Prodi Berbagi Semangat Belajar di Masa Pendemi!

Prodi Berbagi Semangat Belajar di Masa Pendemi!

Magelang-Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang memberikan bantuan bagi mahasiswa berupa kuota internet sebesar Rp50.000. Voucher kuota disalurkan kepada delapan orang mahasiswa dengan kriteria sangat membutuhkan. Tujuannya menunjang efektifitas kuliah daring selama masa pendemi Covid-19 bagi mahasiswa yang memiliki kendala keterbatasan akses internet (Minggu, 3/4/2020).

Moh. Reza Ariski, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unversitas Muhammadiyah Magelang, memaparkan keterbatasan kuota yang dimiliki mahasiswa bisa menjadi faktor penghambat pelaksanaan kuliah daring. Reza menambahkan, baginya saat ini kuota seperti kebutuhan pokok. “Memang (keterbatasan kuota) juga kendala. Tetapi karena kondisi seperti ini kuota menjadi seperti kebutuhan pokok. -Soalnya dengan kuliah daring ini jadi menambah beban orang tua dalam menyediakan kebutuhan anaknya.”

Sementara itu, Moch. Imron Rosyidi, selaku koordinator kuliah daring Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan bahwa keterbatasan kuota bagi mahasiswa mengakases internet menjadi salah satu penghambat pelaksanaan kuliah daring. “Jelas itu (keterbatasan kuota) menjadi poin dimana sistem belum siap. Kuota di republik ini masih menjadi komoditas yang mahal,” jelas Moch. Imron Rosyidi.

Moch. Imron Rosyidi juga menjelaskan Prodi Ilmu Komunikasi menanggapi dengan bijak situasi ini melalui program berbagi kuota. Berbagi kuota merupakan langkah antisipatif Prodi Ilmu Komunikasi dalam mewujudkan berlangsungnya kuliah daring yang maksimal. “Prodi menanggapi dengan cara antisipatif misalkan melakukan perkuliahan dengan minim kuota danmemberikan bantuan,” papar Moch Imron Rosyidi.

Lebih lanjut, Fadillah Sandy, sebagai bendahara Prodi Ilmu Komunikasi, memaparkan proses pelaksanaan program berbagi kuota. Pertama, Dosen Pembimbing Akademik (DPA) menyaring data keadaan sosial ekonomi mahasiswa. Kemudian barulah Prodi, melalui bendahara, melakukan konfirmasi kepada mahasiswa terpilih. Terakhir penyaluran vocher kuota kepada mahasiswa terpilih. “Dalam program ini prosesnya diawali dengan penyarongan mahasiswa oleh DPA. Terus Konfirmasi kepada mahasiswa yang terpilih. Terakhir barulah bantuan didistribusikan,” ujar Fadillah Sandy

Fadillah Sandy juga menjelasakan harapannya. Program ini menjadi penyemangat mahasiswa dalam mengikuti kuliah daring. “Mahasiswa jadi lebih semangat kuliah daring karena beban untuk sarana kuliah menjadi lebih ringan karena adanya program ini,” papar Fadillah Sandi.

Terpisah, Humas Universitas Muhammadiyah Magelang, Lintang Muliawanti, menyampaikan bahwasanya Universitas juga memberikan subsidi kuota kepada mahasiswa selama pendemi Covid-19. Subsidi kuota ini diimplemantasikan dengan memberikan potongan pada pembayaran administrasi dengan nominal Rp150.000. “Universitas memberikan subsidi kuota sebesar 150.000 untuk setiap mahasiswa dalam bentuk potongan SPP semester ganjil 2020/2021. Sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap mahasiswanya. Supaya meringankan beban mahasiswa dalam melaksanakan perkulihan daring di masa pendemi,” ungkap Lintang Muliawanti. (annis)

Review Film “The King’s Speech”

Review Film “The King’s Speech”

Oleh: M. Reza Ariski (Ilkom 2019)

Hallo gaes, pada kesempatan kali ini saya akan mereview salah satu film yang sangat inspirasional. Film dari Britania Raya ini disutradarai oleh Tom Hooper, salah satu sutradara yang sangat terkenal di dunia perfilman. Film ini dirilis pertama kali pada tanggal 6 September 2010 pada salah satu acara festival film. Film “The King Speech” ini diperankan dengan sangat apik oleh Colin Firt sebagai Raja George VI/ Pangeran Albert, Helena Bonham Carter sebagai Ratu Elizabeth Bowes-Liyon, dan Geoffrey Rush sebagi Lionel Logue.

Film ini menceritakan perjuangan Raja George dalam melawan keterbatasannya dalam berbicara/ gagap. Pangeran Albert adalah anak kedua dari Raja George V. Pangeran Albert naik tahta menjadi seorang raja pada saat ayahnya wafat. Setelah sang ayah wafat, seharusnya kakaknyalah yang menjadi seorang raja. Namun, kakaknya lebih memilih untuk menikahi/ menjalin hubungan dengan seorang wanita yang masih bersuami/ bercerai. Dalam aturan kerajaan, seorang anggota kerajaan dilarang menikahi seorang wanita yang bercerai atau bahkan masih bersuami. Karena hal tersebut, Pangeran David pun harus menyerahkan tahtanya tersebut kepada sang adik yaitu Pangeran Albert untuk menjadi Raja di Britania Raya.

Pangeran Albert adalah seorang keturunan raja yang gagap sejak kecil. Dia selalu gagap ketika dia sedang takut. Maka dari itu istrinya mencarikan seorang ahli untuk menyembuhkan kegagapan suaminya. Dia telah melakukan berbagai macam metode penyembuhan dari berbagai dokter hingga pada ahirnya dia membawa Pangeran Albert kepada Lionel Logue. Pada awal pertemuan Pangeran Albert sempat menyerah dengan metode yang dipakai oleh Logue sehingga dia memutuskan untuk langsung berhenti. Namun, pada saat di rumah dia memutar kembali rekaman suaranya yang diambil oleh Logue. Dalam rekaman tersebut, Pangeran Albert membaca secara lancar tanpa gagap sedikitpun. Hal tersebut membuat Pangeran Albert kembali percaya dengan metode yang diterapkan Logue sehingga dia memutuskan untuk melakkukan terapi dengan Logue. Berbagai cara dia lakukan pada saat terapi sehingga kegagapan Pangeran Albert sedikit berkurang. Dengan terapi yang dilakukan dengan Logue secara tidak langsung justru membangun kedekatan dengan Logue sehingga Pangeran Albert sudah seperti adik dari Logue itu sendiri.

Pada suatu ketika, saat Inggris melakukan perang dengan Hitler/ Jerman, Pangeran Albert harus memberikan pidato sambutan ,ini salah satu pidato besar pertama setelah menjabat menjadi seorang raja. Pada saat itu Pangeran Albert sangat takut dan meminta Logue untuk membantunya dalam pidato ini. Pada saat itu istrinya dan juga Logue memberikan dukungan mental juga kepada Pangeran Albert agar dapat melakukan pidato ini dengan baik. Pada saat pidato itu tiba Pangeran Albert ditemani Logue dalam pidatonya tersebut sehingga Pangeran Albert dapat berpidato dengan lancar dan baik.

Menurut saya, pada film ini banyak sekali yang layak dicontoh, terutama kita sebagai mahasiswa komunikasi. Meningkatkan kepercayaan diri itu sangat penting terlebih saat public speaking. Kepercayaan diri ibaratnya sebuah pondasi bangunan. Kalau kepercayaan diri kita lemah, maka usaha yang telah kita lakukan dapat dengan mudah runtuh. Ketika kita menjaga image kita di mata orang kita harus mampu berkomunikasi secara asertif dan segala yang kita lakukan itu harus dengan kepercayaan diri. Untuk membangun kepercayaan diri kita, kita harus kenali apa masalahnya dalam diri kita sendiri. Setelah kita tahu apa masalahnya dalam diri kita, maka kita harus berusaha memutuskan lingkaran setan keraguan diri kita.

Sama seperti saat Pangeran Albert memperbaiki bicaranya dalam mengucapkan sebuah kata, dia lakukan dengan cara afirmasi diri secara positif. Dia mengulangi setiap kata yang sulit hingga dia mampu mengucapkan kata tersebut. Tanpa kepercayaan diri setinggi apapun keahlian atau jabatan yang kamu miliki, maka semua itu tidak akan berguna. Dari sekian banyak pesan moral dalam film ini, kepercayaan diri menjadi benang merah bahwa kita harus bisa menghilangkan keragu-raguan dalam hidup kita.

Review Film Life Is Beautiful (1997)

Review Film Life Is Beautiful (1997)

Oleh Ada Kusumo Aji (Ilkom ’19)

Hallo teman- teman semua di mana pun kalian berada. Nah kali ini saya akan mengajak kalian semua untuk me-review sebuah film yang bisa dibilang film jadul karena film ini rilis pada tahun 1997. Film ini berjudul Life is Beautiful, dimulai dengan mengambil latar belakang kehidupan masyarakat Italia di tahun 1939 yang kala itu terjadi perang dunia kedua. Film ini disutradarai oleh Roberto Benigni yang juga berperan ganda sebagai tokoh utama sebagai Guido seorang warga italia berdarah Yahudi. Cerita dimulai saat Guido bertemu dengan Dora secara tidak sengaja saat Dora jatuh dan ditangkap Guido ditumpukan jerami dan kemudian membuat Guido jatuh cinta.

Guido sering melakukan hal konyol ketika berusaha mencari perhatian Dora. Setiap saat hidupnya selalu diwarnai dengan kesenangan, humor, dan tawa. Jelas sekali betapa indahnya kehidupannya, hingga akhirnya dia berhasil menikahi gadis pujaannya. Kebahagiaan Guido bertambah ketika dari pernikahannya ini dia dikaruniai seorang anak yang diberi nama Giosue. Begitu juga dalam kariernya, seiring berjalanya waktu ia dapat membuka sebuah toko buku sendiri. Selang beberapa tahun kehidupan mereka bertiga selalu diwarnai kesenangan. Bahkan disaat para Yahudi selalu diolok-olok, Guido tetap berusaha tersenyum menikmati hidupnya dalam keindahan.

Eropa tengah dicekam ketakutan akan Perang Dunia II saat itu, khususnya terhadap kekuatan militer Jerman yang agresif.  Sampai datangnya pasukan Nazi Jerman membawa seluruh warga Italia yang berdarah Yahudi yang akhirnya berdampak pada dibawanya keluarga Guido serta pamannya menuju kamp siksaan milik pasukan Nazi Jerman. Kita tahu bagaimana kekejaman Nazi memperlakukan keturunan orang Yahudi dalam kamp-kamp itu. Pria dan wanita dipisahkan, anak-anak dan orang tua dibantai. Mereka yang sehat akan tetap dibiarkan hidup untuk bekerja keras bagi kepentingan tentara Jerman. Akibatnya Guido terpisah dengan istrinya, tapi untungnya dia masih bisa menyelamatkan Giosue, putranya.

Guido tak ingin putranya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Di sinilah tampak gaya proaktif Guido yang mengesankan ia mampu mempengaruhi anaknya dan berusaha menutupi kenyataan yang terjadi. Ia mengarang cerita bahwa saat itu mereka sedang mengikuti sebuah permainan dan bersaing dengan semua kaum Yahudi yang ada di kamp sebagai peserta. Sementara itu, tentara Jerman berperan sebagai penjaga permainan dan mengatur permainan. Mereka semua harus mengikuti peraturan yang sangat ketat untuk memenangkan hadiah utamanya, sebuah tank sungguhan.

Bisa dibayangkan betapa beratnya beban Guido. Di tengah-tengah kerja paksa yang dijalaninya, dia harus mengasuh, menyembunyikan, dan melindungi anaknya, serta berusaha menyapu gambaran gelap tentang betapa kejam dan mengerikannya sebuah kamp konsentrasi. Dora sendiri ditempatkan dalam barak wanita yang terpisah. Di tengah kepedihan, kelelahan, dan kecemasannya dia harus tetap tampak riang, optimis, dan bersemangat di depan anaknya. Dan itulah yang selalu coba ditularkan kepada Giosue. Semua hal itu dilakukan dengan tujuan mulia agar dapat mempengaruhi anaknya agar tetap memiliki pandangan baik atas kondisi tidak baik yang tengah mereka hadapi. Tentunya di samping agar selamat, dimaksudkan pula untuk dalam kondisi apapun tetap dapat bersyukur, tetap bersemangat, tetap optimis, dan tidak menyerah dengan keadaan.

Akhir kisah film ini berakhir ketika tentara Jerman melakukan pembunuhan setelah mengetahui bahwa sekutu akan menguasai kota itu. Guido pun keluar untuk menyelamatkan istrinya dan menyembunyika Giosue ke dalam sebuah kotak kecil. Ketika Guido mencari istrinya, ia malah tertangkap oleh tentara Nazi, akhirnya Guido pun dibunuh dengan tembakan yang dilakukan tentara Nazi. Saat keadaan sudah sepi dan tentara Nazi pergi, Giosue pun keluar dari kotak untuk melihat keadaan. Tak lama kemudian datang sebuah tank berbendera Amerika. Giosue pasti mengira bahwa ini adalah tank yang dimaksud ayahnya. Seorang tentara Amerika mengangkat Giosue dan mengikut sertakannya masuk ke dalam tank hingga akhirnya ia bertemu dengan Dora, ibunya.

