Sarasehan Orangtua/Wali Mahasiswa dengan Dosen FPH

Magelang-Fakultas Psikologi dan Humaniora UMMagelang mengadakan acara temu wali mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Acara mulai pukul 09.00 WIB dan bertempat di aula Rektorat kampus 2 UMMagelang. Menurut Imron Rosyidi, selaku ketua pelaksana, pertemuan ini dilaksanakan untuk menyamakan fakultas dan wali mahasiswa. Selain itu juga untuk mempererat tali silaturahmi keluarga Fakultas Psikologi dan Humaniora dalam menunjang prestasi mahasiswa. “Untuk tali silaturahmi dan lebih dekat dengan orang tua mahasiswa, agar dapat menyamakan persepsi antara fakultas dan oramg tua agar mahasiswa lebih berprestasi.” (18/10)

Menurut Ibu Theresia, wali mahasiswa dari F. Bayu Kurniawan, dirinya dapat bertukar pikiran terkait dengan pihak dosen terkait profil dan rencana kedepan dari masing-masing prodi. “Saya seneng karena disini kita bertemu dengan para dosen wali mahasiswa yang lain jadi bisa sharing langsung, ketika ada kekurangan atau apapun itu kita bisa tahu,” ujarnya.

Sementara itu, Aftina Nurul Husna, Kaprodi Ilmu Komunikasi UMMagelang, mengungkapkan pihaknya menjadi mengetahui aspirasi wali mahasiswa. Dengan begitu menjadi modal untuk prodi membuat program yang membangun mahasiswa dan bersinergi dengan harapan wali mahasiswa. “Kita jadi tahu apa aspirasi orang tua wali. Dengan begitu, kita bisa membuat program-program yang sesuai kebutuhan pengembangan diri mahasiswa dan harapan orang tua,” paparnya.

Coaching Clinic Menghadapi PKM 2020

Coaching Clinic Menghadapi PKM 2020

Magelang-Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Magelang (FPH UMMGL) mengadakan Coaching Clinic pembinaan teknis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bagi mahasiswa-mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Acara ini dimulai pukul 09.30 dan bertempat di ruang A13 kampus 1 UMMGL. Hadir sebagai Zulfikar Bagus Pambuko, dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah, dan Bagyo Condro Purnomo, dosen Prodi Mesin Otomotif UMMgl (24/10/2019).

Menurut Zulfikar PKM memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri. Dengan demikian Zukfikar menambahkan bahwa coaching clinic diselenggarakan untuk mengarahkan ide mahasiswa agar memenuhi standar. Oleh karenanya dalam materinya Zulfikar banyak membagikan tips dan trik agar ide-ide PKM mahasiswa lolos seleksi. “Clinic ini sebagai pengenalan awal, karena melalui PKM banyak manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa untuk pengembangan diri yang didapat diluar kelas. Inti materinya tentang proses PKM, Pembelajaran dan Kemahasiswaan, serta tips dan trik agar ide PKM lolos selekasi.”.

Sementara itu, menurut Bahyo PKM merupakan program andalan di perguruan tinggi. Menurutnya PKM juga meningkatkan kreativitas mahasiswa. “Sebenarnya PKM merupakan program andalan atau unggulan di semua perguruan tinggi Indonesia. Saya berharap kedepannya mahasiswa tanpa disuruh sudah berniat ikut dengan sendirinya bahkan mahasiswa itu yang mencari kegiatan PKM untuk berperan serta. PKM ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas, academic skill, management skill, communication skill, dan attitude akan terbangun dengan baik. PKM adalah salah satu ajang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa,” ungkapnya.

Bagio menambahkan setelah adanya coaching clinic dapat meningkatkan minat partisipasi dan kemandirian mahasiswa dalam mengikuti PKM. “Saya berharap kedepannya mahasiswa tanpa disuruh sudah berniat ikut dengan sendirinya bahkan mahasiswa itu yang mencari kegiatan PKM untuk berperan serta,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sarrah Natali, selaku peserta, dilaksanakannya coaching clinic PKM memberinya rangsangan untuk berpikir kritis, menambah pengalaman terjun kelapangan langsung, dan kreativitas. Peserta juga menjadi termotivasi mengikuti PKM. Terlebih ketika mengetahui bahwa ketika ide PKM mereka lolos berpeluang untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Sangat menarik, karena banyak manfaatnya. Pertama bisa melatih pikiran kritis, mental, dan kekreativitasan. Kemudian hal yang menarik lagi kita bisa mendapat SKPI jika lolos juara PKM-nya,” ujarnya.

Pengalaman ke Festival Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) 2019

Pengalaman ke Festival Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) 2019

Oleh: Ulfa dan Sarrah (Ilkom 2019)

Minggu, 6 Oktober 2019, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang melakukan perjalanan ke Benteng Vastenburg, Solo, untuk mengikuti acara Festival Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Kami berangkat dari kampus sekitar pukul 09.00 WIB menggunakan bus kampus. Tiba di tempat tujuan sekitar pukul 12.30 WIB.

Disana, kami mengikuti beberapa jenis workshop seperti Oprek Fotografi dan Writerpreneurship. Di dalam workshop Oprek Fotografi tersebut ada 4 narasumber, yaitu: Priadi Soefjanto (Akademisi dan Fotografer), Eddy A. Suryatin (Akademisi dan Fotografer), Dewi Sartika Bukit (Akademisi dan Fotografer), Frans Bona Simanjuntak (Founder aksi Nusantara).

Keempat narasumber banyak berbicara terkait dengan cara-cara fotografi yang baik dan benar serta masalah sertifikasi fotografer. Materi tersebut menambah pengetahuan kami tentang fotografi. Kami biasanya hanya asal saat membuat foto. Tetapi, sekarang menjadi tahu bagaimana cara mengambil gambar yang baik dan sudut pengambilan gambarnya. Yang membuat tambah menarik, peserta yang mengikuti workshop ini dengan undangan yang dikirim lewat WhatsApp mendapatkan souvenir tas.

Yang kedua workshop Writerpreneur ada 3 narasumber, yaitu: Kirana Kejora (Novelis), Agustinus Wibowo (Travel Writer), Khrisna Pabichara (Sastrawan). Mereka membahas tentang cara menulis yang baik terlebih dalam hal pemilihan kata-kata. Materi ini mengasah ketrampilan saya dalam menulis dan mendiskripsikan sesuatu.

Sebagai hiburan, panitia menyediakan boot permainan. Di ataranya ialah permainan memutar lingkaran yang bertuliskan macam-macam hadiah. Memasukkan bola pingpong ke dalam cup. Mereka yang beruntung akan mendapat bingkisan seperti seperti tas, notes, mug, dan tumblr.

Ayo Jadi Agen Literasi Media!

Ayo Jadi Agen Literasi Media!

Magelang (3/10) – Membaca fenomena derasnya arus informasi di lini media baru, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Magelang tergerak untuk menyebarkan virus lieterasi media di kalangan mahasiswa. Oleh karenanya, Prodi Ilmu Komunikasi UMMgl melaksanakan kuliah tamu dengan tema “Tsunami Informasi di Media Sosial”. Hadir sebagai pembicara ialah Nurudin, dosen Ilmu Komunikasi UMMalang yang juga seorang penulis yang juga pemerhati literasi media.

Nurudin menjelaskan media baru hadir dengan dampak positif dan negatif. Ia memberikan kemudahan kita untuk mengakses informasi tanpa batasan ruang dan waktu. Namun, di sisi lain juga memiliki dampak negatif. “Di tengah kemudahan mengakses informasi ada beberapa dampak seperti nomophobia, alone together, budaya komentar, budaya narsisme, miskin tatap muka, privasi terganggu, dan hoax merajalela,” jelasnya.

Oleh karenanya, Nurudin menjelaskan sebagai mahasiswa yang mempelajari keilmuan dalam bidang komunikasi, penting untuk mengetahui perihal literasi media. Ia menambahkan pengetahuan terkait dengan literasi media mengasah keterampilan kita untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Dengan demikian, mahasiswa dipandang sebagai konsumen media menjadi sadar “melek” tentang cara media dikonstruksi “dibuat” dan diakses. Dengan demikian mahasiswa dapat menjadi pelopor literasi media.

Lebih lanjut, Nurudin memaparkan mahasiswa diharap tidak hanya menerima informasi lewat media sosial saja, akan tetapi juga diimbangi dengan memperbanyak membaca literasi buku. Kemudian menelaah atau mengkaji lebih dalam tentang informasi-informasi yang didapat sebelum disebar luaskan kepada khalayak luas.

