Magelang, Senin (21/10/2019) – Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Magelang, bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen dan Googl News Initiative dan Internews mengadakan Halfday Basic Workshop dengan tema “Hoax Busting and Digital Hygiene”. Bertempat di aula rektorat lantai tiga, Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang. Dua pembicara yang hadir berasal ialah Syifaul Arifin, wartawan Harian Umum Solopos dan Agung Purwandono, wartawan krjogja.com.
Menurut Agung, di Indonesia masih rentan terkena permasalahan hoax. Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan dan kesiapan masyarakat dalam meliterasi berita-berita di internet. “Diadakannya workshop ini karena banyaknya hoax di Indonesia dan literasi internet oleh masyarakat itu masih kurang.” paparnya.
Dwi Susanti, selaku ketua pelaksana, juga menambahkan bahwasannya berita bohong menjadi permasalahan yang masih perlu perhatian dari berbagai kalangan, salah satunya ialah dari sisi akademis. “Ini adalah respon kami sebagai institusi pendidikan kami tidak bisa berdiam diri melihat masyarakat kita masih resah dengan permasalahan hoax. Hoax ini sudah dan masih menjadi isu primadona di masyarakat. Masih banyak kekhawatiran masyarakat akan hoax bahkan dalam level pemerintahan itupun masih mengkhawatirkan tentang hoax,” jelasnya.
Permasalahan hoax ini menjadi sebuah keresahan bersama. Oleh karenanya, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang, sebagai institusi yang bergerak dalam keilmuan komunikasi digital merasa perlu berperan serta dalam menyikapi hal tersebut. Sebagai langkah awal ialah memberikan pembelajaran bagi mahasiswa melalui workshop ini. “Lalu kemudian kami berfikir bagaimana caranya kita dari institusi coba mengedukasi masyarakat melalui mahasiswa,” ujar Dwi Susanti.
Dalam pemaparannya Agung Purwandono menjelaskan untuk mengantisipasi fenomena hoax dapat berawal dari diri sendiri. Pertama ialah berupayakan meneliti terlebih dahulu kebenaran dari informasi. Kemudian, ia juga menghimbau untuk tidak tergesa-gesa dalam membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya. “Penanggulangannya bisa dimulai dari diri sendiri, terutama ketika menerima sebuah informasi jangan langsung di share tapi harus di teliti kebenarannya, kalau meragukan jangan di share,” ungkapnya.
Lebih lanjut, workshop yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini menurut peserta, Adi Nur, berjalan seru. Ia mengaku mendapat informasi yang lengkap dalam meangani permaslahan hoax. “Workshop ini sangat bagus, seru, sangat membantu dalam menangani hoax yg telah menjadi kehidupan kita ini, bisa mengetahui tool-tool google yang belum diketahui sebelumnya, dan workshop ini membantu para mahasiswa/i agar lebih mengenali hoax yang sebenenarnya, dan lebih bijak dalam bermedia sosial.” (an)