Magelang-Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhamamdiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) berkolaborasi dengan Aliansi Jurnalis Independent (AJI) dan Google News Initiative (GNI) Training Network mengadaan Pelatihan Online Cek Fakta Untuk Akademisi. Dwi Susanti, Kaprodi Ilkom Unimma menyampaikan dalam sambutannya bahwa acara ini merupakan wujud dari kerja sama Prodil Ilkom Unimma, AJI, dan GNI yang kedua kalinya.
“Acara kita bersama AJI dan Google News Initiative ini sudah yang kedua kalinya. Tahun lalu kita juga pernah mengadakan acara bersama dengan tema Digital Hygiene dengan target sasaran adalah mahasiswa. Sementara acara kita kali ini audiensnya adalah civitas akademi Unimma,” papar Dwi Susanti.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Unimma, Purwati mengapresiasi produktifitas dari Prodi Ilkom Unimma atas terselenggaranya pelatihan cek fakta ini. Menurutnya, pelatihan ini penting di era digital saat ini. “Saya mengapresiasi produktifitas Prodi Ilkom dalam menyelenggrakan acara ini terlebih di era digital saat ini,” ungkap Purwati.
Pelatihan Hari Pertama
Pelatihan Online Cek Fakta Untuk Akadem berlangsung selama dua hari dari 18-19 November 2020. Hadir sebagai pemateri pada hari pertama ialah Eviera Paramita Sandi, Online Editor Tribun Bali. Ada empat materi yang disampain oleh Eviera Paramita Sandi. Sesi pertama tentang jenis dis/misinformasi dan dampaknya.
Selanjutnya pada sesi kedua, Eviera Paramita Sandi memaparkan materi tentang teknik monitoring sosial media, web, dan blog. Ia menjelaskan beberapa alat yang dapat digunakan untuk memantau aktifitas media sosial.
“Tools yang digunakan untuk mengecek akun sosial media diantaranya kalau twitter ada misalnya tweetdeck dan https://twitter.com/search-advanced?lang=en. Sementara facebook ada https://intelx.io/tools?tab=facebook,” papar Eviera Paramita Sandi.
Kemudian, materi sesi ketiga ialah analisis sumber. Lebih lanjut, pada sesi keempat membahas tentang verifikasi foto. Pada sesi terakhir ini peserta juga diajak untuk mempraktekan secara langsung verifikasi foto dengan google images.
Pelatihan Hari Kedua
Sementara itu materi pada hari kedua disampaikan oleh Arsito Hidayatullah, redaktur pelaksana suara.com. Pada sesi pertama Arsito Hidayatullah memaparkan materi tentang verifikasi video. Kemudian, sesi kedua membahas tentang cara memverifikasi lokasi. Pada kesempatan ini, Arsito Hidayatullah menjelaskan beberapa tools yang dapat digunakan untuk melacak lokasi sebuah peristiwa.
“Untuk verifikasi lokasi kita dapat menggunakan tools Google Maps, Wikimapia, Yandex, dll,” jelas Arsito Hidayatullah.
Lalu, materi sesi ketiga adalah etika bekerja sebagai pengecek fakta. Kemudian, pada materi terakhir tentang digital hygiene, Arsito Hidayatullah berpesan bahwa kita perlu jeli dan berhati-hati ketika melakukan aktivitas di dunia maya. Terlebih jika hendak mengkoneksikan gawai kita dengan jaringan internet di tempat umum. Karena besar kemungkinan ketika gawai kita terkoneksi dengan jaringan internet di tempat umum maka data kita dapat di askses oleh pihak lain.
“Kita perlu waspada ketika hendak menggunakan wifi di tempat umum, karena data kita bisa diakses oleh orang lain,” papar Arsito Hidayatullah.
Sementara itu, menurut Anissa Hakim Purwantini, peserta pelatihan cek fakta online sekaligus dosen prodi Akuntansi Unimma mengungkapakan tema pelatihan ini menarik karena mengangkat keadaan riil kehidupan saat ini. Ia menambahkan, dengan adanya pelatihan ini membuatnya lebih bijak dalam menyaring kabar yang ia terima.
“Over all acara menarik karena menjawab fenomena yang seringkali muncul di masyarakat. Manfaat pelatihan tersebut bagi saya pribadi menyadarkan untuk lebih bijak ketika mendapatkan suatu kabar berita. Tidak langsung percaya apalagi turut menyebarkan sebelum cek fakta kebenarannya. Meskipun akademisi, ternyata msih banyak teman-teman yang secara “tidak sadar” turut menyebarkan berita hoaks yang justru makin membuat resah masyarakat.” ungkap Anissa Hakim Purwantini.
Sedangkan menurut Sulis Nur Ginanjar, pustakawan Unimma yang juga peserta pada pelatihan ini mengungkapkan bahwa materi pada pelatihan dapat menunjang profesinya saat ini.
“Iya (materi) dapat menunjang (profesinya sebagai pustakawan) karena pada dasarnya pustakawan itu juga merupakan sumber informasi yang ada di perpustakaan, bukan hanya koleksi buku saja yang menjadi sumber informasi,” jelas Sulis Nur Ginanjar.
Fadil Rizqi Pangestu, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhamamdiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma), berhasil meraih juara tiga lomba poster yang diadakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Korwil DIY dan Jateng (27/10/2020).
Fadil Rizqi Pangestu tak menyangka bahwa karyanya akan meraih juara. Ia mengaku, ide pembuatan poster ini mengalir dari pengalamannya selama kuliah daring di masa pandemi.
“Sebenernya bikinnya ini teko ngalir saja, yang tak lakuin pas belajar daring ngapain aja? Ya itu di depan komputer, depan HP, nulis dikit. Di samping itu juga banyak garap hoby, gambar ilustrasi. Makannya gambarnya tak bikin gitu. Ada kameranya, ada komputernya, ada orang lagi nulis,” ungkap Fadil Rizqi Pangestu.
Lebih lanjut, poster karya Fadil berpesan bahwasannya banyak hal yang bisa dilakukan selama kita berada di rumah. Ia mengaku selama pandemi meski hanya berada di rumah saja, namun banyak hal produktif yang bisa ia lakukan. Misalnya saja belajar membuat ilustrasi melalui tutorial di youtube. Hingga bisa menjual hasil karya yang ia buat.
“Kalau untuk pesennya, ya lebih untuk bilang, banyak yang bisa dilakuin pas dirumah, bukan cuma kuliah dan nugas aja, tapi bisa untuk mendalami hobi. Berdasarkan pengalaman ku sendiri, soalnya pas di rumah aku bisa lebih banyak ngulik tentang illustrasi, dan bisa banyak nyoba, liat tutorial, bahkan sampai bisa jual beberapa illustrasi yang saya buat. Alhamdulillah,” cerita Fadil Rizqi Pangestu.
Sementara itu, Prihatin Dwihantoro, dosen pembimbing lomba poster, memaparkan bahwa karya Fadil Rizqi Pangestu ini merupakan poster yang menitik beratkan pada kekuatan visual.
“Kami brainstorming di grup. Kira-kira konsep apa yang dibikin, kemudian Fadil membuat skate visual sebagai proses awal. Setelah itu saya beri masukan sedikit tentang visualnya. Kita membahas pesan konsep posternya. Secara konsep karya Fadil ini masuk ke visual base,” jelas Prihatin Dwihantoro.
Menanggapi hal tersebut Dwi Susanti, Kaprodi Ilkom Unimma, merasa bangga atas prestasi yang telah diraih oleh mahasiswanya. Ia berharap ini bisa menjadi pemantik semangat teman-teman Ilkom Unimma untuk berkarya dan berkometisi dalam perlombaan.
“Kita merasa senang dan bangga bahwa ada mahasiswa ilkom yang menorekan prestasi nasioanal. Kami berharap dengan adanya prestasi yang telah ditorehkan Fadil, menjadi penyemangat untuk Fadil sendiri, dan juga teman-teman mahasiswa Ilkom yang lain untuk berkarya,” tutur Dwi Susanti bangga.
