Oleh: M. Reza Ariski (Ilkom 2019)
Hallo gaes, pada kesempatan kali ini saya akan mereview salah satu film yang sangat inspirasional. Film dari Britania Raya ini disutradarai oleh Tom Hooper, salah satu sutradara yang sangat terkenal di dunia perfilman. Film ini dirilis pertama kali pada tanggal 6 September 2010 pada salah satu acara festival film. Film “The King Speech” ini diperankan dengan sangat apik oleh Colin Firt sebagai Raja George VI/ Pangeran Albert, Helena Bonham Carter sebagai Ratu Elizabeth Bowes-Liyon, dan Geoffrey Rush sebagi Lionel Logue.
Film ini menceritakan perjuangan Raja George dalam melawan keterbatasannya dalam berbicara/ gagap. Pangeran Albert adalah anak kedua dari Raja George V. Pangeran Albert naik tahta menjadi seorang raja pada saat ayahnya wafat. Setelah sang ayah wafat, seharusnya kakaknyalah yang menjadi seorang raja. Namun, kakaknya lebih memilih untuk menikahi/ menjalin hubungan dengan seorang wanita yang masih bersuami/ bercerai. Dalam aturan kerajaan, seorang anggota kerajaan dilarang menikahi seorang wanita yang bercerai atau bahkan masih bersuami. Karena hal tersebut, Pangeran David pun harus menyerahkan tahtanya tersebut kepada sang adik yaitu Pangeran Albert untuk menjadi Raja di Britania Raya.
Pangeran Albert adalah seorang keturunan raja yang gagap sejak kecil. Dia selalu gagap ketika dia sedang takut. Maka dari itu istrinya mencarikan seorang ahli untuk menyembuhkan kegagapan suaminya. Dia telah melakukan berbagai macam metode penyembuhan dari berbagai dokter hingga pada ahirnya dia membawa Pangeran Albert kepada Lionel Logue. Pada awal pertemuan Pangeran Albert sempat menyerah dengan metode yang dipakai oleh Logue sehingga dia memutuskan untuk langsung berhenti. Namun, pada saat di rumah dia memutar kembali rekaman suaranya yang diambil oleh Logue. Dalam rekaman tersebut, Pangeran Albert membaca secara lancar tanpa gagap sedikitpun. Hal tersebut membuat Pangeran Albert kembali percaya dengan metode yang diterapkan Logue sehingga dia memutuskan untuk melakkukan terapi dengan Logue. Berbagai cara dia lakukan pada saat terapi sehingga kegagapan Pangeran Albert sedikit berkurang. Dengan terapi yang dilakukan dengan Logue secara tidak langsung justru membangun kedekatan dengan Logue sehingga Pangeran Albert sudah seperti adik dari Logue itu sendiri.
Pada suatu ketika, saat Inggris melakukan perang dengan Hitler/ Jerman, Pangeran Albert harus memberikan pidato sambutan ,ini salah satu pidato besar pertama setelah menjabat menjadi seorang raja. Pada saat itu Pangeran Albert sangat takut dan meminta Logue untuk membantunya dalam pidato ini. Pada saat itu istrinya dan juga Logue memberikan dukungan mental juga kepada Pangeran Albert agar dapat melakukan pidato ini dengan baik. Pada saat pidato itu tiba Pangeran Albert ditemani Logue dalam pidatonya tersebut sehingga Pangeran Albert dapat berpidato dengan lancar dan baik.
Menurut saya, pada film ini banyak sekali yang layak dicontoh, terutama kita sebagai mahasiswa komunikasi. Meningkatkan kepercayaan diri itu sangat penting terlebih saat public speaking. Kepercayaan diri ibaratnya sebuah pondasi bangunan. Kalau kepercayaan diri kita lemah, maka usaha yang telah kita lakukan dapat dengan mudah runtuh. Ketika kita menjaga image kita di mata orang kita harus mampu berkomunikasi secara asertif dan segala yang kita lakukan itu harus dengan kepercayaan diri. Untuk membangun kepercayaan diri kita, kita harus kenali apa masalahnya dalam diri kita sendiri. Setelah kita tahu apa masalahnya dalam diri kita, maka kita harus berusaha memutuskan lingkaran setan keraguan diri kita.
Sama seperti saat Pangeran Albert memperbaiki bicaranya dalam mengucapkan sebuah kata, dia lakukan dengan cara afirmasi diri secara positif. Dia mengulangi setiap kata yang sulit hingga dia mampu mengucapkan kata tersebut. Tanpa kepercayaan diri setinggi apapun keahlian atau jabatan yang kamu miliki, maka semua itu tidak akan berguna. Dari sekian banyak pesan moral dalam film ini, kepercayaan diri menjadi benang merah bahwa kita harus bisa menghilangkan keragu-raguan dalam hidup kita.