“Secara pribadi saya senang, apalagi saya bisa berbagi kepada mahasiswa tentang ilmu yang barangkali saya kuasi. Saya harap mahasiswa bisa tambah pengetahuan yang lebih luas berkaitan dengan perkemembangan teknologi komunikasi dan media sosial, juga saya harap nanti mereka akan menjadi pelopor gerakan melek media. Yang tidak kalah pentingnya saya berharap mahasiswa termotivasi untuk menulis buku,” ujar Nurudin setelah mengisi kuliah umum.

Terpisah, peserta kuliah tamu, Chusnul Azizah, mengungkapkan melalui kuliah tamu ini ia mendapat pengetahuan untuk lebih bijak menggunakan media social. “Sebelumnya kami belum mengetahui banyak cara bijak menanggapi media sosial dengan informasi-informasi di dalamnya. Alhamdulillah berkat diadakannya kuliah umum ini kami sebagai mahasiswa bisa mendapat panduan untuk bijak menggunakan media sosial, apalagi kami adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi.” (an)

Mengatasi Masalah Hoax Melalui Workshop Ilmu Komunikasi “Hoax Busting and Digital Hygiene”

Mengatasi Masalah Hoax Melalui Workshop Ilmu Komunikasi “Hoax Busting and Digital Hygiene”

Magelang, Senin (21/10/2019) – Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Magelang, bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen dan Googl News Initiative dan Internews mengadakan Halfday Basic Workshop dengan tema “Hoax Busting and Digital Hygiene”. Bertempat di aula rektorat lantai tiga, Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang. Dua pembicara yang hadir berasal ialah Syifaul Arifin, wartawan Harian Umum Solopos dan Agung Purwandono, wartawan krjogja.com.

Menurut Agung, di Indonesia masih rentan terkena permasalahan hoax. Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan dan kesiapan masyarakat dalam meliterasi berita-berita di internet. “Diadakannya workshop ini karena banyaknya hoax di Indonesia dan literasi internet oleh masyarakat itu masih kurang.” paparnya.

Dwi Susanti, selaku ketua pelaksana, juga menambahkan bahwasannya berita bohong menjadi permasalahan yang masih perlu perhatian dari berbagai kalangan, salah satunya ialah dari sisi akademis. “Ini adalah respon kami sebagai institusi pendidikan kami tidak bisa berdiam diri melihat masyarakat kita masih resah dengan permasalahan hoax. Hoax ini sudah dan masih menjadi isu primadona di masyarakat. Masih banyak kekhawatiran masyarakat akan hoax bahkan dalam level pemerintahan itupun masih mengkhawatirkan tentang hoax,” jelasnya.

Permasalahan hoax ini menjadi sebuah keresahan bersama. Oleh karenanya, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, sebagai institusi yang bergerak dalam keilmuan komunikasi digital merasa perlu berperan serta dalam menyikapi hal tersebut. Sebagai langkah awal ialah memberikan pembelajaran bagi mahasiswa melalui workshop ini. “Lalu kemudian kami berfikir bagaimana caranya kita dari institusi coba mengedukasi masyarakat melalui mahasiswa,” ujar Dwi Susanti.

Dalam pemaparannya Agung Purwandono menjelaskan untuk mengantisipasi fenomena hoax dapat berawal dari diri sendiri. Pertama ialah berupayakan meneliti terlebih dahulu kebenaran dari informasi. Kemudian, ia juga menghimbau untuk tidak tergesa-gesa dalam membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya. “Penanggulangannya bisa dimulai dari diri sendiri, terutama ketika menerima sebuah informasi jangan langsung di share tapi harus di teliti kebenarannya, kalau meragukan jangan di share,” ungkapnya.

Lebih lanjut, workshop yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini menurut peserta, Adi Nur, berjalan seru. Ia mengaku mendapat informasi yang lengkap dalam meangani permaslahan hoax. “Workshop ini sangat bagus, seru, sangat membantu dalam menangani hoax yg telah menjadi kehidupan kita ini, bisa mengetahui tool-tool google yang belum diketahui sebelumnya, dan workshop ini membantu para mahasiswa/i agar lebih mengenali hoax yang sebenenarnya, dan lebih bijak dalam bermedia sosial.” (an)