Antara Artis, Rating dan Trending
Oleh: Sihabuddin
Tulisan ini sudah dimuat di Magelang Ekspress Edisi 9 Juli 2018
Beberapa tahun silam televisi sebagai media massa menjadi primadona bagi semua kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan televisi waktu itu memiliki banyak kelebihan atau banyak variasi terutama dari segi hiburan dari pada media massa lainnya seperti koran dan radio (meskipun koran dan radio memiliki kelebihan yang tidak dimiliki televisi). Sehingga waktu itu banyak orang berlama-lama di depan televisi untuk mendapatkan informasi atau hiburan yang diinginkan. Apalagi semakin lama semakin banyak saluran dengan berbagai karakter masing-masing sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melihat hal ini, para pengelola televisi berlomba-lomba untuk mendapatkan hati masyarakat dengan membuat program-program menarik tujuannya untuk meningkatkan rating program yang dibuat. Jika program yang dibuat ratingnya tinggi maka akan banyak iklan dari perusahaan besar berdatangan karena iklan tersebut otomatis ditonton orang banyak. Tentunya kedua belah antara pihak antara pengelola televisi dan pengiklan akan mendapatkan banyak keuntungan jika program yang dibuat ratingnya tinggi.
Untuk mendapatkan rating yang tinggi tentunya membutuhkan banyak aspek salah satunya pemeran atau artis yang berkualitas. Artis sangat menentukan tingginya rating sebuah program televisi, maka tidak heran artis yang sudah terkenal dengan prestasinya dibayar mahal untuk membintangi sebuah program maupun iklan. Karena artis yang sangat populer menjadi magnet masyarakat untuk menonton program yang disajikan di televisi. Bahkan artis papan atas tidak segan-segan menolak tawaran untuk membintangi sebuah acara di televisi jika harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Dengan sangat dibutuhkannya artis dalam sebuah program televisi dan tentunya dengan bayaran yang mahal membuat orang sangat berminat untuk jadi artis selain juga bisa terkenal. Maka tidak heran banyak orang benar-benar berjuang untuk menjadi artis papan atas baik dari segi harta maupun tenaga. Sebab artis papan atas terbukti mampu menaikan rating program acara televisi.
Antara pengelola program televisi, pengiklan, dan artis saling membutuhkan dan kebutuhan tersebut akan terpenuhi jika program televisi yang disajikan mendapatkan rating tinggi. Namun, sejak beberapa tahun yang lalu setelah dunia internet semakin maju dan ditemukannya berbagai media baru termasuk youtube rating pun bukan satu-satunya jalan untuk menampilkan hiburan atau informasi audio visual. Begitu pula dengan dunia artis, dengan adanya youtube orang tidak perlu banyak biaya bahkan merantau ke Jakarta untuk menjadi artis papan atas agar menjadi magnet menaikan rating sebuah program televisi. Saat ini jika orang yang bercita-cita jadi artis sudah tidak mampu untuk menjadi peninggi rating televisi bisa mencoba untuk menjadi peningkat peringkat trending di youtube.
Youtube yang merupakan sebuah situs berbagi video sangat akrab sekali dengan pengguna internet terutama bagi kalangan anak muda. Bahkan, dengan adanya youtube setiap orang bisa menjadi pembuat video dengan menjadi artis sendiri dan setiap orang bisa melihat video selama terkoneksi dengan internet dan memberikan komentar langsung terhadap video tersebut, dan video yang paling banyak dikunjungi atau ditonton inilah yang disebut dengan trending. Seseorang atau kelompok orang bisa menjadi artis terkenal tanpa diliput televisi asalkan video yang dibuat dan dibintangi dirinya sendiri sering bahkan selalu trending di youtube. Apalagi untuk kalangan muda untuk saat ini lebih sering menonton tayangan di internet terutama di youtube daripada menonton televisi. Hal ini karena youtube sangat fleksibel dari segi waktu dan tempat selama terkoneksi dengan jaringan internet. Jadi orang yang terkenal lewat youtube bisa jauh lebih terkenal dengan orang yang terkadang tampil di televisi.
Kaitan Rating dan Trending
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semuanya bisa dihubungkan dan disatukan, tayangan televisi bisa diupload di youtube begitu pula video di youtube bisa disiarkan di televisi. Bahkan stasiun televisi saat ini juga memiliki akun youtube. Sehingga artis yang sering muncul di televisi bisa dengan mudah muncul di youtube baik dari pribadi atau dari pihak televisi . Namun, orang yang sering muncul di youtube belum tentu muncul di televisi kecuali videonya trending di youtube dan diundang ke acara televisi. Orang yang videonya trending apalagi sering trending di youtube sudah menjadi artis di mata masyarakat tanpa harus muncul di televisi karena mampu mencuri perhatian orang dengan video-videonya yang menghibur. Pihak stasiun televisi tentunya tidak mau membuang kesempatan ini dengan mengundang artis youtube tersebut karena akan menjadi magnet acaranya agar ratingnya tinggi. Jadi untuk menaikan rating program televisi bisa mengundang artis-artis youtube yang videonya sering trending. Begitu pula sebaliknya, acara-acara televisi yang ratingnya lumayan tinggi dan segmentasinya anak muda akan menjadi trending di youtube seperti acara Indonesian Idol yang sering trending di youtube. Jadi saat ini pengelola program televisi dan artis-artisnya tidak hanya mengejar rating tapi juga trending. Bahkan trending di youtube dan sosial media terkadang jauh lebih meningkatkan pamor seorang artis di kalangan anak muda dari pada di acara televisi.
Banyak sekali artis-artis yang bermula dari trending youtube akhirnya menjadi artis yang ratingnya tinggi di televisi dan video-videonya di youtube tetap banyak pengunjungnya. Seperti Via Vallen, Nissa Sabyan, Nella Kharisma, Justine Bieber, PSY dengan Gangnam Stylenya dan lainnya. Ada pula yang memang berangkat dari ikut casting untuk program acara ditelevisi atau terkenalnya berawal dari televisi dan mampu menaikan rating acara tersebut, di youtube pun karya-karyanya sering trending, seperti group band Armada, Anji, Virgoun, Siti Badriyah, Agnez Mo, dan lainnya. Sehingga ukuran populernya karya seorang artis tidak hanya dilihat dari rating televisi atau trending dari youtube saja tapi bisa dilihat dari keduanya, yaitu rating dan trending.
Penulis: Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang