Magelang-Tiga mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (Prodi Ilkom Unimma) lulus tanpa skripsi. Mereka ialah Yoana Puspita Sari, Tjut Afrieda Syahara, dan Hikmawati Fajri Devi Safitri. Ketiganya dapat lulus tepat waktu dengan jalur penyetaraan skripsi berdasarkan Peraturan Rektor No. 010/PER/II.3.AU/F/2017 tentang Penghargaan Akademik Terhadap Prestasi dan Kegiatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (19 Mei 2022).
Dwi Susanti, Ketua Prodi Ilkom Unimma, menyambut baik adanya peraturan rektor tersebut. Menurutnya, peraturan tersebut merupakan refleksi dan adaptasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di universitas. Ia menambahkan mahasiswa menjadi memiliki alternatif untuk memilih sendiri jalur kelulusannya.
“Melalui skema ini, kita memberikan kesempatan untuk mahasiswa memilih sendiri, dengan apa yang mereka akan lulus? Apakah dengan jalur penulisan skripsi reguler? Atau menggunakan alternatif lain seperti, mengikuti konferensi baik nasional maupun internasional? Atau mempublikasikan artikel ilmiah kedalam jurnal terakreditasi? Atau bagi mahasiswa yang memang basisnya adalah praktik kreatif, maka dia juga bisa melakukan atau membuat tugas akhir berupa video atau film yang nanti dikompetisikan. Kemudian, hasilnya bisa dikonversi atau disetarakan dengan skripsi,” papar Dwi Susanti.
Dwi Susanti melanjutkan, Prodi Ilkom Unimma secara konsisten berupaya memberikan fasilitas yang mendukung mahasiswa agar dapat lulus tanpa skripsi.
“Progam studi memfasilitasi mahasiswa dengan cara memberikan pendampingan secara intensif. Mahasiswa akan mendapatkan dosen pembimbing sebagai kawan diskusi yang memberikan insight terkait penelitian ataupun artikel yang akan dituliskannya. Selain itu, kesempatan ini membuka kolaborasi antara dosen mahasiswa,” jelas Dwi Susanti.
Lebih lanjut, Dwi Susanti menyatakan, kebijakan ini menjadi langkah strategis Prodi Ilkom Unimma untuk mendorong masa studi mahasiswa agar dapat lulus dengan jalur yang sesuai dengan passion mereka.
“Kami selalu mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan penyetaraan ini untuk mereka berprestasi. Membuat karya dan project yang nanti akhirnya bisa dikonversi ke skripsi. Sehingga mahasiswa prodi ilmu komunikasi sangat-sangat bisa lulus tanpa menulis skripsi,” tegas Dwi Susanti.
Ditemui secara terpisah, Yoana Puspita Sari menceritakan pengalamannya mantap memilih jalur penyetaraan skripsi sebagai perjalanan studinya menuju kelulusan. Ia dan Hikmawati Fajri Devi Safitri memilih jalur sebagai pemakalah konferensi nasional sebanyak tiga kali.
“Saya dan Hikma lulus dengan jalur sebagai pemakalah dalam seminar nasional. Kami mengikuti tiga kali seminar nasional, yaitu seminar nasional Urecol 13, Urecol14, dan konferensi internasional KIIIS-4. Hasil dari paper kami kemudian dimuat di proseding,” ungkap Yoana Puspita Sari.
Sementara Tjut Afrieda Syahara memilih jalur penyetaraan skripsi sebagai penulis utama artikel yang dipublikasikan jurnal terakreditasi peringkat Sinta-4. Penelitainnya dengan judul “Komunikasi Bencana Melalui Opinion Leader” berhasil diterbitkan pada jurnal Komuniti.
“Jalur penyetaraan saya melalui publikasi jurnal ilmiah di jurnal Sinta, yaitu Sinta 4. Penulisan jurnal sudah di lalukan di semester 6, penelitian ini merupakan output dari tugas akhir semester di mata kuliah komunikasi bencana. Awal upload sampai publikasi membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 3 bulan,” cerita Tjut Afrieda Syahara.
Sementara itu, Fadillah Sandy, selaku dosen pembimbing mengungkapkan, proses bimbingan tidak hanya dilakukan oleh dosen pembimbing. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan dosen pengampu mata kuliah. Ia menjelaskan banyak artikel mahasiswa merupakan luaran dari tugas atau proyek akhir mata kuliah.
“Proses bimbingan sebetulnya tidak hanya dilakukan oleh dosen pembimbing, tetapi juga dosen pengampun mata kuliah. Dosen pengampu mata kuliah biasanya membimbing isi dari artikel. Dimulai dari brainstorming sampai proses menulis. Sementara, dosen pembimbing berperan mengarahkan step by step hal-hal yang perlu dilakukan oleh mahasiswa dari mulai pendaftaran smpai publikasi artikel. Dosen pembimbing juga mengarahkan agar artikel sesuai dengan ketentuan seminar agar tulisan lebih matang,” ungkap Fadillah Sandy.