Magelang-Tim Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) yang terdiri dari Dwi Susanti, Prihatin Dwi Hantoro dan Moch. Imron Rosyidi, menjadi pemateri dalam acara bimbingan teknis (bimtek) Relawan Demokrasi (Relasi). Acara ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang.
Relawan Demokrasi merupakan mitra KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam menjalankan agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis kabupaten/kota. Kolaborasi ini, sebagai wujud kerja sama antara Prodi Ilmu Komunikasi dengan KPU Kota Magelang, Senin 26 Oktober 2020.
Moch. Imron Rosyidi menuturkan bimbingan teknologi ini telah diselenggrakan sebanyak dua kali. Bimbingan teknik pertama merupakan pembekalan secara umum diselenggarakan pada 18 Spetember 2020. Sementara, materi kedua berupa evaluasi dan perencanan kedepan.
“Bimtek pertama materi saya tentang literasi digital. Yang kedua tentang strategi adaptasi digital,” jelas Moch. Imron Rosyidi.
Lalu, Dwi Susanti, Ketua Prodi Ilkom Unimma, menyampaikan pada kesempatan kali ini Tim Dosen Ilkom Unimma memaparkan materi sesuai dengan bidang keahlian masing-masih. Prihatin Dwi Hantoro menyampaikan materi tentang desain dan kreasi konten digital. Sementara Moch. Imron Rosyidi menjelaskan tentang komunikasi politik. Kemudian, Dwi Susanti berbagi pengalamannya dibidang sinematografi
Sementara itu, Prhatin Dwihantoro berharap Relawan Demokrasi dapat secara optimal menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi bagi pemilih pemula.
“Untuk bimtek yang kedua kemarin lebih menekankan pada proses evaluasi dari kegiatan sosialisasi yang sudah berjalan dalam satu bulan. Perkembangannya bagaimana? Materi kemarin tentang evaluasi belum optimalnya para relawan menggunakan sosial media. Engagement-nya masih rendah karena mereka masih bingung menentukan semua target. Padahal relasi ini dibentuk untuk menyasar pemilih pemula dan milenial,” ungkap Prihatin Dwihantoro.
Lebih lanjut, Basmar Perianto Amron, Ketua KPU Kota Magelang, menjelaskan Relawan Demokrasi dapat membantu KPU Kota Magelang meneruskan informasi kepada khalayak.
“Dengan adanya relawan demokrasi berbasis warganet yang bersosialisasi melalui media sosial harapannya bahwa masyarakat akan dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat sehingga Pilkada Kota Magelang bisa semakin berkualitas,” ujarnya
Tim Dosen Ilkom Unimma yang diwakili oleh Prihatin Dwihantoro lebih lanjut berhadap, kedepan kerjasama dengan Prodi Ilkom Unimma dengan KPU dapat berjalan lancar. KPU dan Ilkom Unimma direnecanakan akan mengadakan dua acara sebagai saluran pesan pendidikan politik jelang Pilkada 2020 Kota Magelang. Acara tersebut ialah virtual bike dan juga tiktok challenge.
“Alhamdulillah KPU Kota Magelang menggandeng Unimma khususnya Prodi Ilmu Komunikasi untuk mengerjakan dua event. Pertama virtual bike, sebuah acara bersepeda secara virtual (sistemnya secara virtual). Kedua, sosialisasi dengan sosial media yang menggunakan Tiktok. Kita bikin Tiktok challenge. Targetnya milenial. Pesannya memahamkan tentang bagaimana program-program KPU terutama program pilkada 2020. Bagiamana protokolnya, cara nyoblos diwaktu pandemik ini, Program ini menjadi sarana belajar mahasiswa juga dalam membuat event secara virtual,” jelas Prihatin Dwi Hantoro.
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhamamdiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) berdiskusi bersama Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tentang pelaksanaan assessment lapangan (AL) akreditasi secara daring (7/10/2020).
Hadir sebagai narasumber ialah Muhammad Najih Farihanto, Ketua Prodi Ilkom UAD, dan Choirul Fajri, Wakil Dekan Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD. Keduanya berbagi pengalaman Prodi Ilkom UAD tentang assessment yang dilaluinya pada 9 dan 10 Septermber 2020.
Pengalaman yang sama tentang penulisan pelaporan Laporan Kinerja Prodi (LKPS) dengan sembilan kriteria menjadi alasan diskusi ini diselenggarakan. Selain itu, diskusi bertujuan pula agar Prodi Ilkom Unimma memiliki gambaran hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan ketika adanya assessment lapangan.
“Karena UAD memiliki kesamaan dengan kita ya, menggunakan LKPS sembilan standar. Pemaparan pengalaman Assessment Lapangan daring ini dapat menjadi referensi bagi kami (Prodi Ilkom Unimma),” ujar Dwi Susanti, Kaprodi Ilkom Unimma.
Muhammad Najih Farihanto mengungkapkan pengalaman masa tunggu Ilkom UAD antara proses summit LKPS dengan pemberitahuan assessment lapangan relatif lama memakan waktu tunggu kurang lebih enam bulan.
“Kami summit (LKPS) pada akhir tahun lalu (2019). Prosesnya cukup panjang. Masa tunggu cukup panjang. Lalu ada pemberitahuan adanya AL pada semptember kemarin. Itu cukup lama,” uncap Muhammad Najih Farihanto.
Sementara itu, Choirul Fajri pada kesempatan ini memaparkan 3 hal yang perlu dipersiapakan pada AL Daring yakni dokumen LKPS dan LED, data dukung, dan juga kesiapaan IT. Selain itu Ia juga menambahkan tentang perlunya pembuatan time line untuk mengatur jadwal kerja tim persiapan AL.
“Ada tiga poin yang perlu disiapkan yakni dokumen LKPS dan LED, data dukung lainnya, dan kesiapan IT,” ungkap Choirul Fajri.
Prodi Ilkom Unimma berterima kasih atas kesediaan Prodi Ilkom UAD berbagi pengalaman tentang assessment lapangan daring. lMenurut Dwi Susanti, lewat diskusi ini Prodi Ilkom Unimma menjadi memiliki bekal untuk persiapan visitasi mendatang.
“Alhamdulillah kita mendapat insight yang cukup banyak berdasarkan pengalaman yang sudah dirasakan UAD terkait visitasi dengan standar baru. Berbagai macam tips sudah diberikan oleh mas Fajri dan mas Najih sebagai persiapan visitasi, apa saja yang perlu dipersiapkan oleh prodi, kelengkapan dokumen-dokumen dan bukti-bukti penunjang sesuai dengan yang dituliskan dalam dokumen LKPS dan LED,” ujar Dwi Susanti.
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) kembali menggelar publikasi Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) kepada stakeholder eksternal prodi. Stakeholder eksternal kali ini ialah Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) (2/10/2020).
Pada acara yang bernuansa diskusi ini pemaparan LKPS Prodi Ilkom Unimma disampaikan langsung oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH), Purwati. Ia menjelaskan tentang kriteria pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama. Lebih lanjut, dalam presentasinya Purwati menuturkan tentang evaluasi capaian kinerja bagian pendidikan. Ia menyatakan bahwa pada kriterian pendidikan menunjukan tingkat ketercapaian tinggi. Menurutnya hal ini didukung oleh keberhasilan prodi dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif.
“Hasil analisis kriterian pendidikan mencapai 80%. Ini tergolong tinggi, ” papar Purwati.
Sama seperti kriteria enam, pendidikan, Purwati menyampaiakn capaian kinerja kriteria penelitian menunjukan tingkat yang tinggi, yakni 80%. Ia menegaskan hal ini dapat tercapai dikarenakan dosen memiliki pemahaman tentang visi keilmuan prodi. Sehigga, topik penelitian dapat diarahkan sesuai dengan roadmap penelitian prodi.
“Ini (capaian kinerja kriteria penelitian) tergolong tinggi ya, hampir sama seperti yang pertama tadi,” sambung Purwati.
