Oleh: Sihabuddin
Tulisan ini sudah dimuat di Koran Jakarta Edisi 30 Juli 2018
Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dan beriklim tropis Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang begitu melimpah. Keanekaragaman hayati Indonesia menempati urutan kedua di dunia setelah Brazil. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia, 15,3% nya terdapat di Indonesia (sumber: http://news.unpad.ac.id). Salah satu keanekaragaman hayati di Indonesia yang begitu melimpah adalah tumbuh-tumbuhan. Adapun tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di Indonesia banyak sekali macamnya, tergantung melihat dari sisi yang mana. Secara garis besar tumbuh-tumbuhan dibagi dua, ada yang berbuah ada yang tidak, yang berbuah pun ada yang bisa dimakan ada yang tidak.
Buah-buahan yang merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kesehatan tubuh sangat dekat sekali dengan kehidupan manusia. Sehingga pohon buah-buahan sengaja di tanam dipekarangan rumah bahkan di tanam di kebun karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas dan menjadi lahan bisnis. Buah-buahan ada yang sangat populer ada yang tidak. Buah-buahan yang populer buah-buahan yang mudah hidup di berbagai belahan dunia dan dibawa oleh manusia dari suatu wilayah ke wilayah lain. Seperti buah pisang yang merupakan salah satu buah paling populer di seluruh dunia. Buah pisang yang diperkirakan berawal dari Asia Tenggara saat ini sudah mendunia karena buah ini mudah tumbuh di berbagai tempat dan memiliki banyak manfaat. Selain pisang, ada buah kelapa yang diperkirakan dari pesisir Samudra Hindia di sisi Asia, buah mangga yang diperkirakan dari perbatasan India dan Myanmar, buah jeruk yang diperkirakan dari Asia Timur dan Asia Tenggara, Apel yang diperkirakan dari Asia Tengah, Nanas yang berasal dari Brazil, Pepaya yang berasal dari Meksiko, dan buah-buahan lain yang mudah dijumpai di berbagai belahan dunia.
Salah satu ciri khas dari buah-buahan populer ialah memiliki nama tersendiri atau sebutan tersendiri dalam setiap bahasa. Hal ini dikarenakan buah-buahan populer tersebut sudah sangat dekat dengan masyarakat di suatu wilayah tertentu sehingga masyarakat berhak memberi nama sesuai kesepakatan masyarakat di daerah tersebut. Seperti buah pisang dalam bahasa Indonesia yang dalam bahasa Inggris disebut banana, dalam bahasa Arab disebut mauzun, dalam bahasa Mandarin disebut Xiāngjiāo, dalam bahasa hindi disebut kele, dalam bahasa Shawili disebut ndizi, dan nama-nama lain di berbagai bahasa yang berbeda. Begitu pula dengan buah-buahan populer lainnya yang memiliki banyak sebutan di berbagai bahasa.
Buah Lokal Indonesia
Indonesia memiliki banyak sekali buah-buahan lokal yang kurang populer karena kalah bersaing dengan buah-buahan yang sudah medunia. Padahal buah-buahan lokal tersebut tidak kalah rasanya dan khasiatnya dengan buah-buahan yang sudah populer di masyarakat. Bahkan, buah-buahan lokal tersebut rasanya unik karena jarang dikonsumsi. Seperti buah trenggulun, buah-buahan dari pohon yang berduri ini rasanya manis asam bahkan terasa aneh, namun buah yang tumbuh di dataran rendah ini memiliki khasiat untuk meredakan sariawan. Selain trenggulung yang banyak ditemukan di Jawa, ada buah matoa yang merupakan buah asli dari tanah papua. Buah yang rasanya sangat manis ini memiliki aroma yang unik karena aromanya campuran rambutan, klengkeng, dan durian. Memang saat ini matoa sudah mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia, tapi kepopulerannya masih kalah dengan buah-buahan impor yang sudah mendunia.
Selain trenggulun dan matoa, ada buah jamblang yang sulit ditemukan di perkotaan namun tumbuh liar di pedesaan. Jamblang yang memiliki banyak nama di Indonesia sesuai dengan bahasa daerahnya terasa asing bagi orang-orang kota karena buah-buahan ini jarang terdapat di super market, mall, dan pusat perbelanjaan lainnya. Padahal buah ini kandungan vitamin A dan C nya tidak kalah dengan buah yang mudah ditemukan di pasaran. Memang buah jamblang juga ditemukan di negara-negara lain tapi buah ini sangat dekat dengan masyarakat pedesaan sehingga perlu dikembangkan seperti buah-buah lainnya. Selain Jamblang ada buah buni yang namanya agak asing bagi masyarakat Indonesia padahal buah ini memiliki rasa yang unik antara asam dan sepat sehingga enak kalau dibuat rujak serta kaya akan manfaat, buah buni sudah jarang ditemukan di pekarangan karena tidak dibudayakan dan dinilai kurang komersil untuk dibudidayakan. Selain buah-buahan tersebut masih banyak buah-buahan lokal yang kurang populer.
Penyebab kalahnya buah-buahan lokal kalah bersaing dengan buah-buahan yang sudah mendunia karena kurangnya minat orang Indonesia sendiri untuk membeli buah-buahan lokal. Orang Indonesia lebih suka membeli buah-buahan impor karena dinilai lebih mewah seperti anggur, buah pir, strawberry, buah naga, kiwi, cherry, dan buah lainnya. Sehingga para petani atau pekebun yang hidupnya dari menjual hasil pertanian atau perkebunan enggan menanam buah-buahan lokal yang sebenarnya tidak kalah dengan buah-buahan impor karena tidak ada yang membeli dan tidak ada pengepul juga. Selain itu, banyak masyarakat yang belum tahu nama-nama buah-buahan lokal karena jarang ditemui di pasaran. Padahal bisa jadi masyarakat yang belum tahu sangat menyukainya.
Maka dari itu buah-buahan lokal perlu untuk dipopulerkan tidak hanya bentuk buahnya tapi juga khasiatnya agar semakin dikenal oleh masyarakat dan semakin diminati sehingga para petani semangat untuk membudidayakan sebab sudah menemukan pasar untuk dijual. Agar semakin populer, harus mengubah cara pandang masyarakat kalau buah-buahan lokal lebih berkelas dari pada buah-buahan impor. Dengan mengubah cara pandang masyarakat bahwasannya buah-buahan lokal lebih berkelas maka buah-buahan lokal akan dihidangkan di acara-acara penting seperti pernikahan, syukuran, dan acara lainnya. Tentunya juga perlu diiklankan oleh pemerintah di berbagai media ajakan untuk mengkonsumsi buah-buahan lokal sehingga buah-buahan lokal semakin dikenal dan diminati.
Penulis: Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang