kendala. Tetapi karena kondisi seperti ini kuota menjadi seperti kebutuhan pokok. -Soalnya dengan kuliah daring ini jadi menambah beban orang tua dalam menyediakan kebutuhan anaknya.”
Sementara itu, Moch. Imron Rosyidi, selaku koordinator kuliah daring Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan bahwa keterbatasan kuota bagi mahasiswa mengakases internet menjadi salah satu penghambat pelaksanaan kuliah daring. “Jelas itu (keterbatasan kuota) menjadi poin dimana sistem belum siap. Kuota di republik ini masih menjadi komoditas yang mahal,” jelas Moch. Imron Rosyidi.
Moch. Imron Rosyidi juga menjelaskan Prodi Ilmu Komunikasi menanggapi dengan bijak situasi ini melalui program berbagi kuota. Berbagi kuota merupakan langkah antisipatif Prodi Ilmu Komunikasi dalam mewujudkan berlangsungnya kuliah daring yang maksimal. “Prodi menanggapi dengan cara antisipatif misalkan melakukan perkuliahan dengan minim kuota danmemberikan bantuan,” papar Moch Imron Rosyidi.
Lebih lanjut, Fadillah Sandy, sebagai bendahara Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan proses pelaksanaan program berbagi kuota. Pertama, Dosen Pembimbing Akademik (DPA) menyaring data keadaan sosial ekonomi mahasiswa. Kemudian barulah Prodi, melalui bendahara, melakukan konfirmasi kepada mahasiswa terpilih. Terakhir penyaluran vocher kuota kepada mahasiswa terpilih. “Dalam program ini prosesnya diawali dengan penyarongan mahasiswa oleh DPA. Terus Konfirmasi kepada mahasiswa yang terpilih. Terakhir barulah bantuan didistribusikan,” ujar Fadillah Sandy
Fadillah Sandy juga menjelasakan harapannya. Program ini menjadi penyemangat mahasiswa dalam mengikuti kuliah daring. “Mahasiswa jadi lebih semangat kuliah daring karena beban untuk sarana kuliah menjadi lebih ringan karena adanya program ini,” papar Fadillah Sandi.
Terpisah, Humas Universitas Muhammadiyah Magelang, Lintang Muliawanti, menyampaikan bahwasanya Universitas juga memberikan subsidi kuota kepada mahasiswa selama pendemi Covid-19. Subsidi kuota ini diimplemantasikan dengan memberikan potongan pada pembayaran administrasi dengan nominal Rp150.000. “Universitas memberikan subsidi kuota sebesar 150.000 untuk setiap mahasiswa dalam bentuk potongan SPP semester ganjil 2020/2021. Sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap mahasiswanya. Supaya meringankan beban mahasiswa dalam melaksanakan perkulihan daring di masa pendemi,” ungkap Lintang Muliawanti. (annis)
Oleh: M. Reza Ariski (Ilkom 2019)
Hallo gaes, pada kesempatan kali ini saya akan mereview salah satu film yang sangat inspirasional. Film dari Britania Raya ini disutradarai oleh Tom Hooper, salah satu sutradara yang sangat terkenal di dunia perfilman. Film ini dirilis pertama kali pada tanggal 6 September 2010 pada salah satu acara festival film. Film “The King Speech” ini diperankan dengan sangat apik oleh Colin Firt sebagai Raja George VI/ Pangeran Albert, Helena Bonham Carter sebagai Ratu Elizabeth Bowes-Liyon, dan Geoffrey Rush sebagi Lionel Logue.
Film ini menceritakan perjuangan Raja George dalam melawan keterbatasannya dalam berbicara/ gagap. Pangeran Albert adalah anak kedua dari Raja George V. Pangeran Albert naik tahta menjadi seorang raja pada saat ayahnya wafat. Setelah sang ayah wafat, seharusnya kakaknyalah yang menjadi seorang raja. Namun, kakaknya lebih memilih untuk menikahi/ menjalin hubungan dengan seorang wanita yang masih bersuami/ bercerai. Dalam aturan kerajaan, seorang anggota kerajaan dilarang menikahi seorang wanita yang bercerai atau bahkan masih bersuami. Karena hal tersebut, Pangeran David pun harus menyerahkan tahtanya tersebut kepada sang adik yaitu Pangeran Albert untuk menjadi Raja di Britania Raya.
Pangeran Albert adalah seorang keturunan raja yang gagap sejak kecil. Dia selalu gagap ketika dia sedang takut. Maka dari itu istrinya mencarikan seorang ahli untuk menyembuhkan kegagapan suaminya. Dia telah melakukan berbagai macam metode penyembuhan dari berbagai dokter hingga pada ahirnya dia membawa Pangeran Albert kepada Lionel Logue. Pada awal pertemuan Pangeran Albert sempat menyerah dengan metode yang dipakai oleh Logue sehingga dia memutuskan untuk langsung berhenti. Namun, pada saat di rumah dia memutar kembali rekaman suaranya yang diambil oleh Logue. Dalam rekaman tersebut, Pangeran Albert membaca secara lancar tanpa gagap sedikitpun. Hal tersebut membuat Pangeran Albert kembali percaya dengan metode yang diterapkan Logue sehingga dia memutuskan untuk melakkukan terapi dengan Logue. Berbagai cara dia lakukan pada saat terapi sehingga kegagapan Pangeran Albert sedikit berkurang. Dengan terapi yang dilakukan dengan Logue secara tidak langsung justru membangun kedekatan dengan Logue sehingga Pangeran Albert sudah seperti adik dari Logue itu sendiri.
Pada suatu ketika, saat Inggris melakukan perang dengan Hitler/ Jerman, Pangeran Albert harus memberikan pidato sambutan ,ini salah satu pidato besar pertama setelah menjabat menjadi seorang raja. Pada saat itu Pangeran Albert sangat takut dan meminta Logue untuk membantunya dalam pidato ini. Pada saat itu istrinya dan juga Logue memberikan dukungan mental juga kepada Pangeran Albert agar dapat melakukan pidato ini dengan baik. Pada saat pidato itu tiba Pangeran Albert ditemani Logue dalam pidatonya tersebut sehingga Pangeran Albert dapat berpidato dengan lancar dan baik.
Menurut saya, pada film ini banyak sekali yang layak dicontoh, terutama kita sebagai mahasiswa komunikasi. Meningkatkan kepercayaan diri itu sangat penting terlebih saat public speaking. Kepercayaan diri ibaratnya sebuah pondasi bangunan. Kalau kepercayaan diri kita lemah, maka usaha yang telah kita lakukan dapat dengan mudah runtuh. Ketika kita menjaga image kita di mata orang kita harus mampu berkomunikasi secara asertif dan segala yang kita lakukan itu harus dengan kepercayaan diri. Untuk membangun kepercayaan diri kita, kita harus kenali apa masalahnya dalam diri kita sendiri. Setelah kita tahu apa masalahnya dalam diri kita, maka kita harus berusaha memutuskan lingkaran setan keraguan diri kita.
Sama seperti saat Pangeran Albert memperbaiki bicaranya dalam mengucapkan sebuah kata, dia lakukan dengan cara afirmasi diri secara positif. Dia mengulangi setiap kata yang sulit hingga dia mampu mengucapkan kata tersebut. Tanpa kepercayaan diri setinggi apapun keahlian atau jabatan yang kamu miliki, maka semua itu tidak akan berguna. Dari sekian banyak pesan moral dalam film ini, kepercayaan diri menjadi benang merah bahwa kita harus bisa menghilangkan keragu-raguan dalam hidup kita.