Sementara itu, untuk kriteria delapan tentang pengabidan kepada masyarakat, Ia menjelaskan tingkat ketercapaiannya ialah 60%. Menurutnya ini tergolong sedang. Belum maksimalnya ketercapaian kinerja pada kriteria pengabdian kepada masyarakat disebabkan oleh adanya permohonan dari luar institusi kepada dosen Prodi Ilkom Unimma untuk mengisi pengabdian kepada masyarakat namun dengan tema diluar roadmap pengabdian prodi.
Lebih lanjut, terkait dengan kerja sama, Purwati menjalsakan, Prodi Ilkom Unimma telah berhasil menjalin kerja sama pada skala lokal dan nasional. Sementara itu, kerja sama dengan jangkuan internasioanal masih diupayakan. Oleh karenanya, kerja sama dengan asosiasi dirasa penting guna menjembatani terciptanya kerja sama prodi dengan stakeholder ekternal berskala internasional.
“Terkait dengan itu (kerja sama prodi) kami mencoba mendekat dengan asosiasi untuk mendorong kuantitas dan kualitas prodi ilmu komunikasi pada poin kerja sama. Semoga ini dapat ditindaklanjuti,” ungkap Purwati.
Menanggapi pemaparan tersebut Muhammad Sulhan, Ketua ASPIKOM, mengawali diskusi dengan memberikan penekanan bahwa kurikulum merupakan jantung kekhasan dari sebuah prodi. Ia menyampaikan bahwa proses penyusunan kurikulum di Prodi Ilkom Unimma sudah bagus.
“Hal yang menarik dari prodi sebenarnya ciri khasnya sebenarnya ada pada kurikulum. Kurikulum menjadi harga mati yang akan diperhatikan oleh asesor. Dari kepentingan asesor, kurikulum ini akan mengambil banyak sekali porsi per argumentasi dan diskusinya. Saya melihat, marwah dari teman-teman Universitas Muhammadiyah Magelang sudah bagus. Proses penyusunannya sudah baik. Tahapan-tahapan penyusunannya baik,” jelas Muhamamd Sulhan.
Namun demikian, Muhammad Sulhan memberi masukan terkait dengan adaptasi kurikulum dengan wacana merdeka belajar. Proses relevansi kurikulum dengan konsep merdeka belajar saat ini menurutnya bersifat wajib. Oleh karennnya, banyaknya mata kuliah yang muncul dengan jumlah sks kecil menjadi poin yang harus diperhatiakan oleh Prodi Ilkom Unimma.
“Kita menyarankan jumlah sks (mata kuliah) besar. Tetapi mata kuliahnya sedikit. Itu catatatn yang penting begitu melihat kurikulum,” jelas Muhammad Sulhan lebih lanjut.(ans)
Kurung lebih dalam satu tahun terakhir Prodi Ilmu Komunikasi Universiatas Muhamamdiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) telah menyelesaiakan penyusunan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED). Keduanya merupakan berkas dokumen guna pengajuan akreditasi Program Studi.
Setelah penyusunan ini rampung, tahap selanjutnya ialah mempublikasikan LKPS kepada stakeholder internal dan eksternal. Tujuannya, untuk mendengarkan masukan dari kedua stakeholder. Masukan tersebut nantinya, diharap dapat menjadi bahan pertimbangan perbaikan dan evaluasi kinerja Prodi Ilkom Unimma yang akan datang.
Stakeholder Internal
Publikasi LKPS prodi Ilkom Unimma pada stakeholder internal dimulai pertama kepada mahasiswa. Kemudian lembaga internal universitas, seperti Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Kemahasiswaan (LPPMA), Kantor Urusan Kerjasama (KUK), Biro Keuangan, Biro Sumber Daya Manusia (BSDM), Biro Aset dan Rumah Tangga (BART). Jalannya diskusi diawali dengan pemaparan LKPS kepada stakeholder dilanjutkan dengan mendengarkan masukan-masukan.
Pada diskusi yang melibatkan mahasiswa, tercatat ada tiga masukan yang disampaikan. Pertama tentang pengembangan sarana dan prasaranan pembelajaran. Kedua, pemetaan minta dan bakat mahasiswa yang ditunjang dengan pelatihan soft skill. Ketiga, pendampingan dalam penulisan ilmiah.
“Pertama kan dipetakan dulu Bu, minat dan bakat dari mahasiswa. Dari situ dapat difasilitasi dengan pelatihan soft skill,” usul Annisa Zafira, mahasiswa Ilkom Unimma sekaligus Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH).
Sementara itu dalam bidang kerja sama, Prodi Ilkom Unimma mendapat masukan dari Agus Miswanto, Kepala KUK, untuk mengembangkan kerja sama internasional. Hal terpenting menurutnya dalam pelaksanaan kerja sama ialah adanya dokumentasi riil, misalnya saja MOU dan atau MOA. Serta, pelaksanaan program kerja sama yang bersifat berkelanjutan (27/9/2020).
“Tadi masih dipaparkan tentang kerja sama prodi. Namun belum menyingung tentang kerja sama internasional. Padahal di tingkat univeristas sudah ada 20an MoU yang sudah dijalain oleh universitas. Nah nanti, Prodi bisa menindaklanjuti terkait dengan kegiatan,” tambah Agung Miswanto.
Untuk bidang pendidikan, Elmiawati Latifah, Kepala LPPMA memberi masukan bahwa penting kirannya dosen Prodi Ilkom Unimma mengintegrasikan hasil penelitian yang telah dilakukan kedalam bahan ajar pada materi perkuliahahan yang diampunya.
“Misalnya dengan mengiplemnetasikan hasil riset kedalam bahan kajian pembelajaran,” papar Elmiawati Latifah.
Stakeholder Ekstrernal
Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APIK PTM) menjadi stakeholder ekternal pertama yang mendengarkan pemaparan LKPS Prodi Ilkom Unimma. Pada kesempatan kali ini Aftin Nurul Husan menjelaskan empat kriteria yang menjadi perhatian prodi ilkom Unimma yakni, kriterian enam tentang pendidikan, kriteria tujuh tentang penelitian, kriteria delapan tentang, serta pegembangan kerja sama (29/9/2020).
“Pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan empat kriteria tentang pendidikan, penelitian, pengabdian, dan kerjasama. Karena itu (keempat kriteria) adalah kriteria yang menjadi konsen terbesar kami dalam pengembangan prodi,” jelas Aftina Nurul Husna.
Himawan Sutanto, ketua APIK PTM , memberikan tanggapannya terkait sarana dan prasaranan penunjang pembelajaran. Ia menyatalan bahwa laboratorium merupakan jantung dari program studi. Pengembangan laboratorium prodi menurutnya harus mencirikan kekhasan prodi yang merujuk pada visi misi, capaian pembelajaran, dan profil lulusan prodi.
“Visi misi Ilkom Unimma arahnya pada komunikasi bisnis berbasis media dan digital, maka lab yang akan dikembangkan arahnya nanti akan seperti itu,” papar Himawan Sutanto.
Terkait dengan kerja sama, Kadiv Kurikulum dan Pengembangan APIK PTM, Ayub Dwi Anggoro, menggaris bawahi hubungan kerja sama harus memiliki wujud yang kongkrit. Lebih lanjut Ayub Dwi Anggoro juga memberi masukan kaitannya dengan kerja sama internasional yang stratergis. Ayub Dwi Anggoro menyarankan untuk memilih bekerjasama dengan kampus yang benar-benar dapat diajak untuk berkolaborasi.
“Kalau, Mou hanya sebatas jadi Mou, akan jadi pertanyaan bagi asesor. Maka kegiatan itu harus kongkrit. Misalkan, publikasi bersama,” tutur Ayub Dwi Anggoro.
Sementara Fajar Junaedi, selaku Kadiv Riset dan Pengambangan APIK PTM memberikan masukan tentang pentingnya kolaborasi. Pertama kolaborasi dosen dengan mahasiswa dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat, dan publikasi. Kedua mengkolaborasikan materi perkuliahan kedalam bentuk kerja sama dengan mitra. “Energi kita terbatas, kalau kita tidak mengenered mata kuliah menjadi hal hal seperti itu, energi kita akan habis,” papar Fajar Junaedi. (ans)