Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang ( HIMANIKA UNIMMA) lolos pendananaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Tim yang beranggotakan 15 mahasiswa ini diketuai oleh Adrian Dika Indrata. Tim Himanika Unimma mengusulkan program PHP2D berjudul “Regenerasi Kesenian Njanen Melalui Implementasi Teknologi Digital di Desa Seloprojo” dibawah bimbingan Prihatin Dwi Hantoro. Kegiatan ini nantinya akan berlokasi di Desa Seloprojo, Kelurahan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Desa Seloprojo memiliki beberapa potensi kesenian seperti Warok, Mesisiran, Njanen, Kuntulan, Abitan, Wayang, dan Soreng. Salah satu yang terkenal ialah kesenian Njanen. Njanen merupakan kesenian tradisional yang mirip dengan sholawatan. Syairnya berisi tentang puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW, nasihat kehidupan, dan doa. Kesenian Njanen menarik karena dilantunkan dengan dua bahasa, yakni Bahasa Arab dan Jawa.

Namun demikian, berdasarkan data yang dihimpun oleh Adrian Dika Indrata dkk, warga Desa Seloprojo mengalami hambatan dalam untuk mempromosi Njanen sebagai kesenian asli Kabupaten Magelang. Seperti misalnya, kesulitan dalam regenerasi, keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana, dan keadaan sosial-ekonomi.

“Kurangnya akses dan publikasi terhadapa kesenian Njanen. Jadi, (Njanen) masih sangat asing dikalangan pemuda. Walaupun memang menjadi ciri khas Desa Seloprojo. Sehingga masih sangat sulit untuk mempromosikannya,” papar Adrian Dika Indrata.

Selain itu, menurut Adrian Dika Indrata, kurang dikenalnya kesenian Njanen sebagai budaya bangsa tak lepas dari kurangnya minat generasi muda untuk ikut andil melestarikan budaya tersebut.

“Melihat kenyataan masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang dianggap lebih menarik dan lebih modern. Kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat dari kurangnya generasi penerus yang memiliki minat belajar dan mewarisinya, maka dari itu HIMAKOM mengangkat pelestarian kesenian Njanen tersebut untuk dijadikan rancangan program PHP2D,” ungkap Adrian Dika Indrata.

Adrian Dika Indrata menambahkan, berdasarkan faktor-faktor yang telah ia sebutakan tadi, maka program yang timnya rancang ini penting untuk dilaksanakan. Adrian Dika Indrata menjelaskan lebih lanjut tentang serangkaian acara yang akan dijalankan dalam program ini. Diawali dengan pembentukan kelompok pemuda Njanen. Kemudian, melakukan sosialisasi untuk regenerasi. Selanjutnya, sosialisasi tentang penggunaan teknologi digital bagi masyarakat untuk digunakan publikasi dan konten.

“Teknologi digital yang kami akan berikan seperti pembuatan film dokumenter, pembuatan poster, dan publikasi disosial media terkait kesenian Njanen ini. Nantinya kami akan mendatangkan juga praktisi sosial media untuk memperdalam keterampilan pemuda Desa Seloprojo dalam membuat materi konten dan teknik publikasi kesenian Njanen. Pelatihannya dua kali dalam sepekan,” jelas Adrian Dika Indrata.

Adrian Dika Indrata menambahakan, nantinya tim akan memberikan pelatihan kesenian Njanen kepada pemuda Desa Seloprojo bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan pemain Njanen senior.

Penulis: Feni
Editor: Annis