Akhir kata, film ini adalah film yang menyenangkan dan menyentuh untuk disaksikan. Sosok Guido adalah benar-benar contoh individu yang proaktif dan tidak pernah melihat suatu kejadian dari sisi negatif dan berusaha menghadapinya dengan senyuman dan candaan. Bahkan dia juga berusaha sekuat tenaga membuat orang di sekitarnya tidak larut dalam kesedihan dan ikut tertawa dengannya.

Review film “The Pursuit of Happyness”

Review film “The Pursuit of Happyness”

Oleh: Faizal Kamay (Ilkom ’19)

Hai ilkomers, kali ini aku akan mereview film yang cukup lama. Film ini dirilis tahun 2006. Tidak ada salahnya kan menonton kembali film ini. Menonton film menjadi salah satu rekomendasi aktifitas saat social distancing seperti sekarang ini. Banyak hal yang dapat memotifasi kita setelah menonton film ini.

Film “The Pursuit Of Happyness” adalah film biografi drama yang terinspirasi dari kisah nyata, dan naskah film ini ditulis berdasarkan buku karya Chris Gardener yang berjudul The Pursuit Of Happyness. Di sutradarai oleh Gabriele Muccino dan diproduseri oleh Steve Tisch, James Lassiter, Tood Black, Jason Blumenthal dan Will Smith ( dia juga tokoh utama pada film ini). Dibintangi oleh Will Smith, Jaden Smith, Thandie Newton.  Yang pasti kalian akan menemukan banyak pembelajaran kehidupan pada film ini.

Film ini bercerita mengenai sebuah keluarga kecil yang sederhana. Chris Gardner ( Will Smith) Dan Linda ( Thandie Newton) merupakan sepasang suami istri yang mempunyai anak bernama Christopher ( Jaden Smith) yang tinggal disebuah kontrakan kecil sederhana. Keluarga ini menghabiskan tabungan nya untuk membeli  sebuah mesin yang dianggapnya sangat revosiuner yaitu mesin pemindai kepadatan tulang. Mereka hidup dengan mengandalkan penjualan dari mesin tersebut. Tetapi waktu itu keadaan tidak seperti yang mereka impikan. Chris tidak bisa menjual alat tersebut akhir- akhir itu di sini mulai terjadi konflik keluarga yang didasarkan dari ekonomi yang kurang baik. Pada puncak konflik tersebut ia bangkrut karena masalah pajak dan linda meningalkan Chris dan anaknya Christopher . bahkan bisa disebut ia sebagai tuna wisma. Karena ia sudah tidak memiliki apapun kecuali anaknya Christopher.

Pada review kali ini mungkin aku akan fokus tentang bagaimana Chris berusaha mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan yaitu menjadi pialang saham dan membangun reputasi dirinya sampai ia berhasil lulus interview di perusahan yang ia inginkan.

Kali ini aku bercerita menurut sudut pandang ku ya ilkomers…

Chris di sini mengajarkan kita mencari sebuah kebahagiaan walaupun bentuknya itu kecil.  Terus berlari untuk mencapai  kebahagiaan atas apa yang ia impikan. Menurut chris dalam keadaan yang terpuruk  masih ada suatu kebahagiaan yang bisa ia kejar. Dia juga sangat  harmonis terhadap anaknya. “Karena keharmonisan itu diri kita sendiri yang membuatnya”. Kata Chris.

Dalam membangun reputasi diri hal yang chris lakukan adalah tidak memberitahu masalah hidupnya yang ia alami kepada orang lain. Tetap terlihat baik-baik saja, dan berusaha mencari solusinya sendiri. Chris merupakan orang yang gigih, cerdas, dan mempunyai kemauan untuk belajar yang tinggi. Hal ini terlihat saat ia melakukan pendidikan selama 6 bulan tanpa digaji untuk mencapai impiannya menjadi pialang saham. Selama waktu itu ia harus mengatur waktu antara mengurus anaknya, menjual barang dagangan yang berguna untuk hidup selama 6 bulan dan belajar di perusahaan yang menawarkan pendidikan calon pialang saham serta mencari pelanggan untuk perusahaan tersebut. Ia juga dituntut menyelesaikan tugasnya dengan cepat supaya dapat tinggal di panti tuna wisma yang ia dapatkan secara siapa yang duluan ia bisa tinggal di tempat itu. Dalam hal ini Chris dituntut menjadi orang yang super  disiplin.

Aku merasa terpukau dengan perjuangan Chris melakukan semua upaya untuk mengatasi semua hal yang ia lakukan untuk memperbaiki kualitas hidupnya itu.

Menjadi orang yang humble. Selalu bertanya merupakan pelajaran selanjutnya yang aku dapatkan. Bagaimana ia dapat mencari relasi sebanyak banyaknya. Selalu mengucapkan terimakasih atas sesuatu yang ia dapatkan walaupun itu kecil.  Ia juga tak sungkan untuk meminta maaf ketika ia merasa bersalah terhadap siapapun untuk memperbaiki reputasi dirinya.

Banyak belajar dan sebisa mungkin menyelesaikan sesuatu itu dengan sempurna dan terbaik. Tidak memikirkan pandangan orang yang menilainya secara negatife tetapi berusaha bagaimanapun pandangan orang terhadap kita dapat positif. Dia merupakan orang yang optimis akan suatu hal bahwa ia akan bisa menjalaninya. Dengan menjunjung tinggi kejujuran, integritas dan kerja sama tim. Ketika dia tidak tau jawaban atas suatu pertanyaan ia akan menjawabnya tidak tau. Meskipun pada awalnya ia direndahkan dan tidak dihargai menurut ku itu adalah proses ia menuju kebahagiaan.

Setelah semua kerja kerasnya selama 6 bulan. Akhirnya ia berhasil terpilih bekerja dan memulai karirnya di Dean Witter, kemudian ia berhasil mendirikan perusahaan jasa layanan keuangannya sendiri yang ia beri nama Gardner Rich, dan menjadi multi milyader yang dermawan membangun panti tuna wisma dan mengingat ia pernah mengalami hal tersebut.

Gimana ilkomers pasti akan tertarik melihat perjuangan Chris Gardner pada filim ini. Satu pembicaraan pada film ini Chris mengatakan, “Beberapa hal cukup mengasyikkan saat pertama kali melakukaannya, tapi selanjutnya tidak lagi.” (Gardener, 2006)

Dosen & Mahasiswa Ilmu Komunikasi Berpartisipasi dalam URECOL ke-11 Unisa, Yogyakarta

Dosen & Mahasiswa Ilmu Komunikasi Berpartisipasi dalam URECOL ke-11 Unisa, Yogyakarta

Yogyakarta – Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang mengirim dosen dan mahasiswa untuk mengikuti University Research Colloquium (URECOL) ke-11 tahun 2020 di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) pada Sabtu, 22 Februari 2020.

Acara yang merupakan kerjasama konsorsium Perguruan Tinggu Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) se-Jateng dan DIY ini terdiri atas seminar dan presentasi makalah ilmiah (call-of-paper) dengan tema “Kontribusi Riset dan Pengabdian Masyarakat menuju Indonesia Berkemajuan”.

Dosen Ilmu Komunikasi, Fadillah Sandy menulis makalah dengan judul Komponen Interactive Read-Aloud dalam Konteks EFL. Sementara itu, duo mahasiswa Meylino Denis Pratama (Ilkom ’18) dan Irfan Dhiya Alaudin (Ilkom ’19) bersama dosen pembimbing, Moch. Imron Rosyidi menulis tentang Futurologi Desa di Era Digital, Sebuah Gagasan dalam Merespon Revolusi Informasi.

Seminar pada URECOL 11 ini menghadirkan Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo yang membahas tentang Optimalisasi Fungsi Komunikasi dalam Pendidikan berbasis Riset dan Pengetahuan. Hal ini sejalan dengan visi Prodi Ilmu Komunikasi yang hendak mengembangkan komunikasi bisnis berbasis media dan digital.

Disarikan bahwa ke depan, perguruan tinggi tidak hanya cukup memiliki banyak doktor, tetapi juga produk-produk yang research-based. Tidak cukup pula memiliki banyak produk, tetapi juga mampu menghilirisasikannya ke dunia industri. Di sinilah ilmu komunikasi berperan untuk memasarkan dan mengemas produk-produk riset tersebut menjadi menarik dan dapat diterima masyarakat.