Tim kolaborasi dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) dan Universitas Dian Nuswaantoro (Udinus) berhasil meraih pendanaan Riset Unggul Daerah Kabupaten Magelang. Tim diketuai oleh Prihatin Dwihantoro, dosen ilmu komunikasi Unimma. Empat anggota lainnya ialah Candra Yudha Satriya, dosen Udinus, Pristi Sukmasetya, dosen teknik informatika Unimma, dan Moch. Imron Rosyidi, dosen ilmu komunikasi Unimma.
Menurut Moch. Imron Rosyidi, timnya mengusulkan penelitian dengan judul “Membangun Konektivitas Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Platform Shareing Economy”. Penelitian ini dirancang untuk menggali data terkait kondisi, fakta, kesenjangan, solusi, dan rekomendasi pengembangan destinasi pariwisata berbasis desa wisata di Kabupaten Magelang. Ia menambahakan karena masalah terbesar bagi sektor pariwisata adalah interkonektivitas yang tidak berjalan antar sektor satu dengan yang lainnya. Harapannya penelitian ini dapat menjawab masalah tersebut penting untuk dilaksanakan sebagai upaya membantu pembangunan pariwisata di wilayah Kabupaten Magelang.
“Karena problem besar pariwisata adalah interkonektivitas yang tidak berjalan antara satu sektor dengan sektor lain begitu. Maka riset ini harapannya mampu menjawab problem itu degan judul Membangun Konektivitas Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Platform Shareing Economy,” ungkap Moch. Imron Rosyidi
Prihantin Dwihantoro menjelaskan, Kabupaten Magelang memiliki potensi wisata yang besar. Tercatat ada 57 desa wisata di Kabupaten Magelang. Malalui penelitian ini Prihatin Dwihantoro dan tim ingin melihat bagaimana hubungan antar desa wisata di Kabupaten Magelang dapat terkoneksi, dampaknya pada pemerataan ekonomi, serta hubungan antar stakeholder dsb.
“Dengan mengambil sudut pandang yang berbeda bahwa Borobudur, Kabupaten Magelang, itu adalah salah satu destinasi superpritas dari lima destinasi superpritas yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Jadi kita melihat bagaimana sih hubungan antar desa wisata itu? Yang kita tahu ada 57 desa wisata yang ada di Kabupaten Magelang, apakah itu (57 desa wisata saling) terkoneksi? apakah itu impact-nya ada terkait pemerataan ekonominya? Bagaimana, kemudian antar stackholdernya? Dan sebagainya,” ujar Prihatin Dwihantoro.
Riset Unggul Daerah diselenggrakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) dan Penelitian dan Pengembangan Daerah LITBANGDA dalam rangka perencanaan pembangunan derah yang ideal dengan tagline Planning by Research. Terdapat lima tema riset unggulan yaitu: Strategi di Bidang Kesehatan Terhadap Dampak Pandemi Covid-19, Implementasi Penanganan RTLH dalam Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Kawasan Perdesaan, Membangun Konektivitas Pariwisata di Wilayah Kabupaten Magelang, dan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Prihatin Dwihantoro bersama timnya berharap agar hasil penelitian yang telah dilakukan ini dapat bermanfaat dalam upaya pembangunan daerah yang unggul. Besar harapannya Pemerintah Kabupaten Magelang memiliki arah pembangunan yang idela berdasarkan gambaran riil berdasarkan data-data hasil riset.
“Harapannya dari hasil dari riset ini dapat digunakan dan diimplementasikan di Magelang,” tambah Prihatin Dwihantoro.
Penulis: Erna
Editor: Annis